Putus

107 4 0
                                    

Seluruh siswa dan siswi kelas 12 telah usai melaksanakan Ujian Nasional dengan baik. Dan hari ini adalah hari pelepasan bagi siswa dan siswi kelas 12 SMA Pertiwi. Pelepasan sederhana yang diselenggarakan oleh kepala sekolah dan para guru. Acaranya pun sederhana, hanya meliputi kata-kata pelepasan dari kepala sekolah dan pelepasan balon sebagai simbol.

"Eriska,"

Eriska refleks menolehkan kepalanya ke sumber suara dan ia pun mendapati Alfian disana.

"Mana janji kamu?" tanya Alfian menagih.

"Gue pernah janji apa sama lo?" Eriska langsung sensitif.

"Aku butuh penjelasan kamu. Kamu bilang, setelah Ujian Nasional, kamu akan jelasin semuanya ke aku. Tapi, nyatanya, sampai hari ini, hari dimana terakhir kalinya aku berseragam putih abu-abu di sekolah ini, kamu tetep aja belom jelasin semuanya." ujar Alfian agak ketus.

Eriska menundukkan kepalanya, sadar karena ia telah mengingkari janji. "Nanti gue bakal jelasin."

"Kapan?" tanya Alfian langsung.

"Setelah acara ini selesai. Temuin gue di tempat dimana dulu lo nembak gue," jawab Eriska cepat.

"Kenapa nggak sekarang?"

"Lo nggak liat gue lagi sibuk, hah?" omel Eriska.

Alfian diam. Ia hanya bisa terus memaklumi perubahan sikap pacarnya selama hampir tiga minggu terakhir ini. "Oke. Maaf kalo aku ganggu, nanti aku tunggu kamu di tempat itu. Kamu jangan capek-capek, bagi-bagi tugas juga sama pengurus OSIS yang lainnya."

"Iya, gue tahu." balas Eriska ketus sambil melengos, meninggalkan Alfian begitu saja.

***

Acara pelepasan siswa dan siswi kelas 12 telah berlangsung dengan lancar. Suasana pun bercampur aduk menjadi satu. Ada bahagia dan juga haru. Namun, Alfian sama sekali tidak bisa meresapi acara pelepasan tersebut. Pikirannya telah buyar dengan rencana pertemuannya dengan Eriska pagi ini.

"Bengong mulu lo, Yan!" tegur Ricky sambil menepuk bahu Alfian.

"Tahu lo, biasa juga pecicilan." sahut Daffa.

"Kan lagi ada konflik sama Eriska. Makanya si bos Ayan ga to the lau. Tuh, liat aja sampe bengong bengong kesambet gini," ucap Dennis menambahi.

"Ck! Apaan sih lo, Den, sok tahu banget kalo gue lagi ada masalah sama Eriska," balas Alfian tak suka.

"Keliatan banget kali, Yan, kalo lo emang lagi ada masalah sama Eriska. Biasanya kan kemana-mana berdua mulu udah kayak sandal kanan sama sandal kiri. Eh belakangan ini aja lo jadi sejauh Pulau Sumatera sama Pulau Papua," komentar Caesar asal.

"Yee ngelawak. Udah ah, gue mau cabut dulu. Gabut banget disini," ujar Alfian sambil beranjak dari tempatnya dan meninggalkan keempat sahabatnya.

Alfian pun melangkahkan kakinya dengan cepat menuju taman sekolah. Ia harus tiba disana sebelum Eriska tiba. Dan benar, untungnya Eriska belum terlihat di taman.

Alfian duduk di sebuah bangku panjang. Bangku yang kira-kira enam bulan yang lalu menjadi saksi buta cinta pertama bagi dirinya dan juga Eriska.

"Udah lama nunggu?"

Alfian spontan memutar kepalanya dan mendapati Eriska yang telah berdiri di belakangnya, lengkap dengan jas OSIS yang masih dipakainya.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang