Gagal Ngambek

90 4 0
                                    

Eriska melompat turun dari Ninja besar Alfian begitu saja. Bahkan, ia pun langsung melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah sekolah.

"Hei, dilepas dulu kali neng helmnya." tegur Alfian.

Eriska menghentikan langkahnya tiba-tiba. Malu.

Ia baru saja ingin memutar tubuhnya untuk mengembalikan helm Alfian. Namun, ada sepasang tangan yang telah melepaskan helm tersebut dari kepalanya.

Rupanya tangan Alfian.

"Ih, gue bisa ngelepas sendiri kali!" sewot Eriska.

"Biar rambut lo nggak berantakan. Gue tahu lo lagi marah sama gue, makanya nih gue baik-baikin." jawab Alfian sambil merapikan rambut Eriska yang bagian atasnya sedikit berantakan.

Setelah Alfian melakukan kegiatan manisnya, Eriska pun segera melanjutkan langkahnya dengan cepat menuju ke arah sekolah. Sementara Alfian? Ia justru sibuk menghidupkan rokoknya di parkiran.

***

"SABRINAAAAA!" teriak Beby histeris.
Sabrina yang sedang sibuk memoleskan liptint ke bibirnya pun langsung buyar ketika mendengar teriakan Beby.

"BEBY, NGESELIN YA LO! Haduuu, liat nih, jadi nggak cantik bibir gue!" omel Sabrina sambil menunjukkan liptint yang berantakan di bibirnya.

Beby mengerutkan kedua alisnya dan segera mengambil tisu yang berada di atas meja temannya. "Big sorry, Sabrina. Gue nggak bermaksud," kata Beby dengan gaya bicara sok imutnya.
"Oke, oke, Sabrina maafkan. Btw, apa sih yang pagi-pagi bikin lo histeris?" tanya Sabrina mulai penasaran.

"Tadi tuh, waktu gue sampe di belokan terakhir, gue langsung shock. Masa, gue ngeliat si cabe Eriska, diboncengin sama si kakak ganteng!" kata Beby histeris.

Sabrina spontan membulatkan matanya tak percaya. "Eriska diboncengin sama kak Alfian? Naik Ninja kerennya itu?"

Beby mengangguk cepat. "Ya masa gue bohong sih?"

Seketika wajah Sabrina pun jadi muram. Emosinya serasa ingin meledak.

***

Kelas 10 IPS 3 sedang mengikuti pelajaran olahraga dengan materi bola basket. Kebetulan Pak Imam, selaku guru olahraga, sedang melakukan pengambilan nilai.

"Fin, gimana nih? Gue nggak bisa basket," keluh Eriska sambil menatap lapangan basket dengan ragu.

"Santai. Bisalah, coba aja dulu, Ris." jawab Safina menenangkan.

"Tenang aja, Ris. Nanti kalo lo kena remed, kan juga bareng gue." timpal Alifia.

Eriska hanya bisa pasrah. Nasib banget jadi orang pendek dan tidak berbakat basket.

"Silakan bagi yang mau mencoba terlebih dahulu, bapak persilakan. Bapak tinggal sebentar ke ruang guru" ujar Pak Imam tiba-tiba.

"Tuh Ris, nyoba dulu aja. Biar lo nggak kacau-kacau banget pas lay up nya." ajak Safina sambil menarik paksa tangan Eriska.

Eriska pun mau tidak mau menuruti permintaan Safina. Ia pun mengambil sebuah bola basket yang diletakkan di pinggir lapangan dan mulai men-dribble bola secara asal. Kemudian, Eriska pun berlari kecil ke arah ring basket dan mencoba melakukan lay up tetapi gagal.

God's PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang