"Non Eris, bangun non, sudah lima jam non tidur di sofa loh." gugah Bi Darmi sambil menepuk-nepuk siku Eriska.
"Emangnya sekarang jam berapa, Bi?" tanya Eriska sambil terus memejamkan matanya.
"Jam lima sore, Non. Oh iya, non, dari tadi nggak ada tamu yang datang mencari non Eris." ujar Bi Darmi memberi tahu.
Eriska refleks membuka matanya yang terpejam.
Apa? Tidak ada yang mencarinya?
"Seriusan Bi?" tanya Eriska memastikan.
"Iya non, serius deh." jawab Bi Darmi lagi.
Eriska hanya membuang pandangannya secara kecewa. Padahal kemarin Alfian sendiri yang mengajak Eriska pergi ke Gramedia bersama. Namun, faktanya Alfian justru menghilang dan sama sekali tidak memberi kabar untuk Eriska.
***
Eriska sengaja melangkahkan kakinya dengan perlahan saat memasuki kelas 12 IPS 4. Pagi ini Eriska sengaja datang pagi-pagi sekali ke sekolah yaitu sebelum pukul enam pagi. Ia mempunyai sebuah misi.
Eriska mendekati meja guru dan segera mencari kertas yang memuat denah tempat duduk kelas. Ia menemukan kertas tersebut dan segera mencari tempat duduk Alfian.
"Huft. Untung duduknya di pojok," ujar Eriska lega.
Ia pun segera mengembalikan kertas itu kembali dan segera menghampiri tempat duduk Alfian. Ia mengeluarkan sebuah kotak makan kecil berwarna biru muda kemudian meletakkannya di laci meja Alfian.
Setelah menjalankan aksinya, Eriska segera meninggalkan kelas 12 IPS 4. Namun, ia sial.
"Ngapain lo?" tanya Ricky yang kini telah berdiri di hadapan Eriska.
"M.... M.... Nggak! Gue nggak ngapa-ngapain," elak Eriska.
"Ngapain ke kelas gue?" tanya Ricky lagi.
"Nggak ngapa-ngapain ih!" balas Eriska sebal.
Ricky belum menjawabnya lagi dan kini sibuk mengamati wajah panik Eriska.
"Nyari Alfian?" tanya Ricky menduga.
"Kok tahu sih?" respon Eriska cepat.
"Alfian nggak masuk hari ini."
"Tahu dari mana?"
Ricky hanya tersenyum miring. "Masa lo nggak tahu sih? Kan lo gebetannya, Alfian nggak ngabarin lo?"
Eriska semakin bingung.
Gebetan?
"Gebetan siapa?" tanya Eriska pura-pura tidak paham.
"Alfian lagi di Cimahi." sahut Ricky tidak nyambung.
"Seriusan, Kak?" tanya Eriska penasaran.
"Udah awas ah, gue mau masuk."
Sumpah di Cimahi?
***
"Mama,"
"Kenapa sayang?" respon Fika.
KAMU SEDANG MEMBACA
God's Plan
Novela Juvenil[SELESAI] \\\ SUDAH DIREVISI /// Semakin kita benci, semakin kita cinta. Entah mengapa Eriska selalu meremehkan kalimat sakti tersebut. Baginya, jika kita telah membenci seseorang, maka kita tidak akan pernah bisa mencintainya. Sampai kapan pun! Beg...
