"Kamu adalah nafasku, maka kembalilah dan teruslah bersamaku."
🌸🌸🌸
Bruukkk...
"Astaghfirullah...!! Maaf mbak saya nggak sengaja. Mbak nggak___ Mbak Aisyah...??"
"Aqila...??" panggilnya langsung menarik dan menangis di pelukanku. Kubiarkan bahuku basah dengan air matanya, membiarkannya meluapkan semua sesak di hatinya.
"Mbak...?" panggilku setelah dia dapat mengontrol emosinya.
"Qil, kenapa harus Putri. Dia sudah sangat tersakiti, hiks... kenapa Allah masih mengujinya sedemikian rupa." katanya di sela isak tangis.
"Mbak tenang dulu ya...? Kita cari tempat duduk dulu, baru mbak cerita ke Qila apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun Qila tak bisa menjamin apa-apa, tapi Insya Allah Qila akan bantu mbak semampu Qila." kataku menuntun mbak Aisy duduk di salah satu bangku Rumah Sakit.
Aku termenung setelah mbak Aisy menceritakan semua yang di alami Putri selama ini. Aku nggak habis fikir jika mbak Sarah sepicik itu. Tapi aku bisa apa, bahkan bertemu dengan Putri saja aku tak bisa.
'Ya Allah, lindungilah Putri. Berilah kesembuhan padanya dan angkatlah penyakitnya.' do'aku dalam hati.
"Qil...?"
"Iya mbak...?"
"Bagaimana kalo Putri nggak bisa bertahan. Hiks... Kondisinya terus menurun. Mbak nggak bisa bayangin jika itu benar-benar terjadi." kata mbak Aisy mulai terisak kembali.
"Sudah ya mbak. Mbak Aisy berdo'a yang terbaik aja buat Putri. Ingat mbak nggak ada yang tau usia seseorang selain Allah." kataku menguatkannya meskipun sebenarnya aku tak yakin dengan diriku sendiri saat ini.
Kulihat banyak perawat yang lewat di depanku sedang berlarian menuju ke salah satu ruang rawat inap di lorong yang aku lewati tadi. Tunggu...!! Mbak Zahra...?? Jangan-jangan...
"Putri...? Dek, ayo ke ruang rawat Putri sekarang. Mbak takut terjadi apa-apa sama dia."
"I_iya mbak." kataku saat mbak Aisy menarik paksa tanganku agar mengikutinya.
***
Author Pov
Aqila berjalan menuju ruang rawat Putri dengan perasaan campur aduk. Di tambah lagi ada Sarah dan abinya Putri di sana.
"Kamu...? Apa yang kamu lakukan di sini...?? Hahhh...!! Kamu pasti senang kan liat Putri seperti ini." bentak Arfan saat Aqila tiba di sana. Aqila hanya bisa tertunduk menahan isak tangis, sedangkan Sarah tersenyum sinis padanya.
"Arfan...!! Jaga emosi dan omongan kamu, ini Rumah Sakit...!! Di sini bukan hanya kamu saja yang khawatir pada Putri, kita semua juga khawatir pada dia." kata mbak Aisy melemah.
"Mbak sudah... Lebih baik kita berdo'a saja yang terbaik buat Putri." kata Aqila menenangkan mbak Aisy.
Sudah hampir satu jam perawat itu tidak keluar, membuat Aqila tidak tenang. Dia berjalan mondar mandir di samping ruang rawat itu. Sedangkan mbak Aisy sudah menangis tergugu di pelukan Sasha yang datang sepuluh menit yang lalu, dan ustadz Arfan yang hanya diam dengan pandangan kosong di sebelah Sarah. Tak berselang lama pintu ruang rawat itu terbuka dan munculah sosok berbaju putih khas Rumah Sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Hati dan Iman ✅
Spiritual"Cinta... Satu kata yang memiliki banyak makna. Apakah itu yang aku rasakan saat bersama denganmu....?? Jawabannya adalah entahlah... Karna yang aku ketahui, cinta pada selain-Nya adalah menyakitkan." _Asma Aqila Adzkiya_ "Jika kamu bertanya apakah...