Epilog

3.9K 190 14
                                    

"Sesungguhnya jodoh tak akan pernah salah, karena tulang rusuk tak akan pernah bisa tertukar."

🌸🌸🌸

Sendu, itulah kata yang pertama kali hadir di benak Aqila, saat dia membayangkan apa yang akan terjadi hari ini. Aqila sungguh tak percaya jika dia akan bisa sampai di titik sejauh ini. Awalnya dia memang tidak yakin akan mengambil keputusan ini. Tapi, melihat keadaan saudara seimannya, dia akan merasa sangat berdosa jika dia mengabaikannya.

Hatinya semakin bergemuruh saat mengingat keadaannya saat ini, dan rasa sedih, bahagia dan khawatir sudah menjadi satu dan menggoyahkan pertahanannya. Sehingga tanpa sadar buliran bening keluar dari kelopak mata indahnya.

Ceklek

"Aqila...?" seru seseorang yang baru saja membuka kamarnya.

"Bunda... Hiks..."

"Loh, kog nangis sih, sayang...? Hembb...? Katanya udah ikhlas." kata bunda Naila.

"Nggak kog bunda, adek beneran udah ikhlas kog. Adek kan hanya, apa yah, adek hanya terharu saja kog." kata Aqila dengan senyum yang di paksakan.

"Yasudah, kita berangkat sekarang yah. Semua orang sudah menunggu di bawah."

"Iya bunda."

Aqila pun akhirnya keluar dari kamarnya bersama bunda Naila. Mereka langsung menuju ke ruang tamu, yang disana telah di sambut oleh beberapa anggota keluarga yang menatap Aqila sendu. Mereka awalnya merasa kecewa dengan keputusan yang di ambil oleh Aqila untuk membatalkan pernikahannya dengan Arfan secara sepihak. Namun mereka akhirnya bisa menerimanya setelah melalui perdebatan yang cukup panjang.

"Baiklah, karena semua anggota keluarga sudah lengkap. Lebih baik kita berangkat sekarang, agar kita tidak terkena kemacetan." kata ayah Faishal yang di setujui oleh semua orang.

***

Aqila dan keluarganya baru saja sampai di kediaman keluarga Asyraf. Mereka semua segera turun dari mobil dan di sambut dengan baik oleh keluarga Asyraf. Suasana pernikahan di kediaman keluarga Asyraf begitu ramai. Yah, meskipun hanya keluarga dekat dan beberapa teman saja yang di undang.

Semua orang di sambut dengan baik dan di persilahkan masuk ke ruang utama, karena acara akad nikahnya akan segera dimulai. Semua orang tampak begitu bahagia, terutama Arfan yang saat itu sedang duduk di depan penghulu.

Arfan mengedarkan pandangannya ke arah uminya. Namun, pandangannya tak sengaja bertemu dengan manik mata Aqila yang duduk di samping uminya, dan sebuah senyum kebahagiaan tercetak jelas di wajah tampannya. Aqila yang melihat itu berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain, mengingat kalau Arfan sebentar lagi akan menjadi suami Sarah.

Namun, hati dan pikiran sudah tidak bisa di kompromikan lagi. Perlahan rasa sesak itu merasuk ke dalam tubuh Aqila, yang perlahan-lahan menggerogoti hati dan menggoyahkan pertahanannya. Hingga saat tangan Arfan menjabat tangan penghulu, pertahanan itu pun runtuh dan Aqila kini merasakan penyesalan yang begitu mendalam.

Yah, Aqila menyesal karena telah melepaskan seseorang yang di cintainya, dan dia rasa sekarang sudah terlambat. Seseorang yang dulu akan menjadi imamnya, setelah ini Arfan akan menjadi suami orang lain.

"Ya Arfan Zahir Ubaid bin Asyraf Zahir Ubaid...! Ankahtuka wa zawwajtuka, Asma Aqila Adzkiya binti faishal Dhiyaulhaq bi mahri surah Ar Rahman wa alati sholati, naqdan."

Antara Hati dan Iman ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang