Pacaran Nih?

116 4 0
                                    

Oktober 2017.

"Selamat ya, Ris." ucap Safina sambil memeluk Eriska bahagia.

"Iya makasih ya, Fin." balas Eriska ramah.

"Congrats, Ris." kata Alifia singkat.

"Iya, congrats juga ya, Ris." Mutia menimpali.

Hari itu, Eriska baru saja dilantik menjadi pengurus OSIS. Jabatannya lumayan penting, kepala bidang 1 alias kabid 1. Persis menggantikan jabatan Alfian.

"Fin, gue bisa minta tol--"

"Ikut yuk?" ajak seseorang tiba-tiba.

Itu Alfian Nanditto Nugraha.

"Ih, Kak. Gue lagi repot nih, abis ini juga mau langsung ke kelas." tolak Eriska.

"Ya ampun, bentaran doang. Penting nih," bujuk Alfian.

"Ikut aja sih, Ris. Sama gebetan sendiri, masih malu-malu aja." Safina mendukung.

"Kakak kelas doang, Fin. Masa gebetan sih?" sanggah Eriska.

"Tuh. Safina, gue pinjem dulu ya Eriska nya. Bentaran doang kok, nanti gue balikin lagi." ujar Alfian meminta izin kepada Safina.

Safina mengacungkan kedua ibu jarimya tanda setuju. Tanpa berlama-lama lagi, Alfian pun segera menggandeng pergelangan tangan Eriska dengan paksa dan membawanya ke sebuah tempat.

"Ehm, Alif, Mutia, lo berdua balik ke kelas duluan aja ya? Gue ada panggilan bulanan nih," kata Safina yang langsung menyadarkan Alifia dan Mutia yang sedang mengamati arah Eriska dan Alfian pergi.

"Oh iya iya. Ya udah, gue ke kelas duluan ya." kata Alifia canggung.

Alifia dan Mutia pun segera berlalu dari hadapan Safina. Sementara, Safina langsung mengambil langkah seribu menuju toilet sekolah.

***

"Aduh, Kak, mau ngomong apaan sih?" tanya Eriska gemas.

Alfian tidak menjawab. Ia justru menatap dalam kedua mata hazel Eriska dengan serius.

"Kok malah natap gue kayak gini sih? Kayak film India banget deh, Kak!" protes Eriska tidak setuju.

Alfian tersenyum kecil. Manis.

"Nih ya, gue mau ngomong. Dengerin baik-baik," ujar Alfian.

Eriska menatapnya penasaran.

Apa ya?

"Jadi, sebenernya gue nggak pernah nyangka kalo hari ini bakalan terjadi di hidup gue. Jangankan hari ini sih, waktu itu aja, pas kita berdua mandangin sunset barengan aja, masih nggak gue sangka sampe sekarang."

"Lama. Maksudnya apa nih, Kak?" tanya Eriska mulai tak sabar.

Alfian berdecak sebal. "Ya udahlah, nggak perlu gue lanjutin yang tadi. Intinya gue suka sama lo, terus gue pengin lo jadi pacar gue." kata Alfian secepat mungkin.

Eriska membulatkan kedua matanya tak percaya.

Apa? Jadi pacarnya?

"Ya terserah lo sih, mau iya atau mau nolak gue. Kalo lo nolak gue, ya udah. Kalo mau nerima gue, ya udah, kita jalanin aja." tambah Alfian.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang