Sama

108 5 0
                                    

"Kak, kita mau kemana?" tanya Eriska ketika menyadari jalur yang ditempuh Alfian bukan jalur menuju rumahnya.

"Temenin gue makan siang dulu ya?"

"Makan mulu deh kalo sama lo. Gendut gue, Kak." protes Eriska.

"Tenang aja. Mau segendut apapun lo, kan tetep ada gue yang mau sama lo." jawab Alfian menyandai.

"Lah? Gombal aja ah lo!"

Alfian tidak membalas Eriska lagi. Namun, matanya selalu mencuri lirik Eriska dari kaca spion.

***

Eriska melahap nasi ramesnya dengan lahap. Sesekali ia kepedasan karena sambal dadak khas warteg itu yang terkenal akan kedahsyatan pedasnya.

"Pedes banget ya?"

Eriska meneguk gelas keduanya dengan cepat sambil menganggukkan kepalanya.

"Yah, maaf deh. Gue juga nggak tahu kalo bakal sepedes ini sambelnya, gue tau nih warteg aja dari internet. Terkenal banget," Alfian memohon.

"Yaq udah gapapa, Kak." jawab Eriska sabar.

Setelah selesai makan siang, Alfian pun segera mengantarkan Eriska pulang. Namun, saat Ninja abu-abunya melewati sebuah minimarket ternama, Alfian segera memarkirkan motornya disana.

"Lo tunggu sini bentar ya, gue mau beli sesuatu di dalem." pamit Alfian pada Eriska.

"Jangan lama-lama ya, Kak." kata Eriska mengingatkan.

Alfian pun segera memasuki minimarket tersebut dan membeli sesuatu. Sementara, Eriska menunggu di parkiran. Tak lama kemudian, Alfian keluar dari minimarket tersebut sambil membawa sekantong plastik kecil berwarna putih.

"Beli apa, Kak?" tanya Eriska penasaran.

"Nih buat lo." jawab Alfian sambil menyerahkan plastik tersebut kepada Eriska.

"Apa?" tanya Eriska sambil mengerutkan kedua alisnya.

"Obat diare. Gue takutnya abis ini lo sakit perut, gue mesti tanggung jawab sama lo. Sorry ya, nggak bisa romantis sampe nganter-nganterin lo ke dokter, cuma bisa beliin lo obat di minimarket."

Eriska mengulum senyumnya. Alfian romantis. "Makasih, Kak. Ya udah, yuk otw ke rumah gue?"

Alfian mengangguk lalu segera naik ke atas motornya. Kembali melajukan motor besarnya itu menuju rumah Eriska.

***

"Kamu kemarin makan apa sih?" tanya Fika sambil membelai kepala putri bungsunya.

"Ma, maafin aku ya? Kemarin Eris emang jajan sembarangan, nggak tahu bakalan sakit perut gini." jawab Eriska sambil memegangi perutnya.

"Kamu tuh ya kayak anak SD yang nggak bisa dinasihatin mamanya aja deh. Udah SMA, jajan masih sembarangan aja." oceh Fika.

"Iya, Ma. Lagian kemarin kepengin banget, jadi aku beli deh." bual Eriska.
Eriska sengaja tidak menceritakan penyebab diarenya pagi ini karena makan siang bersama Alfian di tempat yang salah. Takut Fika akan menyalahkan Alfian.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang