Penolakan Pertama Eriska

199 14 0
                                    

"Alfian!"

Alfian yang sedang mengisap rokoknya segera membuang puntung rokok itu ke bawah lalu menginjaknya. Beberapa orang teman-temannya pun ikut berhamburan ketika menyadari kehadiran sosok pria yang ada di samping Eriska.

"Papa? Eriska?" Alfian terkejut.

"Apalagi yang kamu perbuat, Fian?" tanya Aria dengan dinginnya.

Alfian menatap ayahnya dengan tatapan tajam. Tak menyangka ayahnya akan turun langsung untuk menciduknya.


"Terus-terusan kamu mencoreng nama baik Papa?" Aria menaikkan nada bicaranya satu oktaf.

"Alfian terpaksa, Pa." tutur Alfian dengan jelas.

"Terpaksa apanya, Fian?!" Pak Aria kini membentak anaknya.

Kok gue jadi kayak bego ya? Ngeliatin bokap ngomelin anaknya?

Eriska berusaha mengalihkan pandangannya ke objek lain sambil berdeham kecil. Alfian pun langsung melirik Eriska sejenak lalu kembali menatap papanya.

"Fian nggak mau ribut sama Papa disini. Fian nggak mau punya Papa yang marahin anaknya cuma buat pencitraan. Apalagi di depan cewek," jawab Alfian dengan mantap.

Alfian pun segera mendekati Eriska dan langsung mencengkal pergelangan tangannya. Hendak membawa Eriska pergi dari sini. Namun, Fajrin juga menahan tangan Eriska.

"Lepasin dia, Jrin." pinta Alfian tajam.

Fajrin menatap Alfian sejenak. "Lo mau ngapain Eriska, Yan?"

"Nggak bakal gue apa-apain. Gue cuma pengin anterin dia ke kelas." jawab Alfian dingin.

"Eriska, kamu sama Fajrin aja ya. Jangan ikuti maunya Alfian, nanti kamu kenapa-napa." Aria mengomandoni Eriska.

Namun, belum sempat Eriska menjawab, Alfian telah menarik tangannya meninggalkan tempat itu.

***

"Kak, kak, stop!" Eriska memekik kepada Alfian yang berjalan di depannya.

Iya, Alfian memang menggandengnya. Tetapi, Eriska selalu menolak berjalan berdampingan dengan Alfian sehingga ia pun memutuskan berjalan di belakang Alfian.

"Kak, lepasin gue ah! Malu tahu dilihatin orang-orang!" Eriska memaksa lagi.

"Bawel amat sih lo. Nanti aja kalo udah sampe, gue lepasin gandengannya." jawab Alfian sambil terus membawa Eriska ke suatu tempat.

Alfian dan Eriska pun akhirnya tiba di ruang karya fotografi.

"Ngapain?" Eriska bertanya.

"Ngenalin lo sama ekskul fotografi." jawab Alfian sambil menyalakan saklar lampu.

"Bukannya nanti juga ada demo ekskul?" Eriska masih tak mengerti.

"Gue mau lo jadi anak kelas 10 pertama yang kenal sama ekskul fotografi disini."

Alfian kini mengeluarkan beberapa foto aneka objek berbingkai dari sebuah lemari kayu. Ia juga mengeluarkan sebuah kamera dari lemari itu.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang