Leta sampai didepan gerbang rumah mewah bergaya eropa, beberapa mobil terpajang rapi dihalamannya. Ia mengedarkan pandangannya menyapu seluk beluk rumah ini.
"Iyan...." gumamnya.
Ia baru sadar, satu buah mobil yang terpakir tepat disamping paling kanan rumah itu nampak familiar baginya.
"Itu kan mobil aldi."
Pintu berwarna putih itu terbuka, menampilkan sosok pemuda yang selama ini selalu menganggunya.
"Kalian ati-ati dijalan."
"Iya, bawel lo kaya bang ezra."
Deg
Jantung leta serasa berhenti berdetak. Nama itu?
"Iya deh iya, biar nanti gue bilangin sama orangnya."
"Ngaco lo! Abis kita sama dia nanti."
"Lo bilang apa di? Kita? Lah, yang ngomong kan lo."
"Udah-udah ribut mulu kalian, ayo buruan! Aterin kita balik."
"Balik gih sono! Gue ogah nganterin."
"Ya si kunyuk! Lo yang udah jemput gue sama mela bege! Anterin! "
"Ogah! Mending gue anterin demay aja daripada lo singa! "
"Eh, lo-"
"Ish, jadi pulang gak nih?! Gue bilangin bunda eva loh ya. "
Lagi dan lagi tubuh leta serasa kaku, nama itu? Apa hubungannya mereka dengan kedua orang yang disebutkan mela? Lalu ryan?
"Udahlah kita pamit ya yan, inget minum obatnya! "
"Iya.... "
"Assalamuallaikum"
"Walaikumsallam"
Leta menyingkir dan bersembunyi dibalik pohon kecil disamping gerbang, ketika gerbang terbuka mobil hitam milik aldi melaju melewatinya.
"Apa arti ini semua? " gumamnya.
•°•°•°•°•
Leta masih terjaga dari tidurnya, padahal jam menunjukkan pukul 10.45. Beruntung besok adalah hari minggu, jadi ia bisa leluasa.
"Ryan.... Atau, iyan? "
Ia bingung, segalanya terasa bagaikan kepingan-kepingan puzel. Harus ia susun, tapi ia tak menemukan letak bagiannya dengan jelas.
"Bunda eva? Bang ezra? Papa? Ryan? Apa arti ini semua? "
Apa mungkin ryan itu sahabat kecilnya? Apa mungkin bunda eva dan ezra adalah keluarganya? Apa mungkin ryan adalah pasien papanya? Sehingga kemarin papanya izin kerumah ryan.
Banyak kemungkinan yang dapat terjadi. Terlintas satu nama dalam pikirannya, dan orang itu yang dapat mengerti dirinya.
"Hallo"
"Hallo kak"
"Kenapa ta? Kok nelpon kakak malem-malem? "
"Kak abi tau sesuatu tentang keluarga iyan? "
Hening sejenak.
"Kamu udah kerumahnya? "
"Udah kak, dan itu semua ada kaitannya sama sahabat-sahabat aku."
"Ta, kamu liat siapa pemilik rumah itu? "
Leta terdiam, kemudian menjawab ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cokelat love story (END)
Teen FictionRyan abimana putra, sosok pemuda dengan sifat ceria, baik, serta penyayangnya mampu menaklukan hati setiap wanita yang melihatnya. Dirinya bagaikan cokelat, begitu memanjakan setiap lidah yang merasakannya. Tak hanya dirinya, kehidupannya juga sama...