Pembelaan Alfian

111 6 0
                                    

Alfian memarkirkan Ninja abu-abunya di bawah pohon besar yang cukup rindang.

"Disana aja ya, Kak." ujar Eriska sambil menunjuk ke sebuah bangku yang terletak dekat dengan ayunan.

Alfian pun menurut dan mengikuti langkah gadis yang berjalan di depannya. Setelah keduanya duduk di bangku taman tersebut, Eriska mulai membuka pembicaraan.

"Emangnya kemarin lo kemana, Kak?" tanya Eriska cuek.

Alfian terdiam. Tidak mungkin ia menceritakan peristiwa yang dialaminya kemarin kepada Eriska.

"Sakit. Udah lo ceritain aja langsung semuanya,"

"Sakit apa? Udah sembuh belum, Kak?" tanya Eriska seketika panik.

Alfian terkekeh. Eriska lucu. Ekspresinya bisa berubah-ubah sewaktu-waktu.

"Udah sembuh. Oh iya, sorry juga ya kemarin gue nggak sempet ngabarin lo sama sekali. Jarang pegang hape sih kemarin," tutur Alfian lembut.

Eriska mengangguk paham. "Kak, boleh gue mulai ceritanya sekarang?" tanya Eriska sedikit ragu.

Setelah Alfian mengizinkan, Eriska pun mulai menceritakan apa yang dialaminya kemarin pagi.

"Jadi, lo dikatain murahan dan sewaan sama anak-anak kelas 12?" tanya Alfian heran.

"Iya. Kabar kalo gue dan kak Fajrin pernah pacaran selama 9 jam waktu LDK itu udah nyebar kemana-mana. Karena kita pacaran cuma dalam hitungan jam, gue jadi disamain sama perempuan-perempuan kurang belaian." jelas Eriska runtut.

Raut wajah Alfian langsung berubah muram. "Anjing!" umpat Alfian.

"Heh, Kak! Jangan ngomong kasar!" Eriska mengingatkannya.

"Sorry, Ris. Gue kelepasan, gue emosi." balas Alfian.

"Kenapa harus emosi?"

"Soalnya gue tahu siapa yang udah bikin lo sampe dihina-hina gini!" jawab Alfian emosi.

"Siapa?"

"Fajrin!"

***

Setelah mengantarkan Eriska sampai benar-benar sampai di depan rumahnya, Alfian segera melajukan motornya kembali menembus padatnya Jakarta sore itu.

Ia menuju rumah Fajrin.

Satu-persatu lampu lalu lintas, ia lewati begitu saja. Walaupun lampu merah tanda berhenti menyala, tetap saja Alfian terobos. Sesampainya di rumah Fajrin, Alfian langsung memarkirkan motornya dengan asal dan masuk ke halaman rumah Fajrin tanpa permisi.

Ketika Alfian baru saja melangkahkan kakinya di teras rumah Fajrin, ia bisa mendengar dengan jelas suara seorang perempuan di dalam rumah Fajrin.

"Pokoknya kakak harus janji terus sama aku. Kakak harus segera bikin Eriska dan kak Alfian semakin menderita."

"Iya, Alif. Kakak janji kok sama kamu,"

"Janji bakal ngebuat Eriska dan kak Alfian menderita secepatnya?"

"Janji. Doain ya, semoga semua rencana kakak lancar."

Apa? Mereka berdua akan membuat dirinya dan Eriska menderita?

Alfian sudah cukup geram setelah mencuri dengar pembicaraan Fajrin dan perempuan yang dipanggil 'Alif' tersebut. Alfian pun segera menerobos pintu kayu rumah Fajrin dengan amarahnya. Membuat dua sejoli yang sedang berada di ruang tamu tersebut terlonjak kaget.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang