Tanpa Penyesalan

105 6 1
                                    

Alfian dan Fajrin sama-sama diintrogasi mengenai kasus perkelahian sore tadi. Keduanya memilih berterus terang saja karena Bu Riana adalah guru yang paling tidak bisa dibohongi.

"Jadi, kalian berdua berkelahi hanya karena Eriska?" tanya Bu Riana heran.

"Fajrin yang salah, Bu. Dia memang benar pacarnya Eriska, tetapi menurut saya, dia terlalu berlebihan. Mereka baru pacaran tadi pagi dan Fajrin sudah bertingkah seperti suaminya Eriska, mengekang. Contohnya seperti tadi, saya lihat dari kejauhan, Eriska hanya mengobrol biasa sama temannya, Rafi. Tapi, Fajrin tiba-tiba datang dan menghajar Rafi. Kemudian, ketika saya datang, dia malah menghina saya, Bu. Saya hajar sekalian aja, Bu." tutur Alfian menjelaskan.

Sementara, Fajrin hanya bungkam. Ia tidak tau harus berkata apa, karena apa yang dikatakan Alfian adalah fakta.

"Kamu menghina Alfian apa, Fajrin?" tanya Bu Riana kepada Fajrin.

"Tukang tikung, Bu." jawab Fajrin lugas.

"Itu fitnah, Bu. Saya memang nakal, nggak bisa diatur, maunya seenaknya sendiri. Tapi, seumur-umur saya hidup, sejak saya masih kecil sampai sekarang, saya nggak pernah diajari menjadi seorang perebut oleh orang tua saya." balas Alfian tegas.

"Tapi, saya punya alasan kenapa saya menghina Alfian seperti itu, Bu. Dia berduaan sama pacar saya tadi pagi," Fajrin masih ngotot.

"Sebelum lo sama Eriska jadian kan?" Alfian bertanya kepada Fajrin.

Benar. Pagi tadi, Eriska memang belum menjadi siapa-siapa Fajrin.

"Lalu kamu tidak terima dibilang tukang tikung, Fian?" tanya Bu Riana kepada Alfian.

Alfian mengangguk. "Karena dia memfitnah saya, Bu."

Bu Riana mengangguk-angguk paham. "Saya tahu penyelesaiannya,"

***

"Menurut saya, perkelahian Alfian dan Fajrin tadi telah menganggu acara LDK kita dan saya ingin kamu yang mendamaikan mereka berdua." kata Bu Riana kepada Eriska.

Keringat dingin Eriska semakin mengucur deras. Ia juga kena imbas.

"Mendamaikan gimana, Bu?" tanya Eriska polos.

"Putuskan Fajrin agar tidak terjadi perkelahian di antara mereka berdua lagi." ucap Bu Riana tegas.

Eriska tercengang mendengar perkataan Bu Riana. Begitu juga kedua laki-laki yang ada di hadapannya ini.

"Nggak bisa gitu dong, Bu. Saya sama Eriska itu sama-sama sayang dan kita baru sehari pacaran. Masa Ibu putusin sih, Bu?" Fajrin tidak terima.

"I... Iya, Bu. Memangnya nggak ada cara lain, Bu?" tanya Eriska.

"Kalo kamu masih pacaran sama Fajrin, Fajrin akan tetap posesif jika kamu berhubungan dengan laki-laki lain. Dan bukan hanya Alfian saja yang akan menjadi korban nantinya." jelas Bu Riana.

"Tapi, Bu, saya yakin, kak Fajrin bisa ngubah keposesifannya itu." bela Eriska.

"Putusin aja. Demen banget sih lo sama cowok posesif dan kasar." timpal Alfian asal.

Eriska melirik Alfian sejenak. Tak mengerti dengan maksud perkataan Alfian.

"Bu, jangan dong, Bu. Saya janji, saya akan merubah sikap saya. Saya juga nggak akan sembarangan berkelahi lagi." Fajrin terdengar memohon.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang