Bab 25

3.3K 207 37
                                    

Bismillah...

Taqobalallahu minal wa minkum, taqobbal ya karim.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H.

Mohon maaf lahir batin semuanya... Maafkan author yaa, bila selama ini ada salah dalam menulis. Atau kata-kata yang mungkin tidak enak di hati. 🙏😊

Alhamdulillah, setelah sekian lama disibukkan dengan kesibukan di Hari Raya, akhirnya bisa menyapa kalian semua. Oh iya, ada yang kangen sama author nggak nih... Hehehe...😁 #Ngarep_aja_thor

Hmmm... kalo nggak ada mah nggak papa. Aku mah apa atuh... #plak (mewek di pojokan) 😢😭

Wkwkwk, yaudah sok atuh di baca...!!

Happy reading...!! 😊

***

"Tolong dengarkan penjelasanku dulu Zahra Malikah Al Ihsan...!!" bentak seseorang di dalam.

Hening sesaat, sebelum salah satu dari mereka membuka suara.

"Maafkan aku Zahra, telah membentakmu. Tapi aku mohon... Tolong dengarkan penjelasanku dulu."

"Penjelasan apa lagi kak...? Semua sudah jelas...!! Semua sudah jelas kalo aku dan kak Fahri memang tidak berjodoh."

Degg.

Jadi mbak Ara dan ustadz Fahri...?? Aku masih terdiam di depan pintu ruangan mbak Ara.

"Zahra, tolong mengertilah...!!"

"Apa lagi yang tidak Ara mengerti kak. Lagian Ara juga sadar, kalo memang Ara bukan wanita yang baik buat kakak. Jadi, Ara mohon menikahlah dengan Aqila. Insya Allah. Ara ikhlas kak."

"Ra, apakah hanya sampai di sini kamu perjuangkan hubungan kita...?"

"Apa lagi yang harus Ara perjuangkan kak...? Ara sudah berjuang. Tapi nyatanya kita memang tidak berjodoh. Dan tentang perjodohan, aku menolak perjodohan itu karena aku percaya kakak akan datang meminta aku pada ayah suatu hari nanti. Itu jawaban Ara, jika penolakan Ara yang kakak tanyakan."

"Tapi kenapa kamu diam saja, dan memilih pergi waktu itu Ra...? Andai kamu tidak pergi aku masih bisa membatalkan khitbah itu dan memilih kamu."

"Kakak memilih aku dan menolak Aqila setelah dia memberikan jawaban. Nggak kak...!! Itu sama saja kakak mempermainkan dan menyakiti perasaan Aqila. Dan aku pasti akan menjadi orang yang paling jahat waktu itu."

"Please, Zahra. Tolong beri aku kesempatan lagi."

"Maaf kak, Ara nggak bisa. Lebih baik kita berakhir sampai di sini." kata mbak Ara dengan tenang. Aku tau pasti ada rasa sakit yang mendalam di sana. Ya Allah, jadi inilah penyebab kegundahan hati ini. Kataku dalam hati.

"Ra...? Maafkan aku. Aku__."

"Nggak ada yang harus di maafkan kak. Semua ini adalah takdir. Jadi biarkan kita jalani kehidupan yang di gariskan Allah pada diri kita masing-masing. Jadi, kak Fahri tidak usah merasa bersalah, dan sekarang tolong tinggalkan Ara sendiri." kata mbak Ara kemudian. Nggak, ini nggak boleh terjadi. Aku nggak akan biarin pernikahanku dengan ustadz Fahri berjalan. Aku pernah berada di posisi mbak Ara, dan itu sangat menyakitkan menurutku. Jika sampai pernikahan ini terjadi, aku akan menjadi manusia yang paling jahat di dunia ini karena menikah di atas penderitaan orang lain.

Antara Hati dan Iman ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang