"Aku akan berhenti perjuangkan kamu saat kamu pergi, Namun biarkan cinta suci ini tetap terlambung di sepertiga malamnya."
🌸🌸🌸
Malam kembali memeluk bumi, memberikan waktu bagi hamba-Nya tuk bersujud di hadapan-Nya. Tak terkecuali bagi pemuda tampan satu ini. Dia tak pernah melewatkan waktu-waktu di mana Allah memeluk sayang semua hamba-Nya. Namun kali ini dia tampak berbeda, dia kini tengah terduduk dengan memegang mushaf di tangannya. Hal yang biasa dia lakukan setelah melaksanakan sholat malam. Tubuhnya bergetar, air matanya menetes saat dia membaca sebuah surah, sebuah surah yang membuatnya sadar bahwa dia hanyalah manusia biasa yang penuh dengan dosa.
Allah SWT berfirman:
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 2)Pemuda tersebut kemudian menghapus air mata yang telah meleleh dari pelupuk matanya. Dia menyesali semua dosa-dosa yang telah dia lakukan. Pemuda tersebut kemudian menghela nafas panjang, lalu melihat ke arah gadis kecil yang menjadi alasannya untuk selalu bangkit. Gadis itu adalah Putri 'Ainun Syifa keponakan yang dia anggap sebagai anaknya sendiri, dan pemuda itu adalah Arfan Zahir Ubaid.
Arfan merasa bingung akan perasaannya pada Aqila, dia merasa tak yakin bisa menjadikan Aqila sebagai pelengkap imannya. Tapi melihat kedekatannya dengan Putri, dia merasa separuh agamanya ada pada Aqila. Dan kini dia bertekad untuk mendapatkan hal itu.
Flashback on
Suasana pasar malam saat ini begitu menyenangkan. Meskipun hanya berjalan mengelilingi stand dengan anak-anak kecil, bagi Arfan sudah merupakan nikmat yang tak terhingga.
"Fan, Putri mana...?" tanya mbak Aisy.
"Loh, bukannya tadi dia sama mbak ya...?" kata Arfan menyadari suatu hal.
"Iya, tapi tadi dia bilang mau ketemu sama kamu."
Arfan yang menyadari hal itu langsung melenggang pergi untuk mencari di mana keberadaan Putri. Dia menyisir lapisan manusia di sana bersama mbak Aisy, dan mengamanahkan anak-anak yang lain pada A' Rahman.
Dengan rasa penuh harap cemas mencari keberadaan gadis kecilnya yang tak kunjung menampakkan diri, akhirnya dia bisa bernafas lega kala melihatnya sedang duduk bersama seseorang yang sangat istimewa di benaknya. Arfan tersenyum kala melihat pemandangan di depannya. Putri yang duduk di sebuah bangku, dengan di peluk oleh seorang wanita yang telah berhasil menjungkir balikkan perasaannya. Tanpa bisa di pungkiri, kini perasaan hangat menjalar di tubuhnya.
"Udah kali Fan, sampek mau ngences gitu liatinnya. Buruan gih temui bapaknya suruh halalin." goda mbak Aisy pada sepupunya.
"Ck, mbak Aisy pa'an coba." kata Arfan yang mulai salah tingkah karena tertangkap basah sedang mengagumi pemandangan di depannya. Sedangkan mbak Aisy hanya terkekeh melihat sepupunya yang salah tingkah itu.
Karena mendengar ke gaduhan yang ada di belakangnya, Putri dan seseorang yang tengah memeluknya itu menoleh ke belakang. Tangis Putri pecah kembali saat melihat abinya, dia segera berlari menghampiri abinya. Sedangkan Aqila yang melihat Putri memeluk abinya tanpa sadar membuat dirinya tersenyum, namun dia merasa terkejut saat melihat seorang wanita yang berada di samping mereka. Aqila merasa tidak asing dengan mereka, namun dia tak bisa mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati dan Iman ✅
Spiritual"Cinta... Satu kata yang memiliki banyak makna. Apakah itu yang aku rasakan saat bersama denganmu....?? Jawabannya adalah entahlah... Karna yang aku ketahui, cinta pada selain-Nya adalah menyakitkan." _Asma Aqila Adzkiya_ "Jika kamu bertanya apakah...