Bab 41

3.1K 183 18
                                    

"Nyatanya tak ada yang abadi di dunia ini, begitu pula dengan sebuah kebatilan."

🌸🌸🌸

Di sini lah mereka sekarang, duduk di ruang tamu keluarga A' Rahman dan Aisyah, dengan rasa gusar dan kekhawatiran yang terlihat jelas di antara mereka semua. Baik keluarga Fawwaz mau pun Arfan, mereka semua tengah berkumpul di Pondok An Najah untuk membantu mencari Aqila. Sedangkan bunda Naila masih tak sadarkan diri sejak Arfan dan Fawwaz sampai di Pondok An Najah dan membawa kabar yang sangat mengejutkan. Dan siapa sangka jika orang tua Arfan dan Fawwaz ada di rumah A' Rahman saat itu, dan akhirnya berita kehilangan Aqila yang tadinya ingin Fawwaz rahasiakan dari bundanya harus terungkap saat itu juga.

"Bagaimana keadaan bunda saat ini mbak...?" tanya Fawwaz, pada mbak Ara yang baru saja datang bersama dengan suaminya.

"Bunda masih tak sadarkan diri, tapi kondisinya tak selemah tadi."

"Alhamdulillah, semoga bunda cepat sadar."

"Oh ya, sudah ada kabar tentang adek, bang...?"

"Sampai saat ini polisi masih menyelidikinya, dan tadi ayah sama om Asyaraf meluncur ke tempat kejadian."

Tak berselang lama mbak Aisy datang dengan seseorang di sampingnya. Mereka langsung menuju di mana semua keluarga muncul dengan raut wajah yang sulit untuk di artikan, terutama orang yang ada di samping mbak Aisy, Sasha sahabat Aqila. Dia segera berjalan menuju ke tepat di mana Arfan, Fahri dan A' Rahman yang tengah kebingungan.

Braakkk

Suara meja di gebrak tepat di depan Arfan, membuat sang empunya mendongak saat itu juga. Siapa lagi pelakunya kalo bukan Sasha. Aura kemarahan tercetak jelas di wajahnya. Mbak Aisy yang berada di sampingnya mengusap punggungnya agar Sasha mengontrol emosinya.

"Udah Cha, semua nggak akan selesai dengan kemarahan. Sabar, dan kendalikan dirimu. Jangan sampai setan menguasai dirimu." kata mbak Aisy, menenangkan Sasha.

Namun, Sasha tetaplah Sasha, dia tak mengindahkan perkataan mbak Aisyah.

"Sejauh apa hubungan kamu dengan wanita iblis itu...?!" kata Sasha ketus.

"Wanita iblis...? Siapa maksud kamu, aku nggak mengerti." ujar Arfan pada wanita yang dia ketahui adalah salah satu pegawai di kantornya.

"Udah deh, nggak usah mengalihkan. Ayo jawab saja, sejauh apa hubungan kamu dengannya." kata Sasha naik satu oktaf. Membuat Fawwaz dan mbak Ara yang sedang bicara agak jauh dari sana menoleh sumber keributan.

"Sha, kendalikan dirimu. Masalah nggak akan selesai dengan sebuah amarah." kata A' Rahman menengahi.

"Kalian semua nggak tau...!! Kalian nggak tau perjuangan Aqila selama ini...!! Kalian nggak tau seberapa besar rasa sakit yang dia rasakan selama ini...!! Terutama kamu...!!" tunjuknya tepat di depan muka Arfan. Dia sudah tidak peduli lagi mau di anggap tidak sopan oleh atasannya. Karena yang dia pikirkan saat ini adalah di mana keberadaan sahabatnya.

"Kamu nggak tau seberapa besar rasa sakit yang di pikul Aqila sendirian saat wanita iblis itu bersamamu. Dia rela menjauh dari kalian dan menjauh dari tempat ini hanya karena dia nggak mau mengganggu kalian. Dia juga tak mau sesuatu hal yang buruk di lakukan oleh wanita iblis itu pada Putri jika dia mendekatinya. Tapi nyatanya tak ada satu pun di antara kalian yang tau akan hal itu, kalian semua telah di butakan oleh topengnya. Aqila memang terlihat baik-baik saja selama ini, tapi apa kalian semua tau dia menyimpan semua kesedihannya seorang diri." katanya pilu.

"Oke, Baiklah. Bisa kamu ceritakan lebih jelas siapa wanita iblis yang kamu maksud dan apa saja yang sudah dia lakukan pada adekku." kata Fawwaz yang baru saja datang.

Antara Hati dan Iman ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang