Demo Ekskul

178 10 0
                                    

"Siapin semuanya yang bener. Gue nggak mau penampilan PGraph hari ini ngecewain adik-adik kelas yang nonton." ucap Alfian kepada seluruh anggota ekskulnya.

Yap, benar. Alfian adalah ketua ekskul fotografi di SMA Pertiwi yang bernama PGraph.

Alfian sendiri kini sedang sibuk mengotak-atik kameranya di pojok ruangan. Jarinya menggulirkan satu-persatu potret yang ada di memori kamera tersebut. Kapal, kapal, dan kapal. Bahkan dirinya sempat tersenyum miris beberapa kali ketika mengamati foto-foto tersebut.

"Fian kalo udah besar, mau jadi apa?"

"Jadi... Jadi... Jadi cowok ganteng dong, Ma!"

Wanita berusia dua puluh enam tahun itu pun tertawa. "Kamu udah ganteng kok, Sayang." jawab wanita itu sambil mencolek hidung mancung Alfian.

"Terus? Fian jadi apa dong, Ma?"

"Kamu... Kamu jadi pilot aja. Keren loh kalo jadi pilot. Bisa bawa terbang pesawat ke seluruh dunia." jawab wanita itu sambil tersenyum.

"Fian nggak mau nerbangin pesawat ah, Ma. Soalnya pesawat jahat, dia suka nabrak-nabrakin burung yang terbang di atas sana." jawab Alfian dengan polosnya sambil menunjuk langit biru kala itu.

Wanita itu terkekeh lagi. "Ya udah kalo nggak mau jadi pilot. Kamu jadi nahkoda aja. Nahkoda itu bisa mengelilingi lautan yang luas. Kamu juga nggak akan stress karena setiap kamu berlayar, kamu bisa dengerin suara deburan ombak yang bisa nenangin pikiran kamu."

Alfian menatap dalam wanita itu lalu memutar bola matanya seperti sedang berpikir. "Emang iya, Ma?"

Wanita itu mengangguk lalu membelai puncak kepala Alfian.

"Ya udah, Ma, Alfian jadi nahkoda aja. Biar Alfian bisa jalan-jalan sampe ke samudera mana pun! Bonusnya Alfian juga bisa liat ikan paus yang gedeeee banget kayak di buku cerita. Iya kan, Ma?"

Wanita itu tersenyum tipis lalu mendekap Alfian ke pelukannya. "Pertahankan cita-cita kamu, Fian. Mama yakin kamu pasti bisa menjadi seorang kapten yang hebat. Kapten kebanggaannya mama sama papa. Mama sayang banget sama kamu, Fian."

Alfian menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu segera mematikan kamera tersebut. Jarinya memijit keningnya yang terasa pening sambil memejamkan matanya.

Alfian merindukan ibunya.

"Permisi, Kak." tegur seorang siswi yang telah berada di samping Alfian.

Alfian menolehkan kepalanya dengan sedikit terkejut. "Kenapa?"

"Lima belas menit lagi demo ekskulnya dimulai dan kita dapet urutan pertama, Kak."

Alfian mengangguk paham dan segera bangkit berdiri. Ia mengenakan slayer berwarna ungu itu di lengan kirinya lalu mengikatnya asal.

"Oi, kita dapet urutan pertama. Ayo semuanya yang belom siap dirapiin semua. Jangan ada yang kurang. Gue nggak mau PGraph nyia-nyiain momen ini. Semuanya harus ready. Cepet, cepet, kita nggak punya banyak waktu." kata Alfian kepada semua orang di ruangan itu.

Setelah berkata demikian, ia segera meraih kamera tadi dan mengalungkannya di leher.

***

"Kalian mau ikut ekskul apa?" tanya Eriska.

"Gue kayaknya ikut paduan suara deh. Yang nggak ngerepotin, Ris." jawab Alifia dengan cepat.

"Gue rohis sih. Lanjutin yang dulu di SMP," jawab Mutia juga.

"Kalo gue sih tertarik banget masuk teater. Soalnya gue kan emang pengin banget jadi aktris!" timpal Safina sambil memekik bahagia.

Eriska ber-oh panjang. "Enak ya kalian udah pada punya bayangan mau masuk ekskul apa. Gue mah boro-boro. Berminat sama satu aja ekskul disini pun nggak," tukas Eriska dengan jujur.

Mutia mengerutkan alisnya. "Masa sih dari puluhan ekskul yang ada disini nggak ada yang lo minatin satu pun, Ris?"

Eriska hanya mengangguk lemah. "Bingung."

"Masuk cheers aja, Ris. Badan lo cocok kok buat jadi anak cheers." saran Alifia asal.

"Apa? Gue? Ikut cheerleader? Kelar pinggang gue!" sahut Eriska menolak mentah-mentah.

"Ya udah sih, Ris. Lo kan baru lihat-lihat brosurnya. Tonton aja dulu penampilannya. Pasti ada lah yang lo minatin nantinya," ucap Safina menengahi.

Eriska hanya memutar bola matanya dengan malas dan segera menyiapkan diri untuk menonton demo ekskul. Harapannya hanya satu : Acara ini tidak berlangsung membosankan.

***

Barisan remaja cantik yang sedang berlenggak-lenggok bak model profesional itu pun berhasil mengundang kericuhan penontonnya. Kecantikan dari setiap paras mereka memang tidak bisa dipungkiri. Bahkan seorang wanita pun mungkin bisa tidak berkedip ketika melihat penampilan mereka.

"Lo masuk fotografi aja, Ris! Lo kan cantik, Ris. Cocok banget tuh jadi modelnya. Terus nanti yang jadi fotografernya si Kak Alfian deh!" tutur Safina dengan bahagia.

Eriska langsung mencubit lengan Safina. Tanda tidak setuju dengan ucapan Safina.

"Sakit, sakit!" pekik Safina.

Alifia dan Mutia yang sedang sibuk menyaksikan demo ekskul fotografi ini pun spontan menoleh ke sumber suara. Safina pun jadi tidak enak karena pekikannya telah mengganggu kedua temannya. "Ng... Nggak ada apa-apa. Maaf, maaf."

"Lo ngomong gitu sekali lagi, gue gigit lo, Fin!" ancam Erisa di samping telinga Safina.

Safina pun meringis ketakutan lalu segera mengalihkan pandangannya kembali ke tengah lapangan.

***

"Dibaca dulu ya, Dek, brosur PGraph nya." ujar Alfian sambil menyerahkan lembaran-lembaran brosur itu kepada adik kelasnya.

"Masuk PGraph yuk, Dek. Nggak perlu takut sama senioritas disini. Semuanya sama kok." ucap Fajrin menawarkan juga.

"Eh kamu sini-sini yuk! Kamu kan cantik dan menarik, masuk PGraph aja yuk. Lumayan loh siapa tau kamu bisa jadi model papan atas beneran! Langsung daftar aja ya? Nama kamu siapa, Dek?" Bella menarik seorang siswi berparas cantik dari kerumunan teman-temannya secara paksa.

"Tapi, Kak, aku nggak mau masuk fotografi. Aku ma--" elak gadis itu.

"Ssstt... Gue jamin lo pasti betah bangeeeett sama ekskul fotografi. Sebutin nama kamu ya," Bella masih memaksa bahkan menyiapkan penanya.

"Bel, jangan dipaksa kali kalo dianya nggak mau." Alfian menyahut.

Bella memutar kepalanya ke sumber suara. "Baby, aku kan cuma mau yang terbaik untuk kelangsungan generasi PGraph kita. Coba kalo semuanya daftar jadi fotografer, sedih dong kalo nggak ada objek yang dipotret. Lagian apa salahnya sih, dia kan juga cantik. Mendukunglah buat PGraph ke depannya. Kamu mau kan masuk PGraph?" tanya Bella kepada gadis itu.
G

adis itu menggeleng dengan cepat dan nampak ingin sekali menghindari Bella.


"Dek, kalo lo nggak mau, nggak usah masuk PGraph. Gue sebagai ketua umum di ekskul ini juga nggak akan mau nerima anggota-anggota baru yang masuk tanpa niat. Cari ekskul lain aja ya yang cocok sama lo." bela Alfian kepada gadis itu.

Gadis itu pun hanya mengangguk kaku dan segera berlalu dari booth ekskul fotografi.

Bella yang melihat kejadian itu hanya bisa mengerucutkan bibirnya dan menatap Alfian sinis.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang