Bab 32

3.3K 182 11
                                    

"Langit malam tetap sama dengan sejuta rahasia, dapatkah engkau beri tau aku satu rahasia saja. Yaitu tentang masa lalu."

🌸🌸🌸

Author Pov

Senja yang sama dan selalu membuat siapa pun yang melihatnya terpesona. Tak terkecuali bagi gadis cantik ini, meskipun dia tak tau siapa dirinya di masa lalu, tapi dia tetap kagum akan apa itu yang namanya senja.

"Dek...?"

"Iya bunda...?"

"Masuk yuk, udah hampir malam ini sayang, kita siap-siap ya...? Nanti kamu telat."

"Memang kita mau kemana bunda...?"

"Sudahlah kita siap-siap saja, kamu nanti juga akan tau sendiri kog."

"Iya bunda."

Malam telah tiba, semua keluarga Aqila pergi ke undangan salah satu teman lama ayahnya. Bahkan mereka mengajak Fawwaz untuk ikut serta.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam, Masya Allah... Ente masih tetap aja ya, nggak ada yang berubah." kata seseorang yang menyapa ayah Aqila.

"Hahaha... Ente juga masih tetap muda aja, Zan." kata mereka lalu tertawa bersama.

"Oh iya, ini siapa, Sal...?"

"Oh iya sampek lupa, ini Fawwaz anak sulung saya, bersama keluarganya."

"Selamat malam Om." salam Fawwaz yang di sambut hangat oleh Fauzan, teman ayahnya.

"Dan yang ini adalah putri bungsu saya, Aqila." kata ayah Aqila mengenalkan putrinya.

"Wah, putri kamu cantik banget Sal. Andai saja ane punya anak laki-laki, udah ane jadiin mantu putri ente." kata Fauzan terkekeh.

"Oh iya, bukannya masih ada satu lagi putri ente...?"

"Zahra, dia lagi ada acara sama suaminya. Jadi dia nggak bisa ikut."

"Barakallah, dia sudah menikah. Ente kenapa nggak undang ane."

"Acaranya sangat mendadak, jadi cuma kerabat dekat dan tetangga saja yang di undang."

"Oh begitu, nggak papa kog. Yasudah, silahkan kalian menikmati hidangan malam ini, dan maaf hanya ini yang bisa kami hidangkan."

"Nggak papa kog, ini aja sudah lebih dari cukup."

***

Acara temu kangen yang di adakan oleh keluarga Fauzan benar-benar bisa di bilang sukses. Berkat acara ini semua teman-teman waktu masih sama-sama kuliah dulu bisa berkumpul kembali. Bahkan ada yang sampek membawa anak cucu mereka ke sana.

Semua orang terlihat bahagia karena bisa berkumpul kembali. Namun hal itu tidak di rasakan oleh Aqila yang duduk di tengah-tengah kerumunan itu yang merasa terusik. Bukan, bukan karena dia tak bahagia, tapi dia merasa sangat asing pada mereka. Bahkan dia tetap tidak bisa mengingat apapun saat bundanya menceritakan masa lalunya bersama teman-teman ayahnya.

Antara Hati dan Iman ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang