Alfian dan Kisahnya di Bandung

103 4 0
                                    

Alfian merebahkan dirinya di atas kasur lipat yang digelarnya di atas lantai. Matanya sesekali terpejam, merasakan penat di tubuhnya.

Cling cling cling cling

Alfian melirik ponselnya yang berdering dan menemui nama Daffa yang muncul di layar ponselnya.

"Halo, Daf."

"Yan, gece on di LINE!"

"Ada apaan emang? Kuota gue tinggal dikit, Daf."

"Yah, grup mau vc-an nih. Lo joinlah, anak ITB sombong amat."

"Bukannya gue sombong, Daf. Tapi, kuota sama sinyal disini emang lagi nggak mendukung."

"Kuota lo kenapa sih? Sinyal lo kenapa sih?"

"Kuota gue paling cuma tinggal puluhan MB ini. Kalo sinyal, juga emang nggak terlalu bagus kalo di kontrakan gue."

"Bro, kan lo bisa keluar beli kuota dulu. Sekalian deh kan nyari sinyal,"

"Jatah bulanan buat beli kuota gue udah abis, Daf. Paling 4 hari lagi, gue baru isi kuota."

"Lah gila? Baru juga hampir dua bulanan kita nggak ketemu, lo kayaknya udah berubah drastis banget deh, Yan."

"Emang menurut lo gue berubah gimana?"

"Ya kalo lo yang dulu gue kenal itu sih, apa-apanya langsung gercep. Kuota abis, langsung deh muterin Jakarta nyari perdana kuota. Lah sekarang, kuota sekarat? Pasrah di rumah, sampe nungguin 4 hari lagi. Lo juga nih, tumben suara lo kalem."

"Berarti perubahan gue bagus dong, Daf?"

"Iya bagus ta--"

Tut tut tut...

"Sinyalnya ilang," dengus Alfian.

***

"Pagi Fian!" sapa Lala ketika baru saja memasuki kafenya.

Alfian yang sedang sibuk mengepel lantai sebelum kafe dibuka pun hanya membalas Lala dengan senyuman simpul.

"Nanti sore bisa keluar bareng gue nggak?" tanya Lala sambil menghampiri Alfian.

"Mau kemana, La?"

"Kita jalan-jalan sore ya!" jawab Lala riang.

"Tapi kan kafe tutupnya malam. Kalo saya harus nemenin kamu jalan-jalan sore, nanti siapa yang ngebantuin Mas Edo beresin kafe?" balas Alfian.

"Fian, sekarang lo aja lagi beresin kafe sendirian. Itu berarti nanti malem, gilirannya Mas Edo!"

Alfian berdecak. "Mas Edo kan emang udah izin datang terlambat hari ini, La. Wajar kalo saya sekarang beresin kafenya sendirian, lagian ini juga baru sekali Mas Edo izin telat." jawab Alfian lagi.

"Fian, please!" Lala memohon sambil menempelkan kedua telapak tangannya dan menatap Alfian penuh harap. "Gue pengin banget, Yan, jalan-jalan sore sama lo!"

Alfian menaikkan jambul tebalnya lalu meletakkan gagang pelnya ke dinding. "Sekali ini aja ya?"

Lala mengangguk cepat sambil tersenyum lebar. "Mau kan?"

"Ya udah." jawab Alfian singkat.

Jam demi jam terus berlalu. Alfian telah menyelesaikan pekerjaannya hingga sore hari ini dengan baik. Kebetulan hari ini kafe cukup ramai dan bahkan tak sedikit pengunjung yang betah berlama-lama di kafe ini hingga menambah minuman kopinya.
"Fian, jalan sekarang yuk!" ajak Lala tak sabar.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang