"Kebahagiaan, tak perlu di cari, cukup dengan hadirmu kebahagiaan itu datang."
🌸🌸🌸
Author Pov
Suasana kediaman Faishal begitu hangat dan harmonis. Di tambah lagi dengan berkumpulnya putra putri dan cucunya hari ini. Mereka semua berkumpul di ruang keluarga setelah sarapan bersama.
"Oh iya, dek, bagaimana acara jalan-jalannya tadi malam...? Denger-denger ada yang lagi ketimpa sial, bener yah...?" tanya Zahra membuka percakapan. Semua anggota keluarga menatap Aqila dan Zahra bergantian, kecuali Fawwaz yang sudah menekuk wajahnya.
"Kamu yakin Ra, nggak lagi bercanda kan, tapi waktu adek pulang tadi malam, dia nggak kenapa-kenapa tuh, dan nggak ada yang berkurang." selidik Ayah Faishal.
"Kamu nggak bohong kan, Yang." kata mas Fahri, suami mbak Ara.
"Iihhh..., beneran mas, yah, Ara nggak boong kog. Kalo nggak percaya tanya aja ke adek." kata mbak Ara merajuk.
"Dek...??" kata semua orang menuntut penjelasan dari Aqila, kecuali Fawwaz yang menatapnya sebal. Aqila hanya menghembuskan nafas pasrah, dia melihat abangnya sebelum membuka suara. Dia terkikik geli saat melihat ekspresi abangnya sekarang. Hmm... Sangat menggemaskan, batinnya.
"Iya, tadi malam abang hampir di pukuli sama orang." kata Aqila santai.
"Apaaa...??!!!" kata semua orang terkejut. Mereka semua menoleh ke arah Fawwaz yang hanya nyengir kuda, lalu mengalihkan pandangannya ke Aqila kembali.
"Dek, bisa kamu jelaskan pada kami, bagaimana kronologi kejadiannya...?" kata ayah Faishal pada putrinya.
Sebenarnya Aqila merasa kasihan pada abangnya, tapi melihat wajah penasaran dari seluruh anggota keluarga, mau tak mau juga membuatnya tak tega. Dia kemudian menghela nafas panjang sebelum pada akhirnya mengalirlah semua cerita kejadian tadi malam.
"Hahaha... Ya Allah, bang. Kamu nggak niat cari jajan kan...?" ledek mas Fahri.
"Yah, kalo Fisya ngizinin sih, boleh juga." kata Fawwaz pada istrinya.
"Kalo Fisya sih nggak masalah kalo abang cari jajan lagi. Kalo perlu sekarang juga nggak papa."
"Serius yang...?"
"Tujuh rius malah...," kata Fisya membuat Fawwas tersenyum lebar. "..., Eitsss, tapi sebelumnya kita ke dokter dulu." kata Fisya membuat semua orang bingung.
"Ngapain kita ke dokter dulu, Yang. Kan tinggal datangi rumahnya saja."
"Iya, kita kan mau mengkhitan abang lagi." kata Fisya santai, membuat semua orang tertawa, kecuali Fawwaz yang cengo di buatnya. Fisya pun beranjak menuju Azzam yang sedang bermain bersama Adam, putra Ara dan Fahri di taman samping rumah.
***
Inilah kegiatan baru Aqila saat semua orang pergi meninggalkannya dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Ayah dan bang Fawwaz yang pergi ke kantor, mas Fahri yang pergi mengajar di kampus, dan mbak Ara yang pergi ke rumah sakit. Dia hanya menata taman samping rumah, dan menanaminya dengan berbagai macam bunga yang indah.
Aqila tersenyum puas melihat hasil kerjaannya. Taman rumahnya yang terlihat sangat indah. Usai dengan pekerjaannya dia pun masuk ke dalam rumah, dan mendapati seseorang yang sedang berbicara dengan bunda dan kakaknya.
"Sasha...?" gumam Aqila.
Aqila pun segera membersihkan dirinya di kamar, karena hari ini dia memang akan pergi bersama sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati dan Iman ✅
Spiritual"Cinta... Satu kata yang memiliki banyak makna. Apakah itu yang aku rasakan saat bersama denganmu....?? Jawabannya adalah entahlah... Karna yang aku ketahui, cinta pada selain-Nya adalah menyakitkan." _Asma Aqila Adzkiya_ "Jika kamu bertanya apakah...