"Jika Allah adalah yang telah mengisi kekosongan jiwa ini, Bisakah aku berharap kamulah orang yang mengisi kekosongan hidup ini."
🌸🌸🌸
Seorang pemuda telah turun di depan sebuah rumah yang menjadi tempat untuk membagi kasih sayang. Rumah yang sederhana namun bagaikan surga. Pemuda itu langsung melangkahkan kakinya menuju rumah itu tanpa melepaskan senyumannya.
"Assalamu'alaikum." salam pemuda itu.
"Wa'alaikum salam," jawab seseorang dari dalam rumah.
"Abiii....!!!" teriak seorang gadis kecil yang bernama Putri, dan berlari memeluk abinya. Yah, pemuda tersebut adalah Arfan Zahir Ubaid, pengasuh sekaligus sepupu dari pengasuh pondok An Najah.
"Putri kog teriak-teriak sih."
"Habisnya Putri kangen banget sama abi, abi lama banget sih nggak jenguk Putri di sini, abi udah lupa sama Putri ya...?" kata gadis itu membuat Arfan terkekeh.
"Putri sayang, mana mungkin abi lupa sama gadis kecilnya abi. Abi minta maaf ya, abi kan harus kerja jadi abi nggak bisa setiap hari ke sini."
"Tapi kan abi bisa jenguk Putri kalo pas libur."
"Iya deh abi minta maaf banget ya sayang, yaudah sebagai gantinya besok abi mau ajak Putri jalan-jalan gimana...?"
"Beneran abi...?"
"Iya, sayang."
"Yeeaayyy... Terima kasih abi." kata Putri antusias.
"Sama-sama, sayang."
"Fan...?" panggil seorang wanita yang merupakan sepupu dari Arfan, mbak Aisy.
"Iya mbak...?"
"Bagaimana Aqila...? Hmm... Maksud mbak anak-anak, mereka__" kata mbak Aisy sengaja menggantung ucapannya.
Arfan menghela nafas berat, dia faham apa yang di maksud oleh kakak sepupunya.
"Maaf Fan, bukan maksud mbak mau ikut campur urusan kamu, tapi__"
"Aku ngerti kog mbak,..." potong Arfan cepat. "Aku tau anak-anak butuh sosok pembimbing seperti Ila. Aqila memang telah berhasil menarik simpati mereka."
'Begitu juga dengan diriku, dia telah berhasil membuatku bingung akan perasaanku sendiri,' lanjut Arfan dalam hatinya.
"Fan, apa nggak sebaiknya kamu khitbah saja dia." kata mbak Aisy pada sepupunya.
"Aku rasa itu hal yang sangat mustahil mbak." kata Arfan tersenyum miris.
"Kenapa kamu berkata seperti itu, bahkan kamu belum mencobanya, dan kamu sudah menyerah."
"Memang apa yang bisa aku lakukan mbak, aku yakin dia nggak akan menerimaku. Apalagi setelah semua sikapku padanya, aku nggak mau dia pergi setelah ingat siapa aku sebenarnya. Dan lagi, aku rasa, aku nggak akan mampu membuat abangnya percaya padaku."
"Fawwaz marah lagi sama kamu...? Kenapa...?"
"Aku juga nggak tau mbak. Aku rasa memang Ila bukanlah jodohku, dia terlalu sempurna untukku." katanya pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati dan Iman ✅
Spiritual"Cinta... Satu kata yang memiliki banyak makna. Apakah itu yang aku rasakan saat bersama denganmu....?? Jawabannya adalah entahlah... Karna yang aku ketahui, cinta pada selain-Nya adalah menyakitkan." _Asma Aqila Adzkiya_ "Jika kamu bertanya apakah...