Bab 12b

3.9K 232 28
                                    

"Tak semua masa lalu itu buruk dan harus dilupakan."

🌸🌸🌸

Aku bersyukur acara tasyakuran yang kami rancang mendapat respon baik dari mbak Aisyah. Yah, meskipun semua konsep beliau yang mengambil alih.

"Oke, semua sudah beres, dan hanya tinggal Narasumber dan MC buat kajian nih yang belum. Hmm... Aqila...?"

"Iya mbak...?"

"Kamu sekalian ya yang ngisi kajian...!!"

"Tapi mbak...? Apa nggak sebaiknya kita cari yang lain. Qila merasa belum pantas untuk ngisi kajian buat anak-anak istimewa seperti mereka."

"Kenapa dek, kamu pasti bisa, dan sudah pantas kog. Lagian kamu juga pernah kan gantiin ngisi kajian A' Rahman waktu itu."

"Iya sih, tapi kan itu bukan Qila sepenuhnya yang handel materi."

"Udahlah dek, kamu pasti bisa. Ya...??" kata mbak Aisyah meyakinkanku.

"Iya deh mbak. Insya Allah."

"Terimakasih sayang...!! Oh iya Sha...?"

"Iya mbak...?"

"Bagian MC mbak serahkan ke kamu ya...?"

"Siap mbak...!!" kata Sasha antusias.

"Oke, semua sudah siap. Sekarang kita bisa nyicil persiapan sambil nunggu hari H nya."

"Mbak itu anak anak kog rame banget di luar kenapa ya...?" tanya Sasha penasaran.

"Mungkin Om dan Tante kesini." gumam mbak Aisyah. "Hmm... Coba kita lihat dulu yuk."

Aku, Sasha dan mbak Aisyah keluar dari ruang pembimbing untuk melihat apa yang menjadi penyebab dari keributan anak-anak diluar. Aku melihat mobil abangku terparkir rapi di halaman depan pondok. Detik selanjutnya aku dan Sasha dibuat cengo dengan pemandangan yang ada di depan kami. Bukan, bukan abangku berbuat suatu hal yang aneh tapi sosok yang keluar dari mobil sebelah abangku yang membuat kami terkejut. Bukankah dia...??

"Qil, kayaknya aku kenal deh sama pemilik mobil sebelah abang kamu." bisik Sasha di sampingku.

"Iya deh Cha. Kayak pernah ketemu deh tapi dimana ya...?"

"Tumben kamu panggil aku kaya gitu."

"Au'ah gelap." timpalku.

Kulihat dia tersenyum dan berjalan menuju kearah kami. Kulihat mbak Aisyah yang tersenyum dan sedikit maju menyambut kedatanyannya. Ya Rabb, aku harus gimana...? Semoga jangan sampai dia ingat kejadian memalukan dua tahun lalu. Batinku.

"Assalamu'alaikum, mbak Aisy."

"Wa'alaikum salam, udah lama sekali ya sepupu mbak ini nggak kesini. Terakhir kali kesini ngantar Putri dulu. Setelah itu cuma Tante aja yang main kesini." kata mbak Aisyah.

"Ya kan mbak tau sendirilah apa yang terjadi padaku dan keluargaku setelah itu." Whuuuaapaahhh...?? Jadi dia sepupunya mbak Aisyah...!! Teriakku dalam hati.

"Apaaa...!! Jadi..." teriak Sasha yang langsung kubekap mulutnya.

"Ehh... Hehehe... Oh iya, mbak kita ke dalam dulu ya. Sekalian lanjutkan pembahasan yang tadi. Assalamu'alaikum." kataku dan langsung menarik Sasha kedalam ruangan pembimbing.

"Hmm... Hmmm... Hosh... Hosh... Huft. Qil, apa apaan sih kamu. Bisa mati ditempat tau nggak."

"Udah ya Cha nggak usah lebay deh... Emang mau banget kamu permaluin diri sendiri di depan mbak Aisyah...!!"

"Ya nggak sih. Eh, tapi itu tadi benar kan ya...? Aku nggak salah denger kan kalo Ustadz muda sepupunya mbak Aisyah."

Aku hanya mengangkat bahu dan meninggalkannya. Memilih duduk dan menyiapkan persiapan buat acara.

"Ihhh... Beneran deh Qil. Aku lagi serius ini." katanya menyusul duduk di sebelahku.

"Ishhh... Apaan sih Cha...!! Lagian nih ya Acha sayang... apa untungnya coba buat kita kalo memang dia sepupunya mbak Aisyah...? Nggak ada kan...!! Mending kita lanjutkan aja yang tadi dari pada sia-siain waktu buat menggunjing. Udah capek ngomongin orang dapet dosa lagi. Rugi banget kan...??"

"Iya juga sih, eh iya aku baru sadar satu hal baru nih."

"Apaan...?"

"Tumben kamu panggil aku Acha...? Biasanya kan Sasha atau Sha gitu deh."

"Tau ah. Ngikut anak anak mungkin...?"

"Ah kamu mah..."

Aku abaikan Sasha yang menggerutu dan meneruskan persiapan yang tadi. Aku tak mau terlalu memikirkan kejadian tadi. Memang kejadian hari ini cukup membuat jantungku keluar dari tempatnya.

"Qil...? Aqila...!!" teriak Sasha tepat diampingku.

"Issshhh... Apaan sih Cha...? Biasa aja kali manggilnya."

"Aqila sayang, aku udah biasa kali, kamunya aja yang bengong terus. Ngelamunin apaan sih, asik banget."

"Ehh... Aku nggak ngelamunin apa apa kog." kataku.

"Ailah.... Kaya yang percaya aja. Aku kenal kamu udah lama lho, Qil."

"Beneran deh Cha, aku nggak ngelamun."

"Aqila...!!" kulihat mbak Aisyah masuk keruang pembimbing dan menghampiriku.

"Iya mbak...??"

"Di cariin abang kamu tuh, di rumah mbak. Kamu kesana dulu ya...? Mbak mau kebelakang dulu."

"Iya mbak Aisyah. Sha, aku kesana dulu ya." duh, sampek lupa kalo aku nanti pulang sama abang. Batinku.

"Iya bu Ustadzah." kata Sasha meledekku. Tak kuhiraukan ucapannya dan bergegas keluar.

"Qil, tunggu...!!" kata Sasha menghentikan langkahku.

"Apa lagi sih Sha...?"

"Jangan lupa jaga hati, pikiran serta pandangan ya...!! Soalnya yang di depan sana itu menggoda iman kaum hawa banget...!!" katanya cekikikan.

"Iiisshhh... Paan coba. Menggoda iman apaan coba...!!" Emang ada gitu es krim raksasa berjalan dan memamerkan kesegarannya, dan menggoda setiap mata yang melihatnya untuk mencicipinya. #plakkk_logikangawur

"Eehhh...? Aku serius lho Qil."

"Iya, iyaa... Udah ah, aku mau ketemu abang dulu. Dia pasti udah lama nungguin aku. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Aku segera keluar, takut abang menungguku kelamaan, dan mungkin ninggalin aku pulang karena kelamaan.

"Abang, maaf adek kelamaan. Soalnya.... Ehhh..." kataku terhenti melihat pemandangan didepanku.

***

Assalamu'alaikum, teman-teman...
Hayoo pada tau nggak apa yang dilihat sama Aqila...?? Beneran es krim raksasakah...?? Atau abang penjualnya yang ketje...?? Wkwkwk 😄😁 #Plakkk

Oh iya, trimakasih banyak sama readers yang masih setia menunggu cerita amatir ini... Dan author minta maaf banget karena ngaret terus upnya, karena tugas banyak banget. Jadi, sabar yaa...😊

Oke, selamat membaca...!!
Jangan lupa vote and comment yaa... Atau minimal jawab salam... (nggak maksa) Hehe

Jangan Lupa baca Al Qur'annya
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
😊

Antara Hati dan Iman ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang