Kode dari Eriska dan Fajrin

136 5 0
                                    

Eriska mengusap peluh yang berjatuhan di keningnya dengan punggung tangannya kemudian kembali melanjutkan penyerangannya.

"Bagus, Eris, sekali lagi!" ujar Novi, pelatih ekskul Eriska.

Eriska pun mengambil ancang-ancang sejenak sebelum akhirnya kembali meninju bantalan yang ada di hadapannya.

Bug!

"Oke cukup, Eris." ujar Novi yang memegangi bantalan tersebut.

"Good, Ris. Pertahankan terus, gue salut sama lo." puji Andreas juga.

Eriska pun segera menyingkir dari atas matras kemudian segera duduk kembali ke tempatnya. Ia pun mengistirahatkan tangan dan kakinya lalu mengambil napas panjang beberapa kali.

"Ssst, ssst, eh lo, Eriska!" bisik Sabrina.

"Apaan, Sab? Gue lagi capek,"

"Lo dipuji terus sama kakak-kakaknya. Lo pasti curang kan?" tuduh Sabrina asal.

Eriska yang sedang mengibas-ngibaskan tangannya ke leher sebagai kipas pun spontan mendelik pada Sabrina. "Sembarangan lo ya kalo ngomong. Punya bukti nggak lo ngatain gue curang?"

Sabrina berdesis. "Kak Andre sama kak Novi baru sekali praktekin serangan dan lo udah maju aja minta ditest. Itu nggak mungkin, Eriska."

Eriska kesal. Ia pun segera bangkit berdiri dan melempar Sabrina dengan handuk kecilnya. "Lo kalo sirik, ngomong aja dong! Jangan makin mancing emosi gue ya lo, lo itu sama aja kayak kakak lo!"

Sabrina sedikit terkejut dengan gertakan Eriska. Ia pun segera berdiri dan mendorong Eriska ke sisi tangga. "Nyolot lo ya! Lo siapa sih disini, hah? Lo tuh cuma pelakor, anjir!"

Andreas dan Novi yang sedang sibuk mengajari adik-adik kelasnya itu pun segera menghentikan aktivitas mereka dan berusaha memisahkan Eriska yang sedang terlibat adu mulut dengan Sabrina.

"Ada apa ini?" tanya Andreas tegas.

Sementara, Novi telah mengamankan Eriska, menjauh dari posisi Sabrina.

"Lo didorong sama Sabrina?" tanya Andreas kepada Eriska.

Eriska hanya membalasnya dengan anggukan sambil menatap Sabrina tajam.

"Lo apain, Sab?"

"Dia itu udah jadi pelakornya kakak gue, Kak. Gue sebagai adiknya kak Bella berhak membalaskan dendam sama si Eriska ini! Lagipula, tadi gue cuma ngedorong Eriska kok, itu juga nggak kenceng." jawab Sabrina tidak mau disalahkan.

"Tetep aja, Sabrina, lo udah bikin keributan saat ekskul berlangsung." sahut Novi menasihati Sabrina.

"Terus? Sekarang gue harus apa? Disuruh pulang?" tanya Sabrina dengan gaya menantang.

Andreas menggelengkan kepalanya. "Kalian berdua gue persilahkan pulang sekarang juga." usir Andreas secara halus.

"Loh, kenapa, Kak? Gue kan nggak salah, Sabrina aja yang dipulangin." protes Eriska tidak setuju.

Andreas menggelengkan kepalanya. "Kalian pulang sekarang juga."

Sabrina berdecak sebal lalu menatap Eriska sinis. Setelah itu, tanpa berkata-kata apa pun lagi, Sabrina segera meraih ranselnya kemudian meninggalkan tempat latihan ekskul taekwondo begitu saja.

***

"Eris!" panggil Fajrin sambil setengah mengejar Eriska yang berjalan terburu-buru.

Eriska memutar kepalanya dan mendapati Fajrin yang sedang menyusulnya. "Kenapa, Kak?"

"Tumben udah pulang ekskul," tanya Fajrin penasaran.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang