Lomba HUT RI

122 4 0
                                    

"Sebelumnya, saya akan membacakan rangkaian perlombaan peringatan HUT RI ke-72 pada hari ini. Mohon semua siswa dan siswi menyimak dengan baik rangkaian perlombaan yang akan saya bacakan. Lomba pertama adalah lomba makan kerupuk jumbo, lomba kelereng sendok, lomba mengambil koin dalam pepaya, lomba merias, lomba cepat rubik, lomba estafet tepung, lomba memindahkan belut, lomba pipa bolong, lomba balap karung ala racing, dan lomba panjat pinang." kata Bu Riana, selaku pemandu acara hari ini.

Eriska masih sama seperti beberapa menit yang lalu. Ia masih sibuk mengamati Fajrin Putra Wijaya yang ada di koridor depan.

"Woi!"

"Apaan sih, Fin?"

"Lo hafal nggak urutan lombanya?" tanya Safina.

Eriska menggeleng cepat. "Emang udah dibacain?"

Safina menghela napasnya panjang lalu menjitak kepala Eriska.

***

"Mut, lo tahu nggak sih, muka lo tadi itu mirip kucing kecebur got. Item semua, Mut." ujar Alifia sambil menahan tawanya.

"Ketawain aja terus sampai mules!" jawab Mutia kesal.

"Lagian lo bukannya milih lomba yang nggak ribet aja, Mut." sahut Eriska kepada Mutia.

Mutia belum menjawab Eriska karena ia sedang membilas wajahnya sekali lagi dengan air di wastafel.

"Nanti kan lo bakal kotor-kotoran juga, Ris." ujar Safina mengingatkan.

Eriska menepuk jidatnya pasrah. "Iya juga ya. Kok gue nggak kepikiran sampai situ sih? Aduh, bego banget gue. Salah milih lomba ini mah namanya," keluh Eriska.

Safina, Alifia, dan Mutia hanya bisa terkekeh melihat tingkah Eriska.

***

Eriska sudah menjalankan lombanya dengan baik. Ia sudah rela berputih-putih ria karena siraman tepung dan hasilnya pun juga tidak mengkhianati. Timnya berhasil mendapatkan juara.

"Widih, selamat ya, Ris. Cie juara," ledek Mutia sambil menunjuk-nunjuk pipi Eriska yang masih penuh tepung.

"Gini nih definisi perjuangan." balas Eriska menyandai.

Safina, Alifia, dan Mutia pun tertawa kecil, tetapi mereka juga cukup bahagia atas kemenangan tim Eriska. Lumayan juga kan kalo kecipratan hadiahnya?

"Gue ke toilet dulu ya? Cuci muka sama ganti baju. Kotor banget ini," pamit Eriska kepada ketiga sahabatnya.

"Iya. Cepet gih bersihin, lo udah kayak kue mochi tahu, Ris." ujar Alifia.

Eriska mengangguk paham dan segera mengambil baju cadangan dari dalam tasnya. Ia pun berjalan sendirian menuju toilet sambil berusaha membersihkan wajahnya dengan tisu. Dan sesampainya di toilet, Eriska hendak langsung menuju sebuah bilik namun tangannya dicekal.

"Hai Eriska,"

Eriska berdecak malas.

Alah cabe-cabean.

"Yang ini, Sab?" tanya seorang siswi berseragam putih abu-abu bernama Beby.

Sabrina mengangguk santai. "Iya, Beby. Oh iya, Fairy, kenalin dong ini Eriska, calon istrinya kak Alfian." ujar Sabrina sambil menatap ketujuh orang temannya.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang