"ALFIAAAAANN!"
Eriska mengangkat kepalanya ketika mendengar pekikan itu.
"Jangan lari kamu! Jangan kurang ajar kamu sama guru!" teriak Bu Ciah sambil mengacung-acungkan penggaris kayunya.
Oke, kita bahas sedikit siapa itu Bu Ciah. Nama aslinya Siti Chamsiah. Guru matematika. Killer? Beh!
"Fin, Bu Ciah lagi neriakin siapa sih?" tanya Eriska penasaran.
"Ya siapa lagi kalo bukan kak Alfian. Dia kan emang hobi banget bikin semua guru hipertensi," jawab Safina dengan santainya.
Eriska mengerutkan keningnya. "Maksudnya kak Alfian? Kelas 9-8 ?"
Safina mengangguk cepat.
"Yang kemarin dipanggil ke ruang BK itu dong?" Eriska memastikan lagi.
"Iyalah. Siapa lagi coba, Ris?" balas Safina sambil berkacak pinggang.
Eriska mengangguk kecil. "Gila juga ya dia. Jadi kakak kelas bukannya nyontohin yang baik buat adik-adik kelasnya." komentar Eriska.
"Ya gimana lagi ya, Ris, emang orangnya begitu. Ganteng-ganteng, kelakuannya minus." ujar Safina sambil melirik Alfian yang masih berlomba lari dengan Bu Ciah.
Eriska ikut mengarahkan pandangannya lagi ke luar pintu dimana kini ia bisa melihat dengan jelas Alfian yang sedang memanjati ring basket untuk menghindari amukan Bu Ciah.
"Udah, Ris, anak bandel nggak usah diliatin. Beresin file OSIS aja yuk," ujar Safina yang langsung membuyarkan pandangan Eriska.
KAMU SEDANG MEMBACA
God's Plan
Teen Fiction[SELESAI] \\\ SUDAH DIREVISI /// Semakin kita benci, semakin kita cinta. Entah mengapa Eriska selalu meremehkan kalimat sakti tersebut. Baginya, jika kita telah membenci seseorang, maka kita tidak akan pernah bisa mencintainya. Sampai kapan pun! Beg...
