Ekskul Pertama

155 8 1
                                    

"Hari ini lo ekskul ya, Ris?" tanya Mutia sambil mengunyah mie lidinya.
Eriska mengangguk. "Lo juga kan?"

"Jadwal ekskul gue kan tiap hari Senin sama Jumat." jawab Mutia membenarkan.

Eriska menepuk jidatnya. "Oh iya, gue lupa."

"Hari ini lo ekskulnya bareng gue, Ris. Lo ekskul di lantai tiga, gue ekskul di depan ruang PMR." sahut Safina sambil menyuapkan sesendok nasinya.

Eriska hanya mengangguk lalu kembali ke alam lamunannya.

***

"Adik-adik, selamat datang di ekskul taekwondo. Perkenalkan nama gue Andreas, biasa dipanggil Andre. Jabatan gue di ekskul ini sebagai ketua umum. Gue harap kalian semua betah berada di ekskul ini ya." ujar laki-laki berkulit putih itu.

"Dre, langsung kita mulai aja ya perkenalannya. Kan abis ini, kita langsung pemanasan dulu." bisik seorang perempuan bernama Novi itu di samping Andreas.

Andreas mengangguk paham dan segera mengomandoni para calon anggota taekwondo-nya itu untuk memperkenalkan dirinya masing-masing. Satu-persatu siswa-siswi yang tergabung dalam ekskul taekwondo itu pun maju dan memperkenalkan dirinya. Dan kini, tiba saatnya Eriska memperkenalkan diri. Eriska pun segera berjalan maju ke depan dan mengambil jeda sejenak sebelum memperkenalkan dirinya.

"Selamat sore semuanya. Kenalin nama gue Eriska Aulia Tsamara dan biasa dipanggil Eris. Saya kelas 10 IPS 3 dan motivasi gue masuk ekskul ini adalah untuk belajar ilmu bela diri." tutur Eriska sambil mengakhirinya dengan senyuman.

"Tunggu, tunggu, lo itu yang kemarin disiram sama kak Bella kan?" celetuk seorang gadis bernama Sabrina.

Eriska merasa bumi berhenti berputar sejenak. Berusaha tidak membungkam mulut Sabrina ini.

"Disiram?" tanya Andreas keheranan.

Eriska masih menatap Sabrina sengit dan bahkan ia menghiraukan pertanyaan Andreas.

"Lo tahu dari mana?" Eriska bertanya kepada Sabrina.

Sabrina terkekeh sejenak lalu menyibakkan rambut pirangnya ke punggung. "Ya jelaslah gue tahu lo. Orang gue adiknya kak Bella,"

Hah?

"O... Ooh. Iya gue Eris dan kayaknya menurut gue, lo nggak perlu ngungkit masalah kakak lo sama gue lagi deh." kata Eriska frontal.

"Dih. Siapa juga yang mau ngebahas insiden di kantin itu? Santai aja dong, Eris, nggak perlu ngegas sama gue." jawab Sabrina tanpa merasa bersalah.
"Udah, udah, kalian nggak usah beraantem disini. Eris, lo boleh duduk. Yuk lanjut perkenalannya," Andreas menyudahi percekcokan antara Eriska dan Sabrina. Eriska pun kemudian menurut dan kembali duduk ke tempatnya semula.

***

Priiiitt

Eriska berusaha memacu kakinya agar berlari dengan cepat. Pasalnya, mereka hanya diberi waktu lima menit untuk memutari koridor sekolah sebanyak tiga kali. Masalah lari Eriska memang bisa dibilang cukup mahir. Ia pun kini berlari di barisan terdepan dengan semangat yang masih membara.

Ketika sampai di depan ruang Tata Usaha, ada seseorang yang langsung menyamai posisi berlari Eriska. Tepat di sampingnya. Eriska pun menolehkan kepalanya secara perlahan dan mendapati Fajrin yang sedang tersenyum lebar kepadanya.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang