Alfian Kembali

93 4 2
                                    

Adinda menyandarkan kepalanya di sebuah tembok anyaman bambu. Pandangannya menengadah ke langit-langit yang ada di atasnya.

"Dinda, sok dahar dulu." ajak nenek Caya menghampiri putrinya itu.

Adinda menggelengkan kepalanya lemah. "Maaf ibu, Dinda lagi nggak pengin makan." tolak Adinda secara halus.

"Eh tidak boleh Adinda. Kamu teh sudah pias tenan. Sudah dilupakan dulu masalah dengan Mas Aria nya. Kasihan itu teh, si bule Adrian, kalo kamunya sakit." ucap nenek Caya meyakinkan.

Adinda hanya mengangguk lemah dan akhirnya pergi ke ruang makan.

***

"Mau kemana Yan?" tanya Adinda tiba-tiba saat Alfian sedang mengikat tali sepatunya di teras.

"Ke Jakarta sebentar, Ma. Nanti malam, Fian pulang lagi kok." jawab Alfian ramah.

"Fian, kamu nggak perlu balik lagi ke Cimahi. Biar mama sama Adrian tinggal disini aja bareng nini. Kamu kan juga harus sekolah, jangan ninggalin sekolah kamu." tutur Adinda menjelaskan.

"Ya udah, gampang itu, Ma. Lihat kondisi aja. Kali aja Papa masih muak liat muka Fian, terus Fian diusir lagi."

"Ssstt... Papa kamu juga pasti sebenernya udah kangen deh sama kamu. Kamu nurut ya sama mama, kamu harus tinggal di Jakarta lagi. Tuntasin dulu sekolahnya, kamu udah mau ujian loh." kata Adinda.

Alfian memejamkan matanya sejenak.
Ganteng.

"Iya Ma, Insha Allah. Doain Fian terus ya Ma," balas Alfian.

Adinda tersenyum lebar lalu memeluk Alfian. "Mama sayang banget sama kamu."

***

"Bro, sorry telat nih ya gue?" sapa Alfian ketika baru saja tiba di sebuah kafe di Jakarta tepat pukul sebelas malam.

"Eh berudu, kemana aja sih lau?" tanya Dennis sinis.

"Tau lo, Yan. Enak-enakan nggak masuk sekolah dua hari." timpal Caesar sirik.

Alfian tertawa kecil. "Yah biasalah, bokap egoisme. Mending cabut aja ke Cimahi,"

"Masih aja sih, Yan, lo nggak akur sama bokap sendiri." cibir Daffa sambil menggelenhkan kepalanya.

"Ya gimana ya, Daf. Bokap yang terus ngibarin bendera perang, ya gue ladenin dong." jawab Alfian sambil menyeruput secangkir kopi milik Ricky.

"Enak banget, Yan, mulut lo! Main serupat seruput serupat seruput kopi gue aja!" protes Ricky ketika menyadari Alfian yang mencicipi kopinya tanpa izin.

"Pelit." ucap Alfian dengan jelas.

Gelak tawa pun segera meledak ketika Ricky membalas Alfian dengan tampang sok galaknya. Kayak kingkong mukanya.

"Eh iya, Eriska apa kabar?" tanya Alfian frontal.

Semuanya hening. Dan. Hanya. Menatap. Alfian. Dengan. Tatapan. Tak. Suka.

"Woi, kenapa sih pada ngeliatin gue?" tanya Alfian kepada keempatnya.

"Lo masih deket sama Eriska?" tanya Caesar.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang