"Terkadang kejutan yang kita dapat adalah bagian dari masa lalu yang terpendam."
🌸🌸🌸
Rasanya lelah yang aku dapat hari ini terbayarkan dengan acara yang berjalan lancar. Yah, meskipun aku harus menahan nafas berkali kali di atas panggung. Entahlah aku tak mau memusingkan pikiranku dengan dalang dari ide konyol yang membuat aku dan Bang Zahir menjadi pengisi kajian hari ini. Huft... Tentu saja, siapa lagi kalo bukan Mbak Aisyah. Bahkan kini aku masih syok dengan kebenaran yang aku dapat dari Abang tercintaku dua hari yang lalu.
Flashback on
"Dek..."
"Ada apa sih Bang...?"
"Kamu beneran nggak tau siapa sebenernya Abinya Putri...?"
"Nggak."
"Beneran dek, kamu nggak tau...?"
"Nggak. Aku emang nggak tau, dan nggak mau tau."
"Kamu serius...?"
"Tujuh rius malahan. Lagian yaa... Abang kenapa sih dari tadi ngomongin Abinya Putri mulu...!! Nggak ada yang lain apa...!! Atau jangan-jangan___"
"Apaan...?"
"Abang suka yaa, sama Abinya Putri...!! Ishh aku kok ngeri sihh... Awww..." selidikku, yang dihadiahi jitakan manis olehnya.
"Ngawur kamu dek... Ya enggak lah...!! Abangmu ini masih normal. Buktinya tuh mbakmu nggak bisa lama-lama jauh dari abang." nah kan, ge'ernya kumat lagi.
"Isshhh... Ya nggak usah pake jitak juga kali...!! Ntar kalo aku geger otak gimana coba, hayooo...? Pokoknya abang harus tanggung jawab...!!"
"Alah... Alay kamu dek."
"Yaa... Lagian, Abang ngapain coba bahas Abinya Putri terus. Nggak ada topik lain apa." kataku mulai jengah.
"Lah, lagian kamu sih dek...!!"
"Hlah... Kog aku sih Bang...!!"
"Nih ya, abang kasih tau sama adek tercintanya bang Fawwaz yang katanya pinter, tapi ingatannya kadang hang...!!"
"Yah... Kalo itu jangan salahin adek dong...!! Itu sih gara-gara abang keseringan jitak aku." protesku tak terima.
"Abang belum selesai ngomong dek...!!" ingatnya yang kubalas dengan senyum lima jariku.
"Dek, kamu masih ingat nggak saat pertama kalinya kamu ke pondok An Najah dan pulang dengan keadaan pingsan...?" kata bang Fawwaz mengorek kenangan buruk di masa lalu.
"Bang... Please...?? Jangan ngomongin itu lagi..." kataku memohon.
"Maaf dek abang nggak bermaksud gitu. Tapi, kamu ingat nggak sama orang yang nolongin kamu waktu itu...??"
Aku mengangguk, dan detik kemudian aku teringat dengan sosok abang kedua bagiku. "Bang Zahir...?" tanyaku ragu.
"Yah, kamu benar. Dia adalah Arfan Zahir Ubaid. Orang yang menyelamatkan kamu dari kejadian naas itu. Bahkan Abangmu sendiri tak bisa melakukannya waktu itu."
" Lahh... Terus apa hubungannya Bang Zahir sama Ustadz muda...?? Hmm... Maksud adek, Abinya Putri. Iya memang mereka sedikit mirip sih sebenernya." sumpah nih yaa, aku masih bingung.
"Dek...??"
"Iya Bang."
"Kamu tuh sebenernya lemot atau gimana sih...!!" kata bang Fawwaz kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati dan Iman ✅
Spiritual"Cinta... Satu kata yang memiliki banyak makna. Apakah itu yang aku rasakan saat bersama denganmu....?? Jawabannya adalah entahlah... Karna yang aku ketahui, cinta pada selain-Nya adalah menyakitkan." _Asma Aqila Adzkiya_ "Jika kamu bertanya apakah...