Bab 18a

3.6K 204 13
                                    

"Sahabat adalah mereka yang selalu ada apapun keadaan kita, bukan mereka yang pergi setelah tau kekurangan kita."

🌸🌸🌸

Aqila Pov

Inilah kegiatanku sore ini. Setelah hampir seminggu mengurus acara di pesantren kakek, dan berhadapan dengan beraneka ragam tingkah para santri. Melihat keindahan lukisan Allah pada waktu senja di balkon kamar dengan ditemani alunan sholawat menjadi pilihanku saat ini.

Drrrttt drrrttt

Kuraih hpku yang bergetar dari saku gamisku.

Acha Calling....

"Tumben sore begini telfon." gumamku, lalu menggeser tanda hijau.

"Assalamu'alaikum." terdengar salam dari seberang sana.

"Wa'alaikum salam."

"Duhhh... Ademnya denger suaranya calon istri sholehah... Abang meleleh neng..." celetuk Sasha membuatku terkekeh.

"Lebay kamu Sha. Oh iya, ada apa nih ustadzah Sasha yang sholehah nelfon sore-sore begini. Tumben banget." kataku penasaran.

"Hmmm... Emangnya nggak boleh telfon ya neng... Padahal lagi kangen berat nih sama calon Istri dan Umi sholehah." katanya mulai ngelantur.

"Isshhh.... Apaan sih Cha...!! Aku lagi serius nih." kataku mulai jengkel.

"Hehehe... Iya, iya maaf. Jangan ngambek dong. Masak gitu aja marah."

"Siapa juga yang marah. Eh iya, ngomong-ngomong kamu lagi dimana sih Cha. Kog berisik banget."

"Hmmm... Di Club."

"Apaaa....!!!" Sumpah nih anak lagi nggak salah ngomong kan. Sasha pergi ke Club. Terdengar suara gelak tawa dari seberang sana.

"Hehehe... Astaghfirullah...!! Ya ampun."

"Cha...? Kamu masih disitu...?"

"Ya, aku masih disini. Kamu mau aku bawakan sesuatu."

"Nggak. Emm... Maksud aku, kamu nggak beneran pergi ke Club kan...? Kamu sudah tau pasti kalo pergi kesana itu__" aku sengaja menggantung kalimatku, karena aku tak mau menyinggung perasaannya.

"Aku tau Aqila sayang." katanya membuatku menarik nafas lega. "Qil, kamu tau, sekarang aku bahagia banget. Aku bahagia karena aku punya sahabat yang selalu ada, apapun keadaanku. Juga selalu mengingatkanku saat aku salah."

"Cha...?"

"Iya Qil, aku ada di jalan ini. Aku baru saja melamar pekerjaan di salah satu perusahaan. Dan hasilnya, Alhamdulillah aku diterima, dan boleh bekerja mulai besok lusa. Jadi ini tadi aku baru saja ngurus berkas-berkasnya."

"Kamu serius Cha...?"

"Yah, tujuh rius malah."

"Alhamdulillah, Acha...!! Aku seneng banget dengernya." aku tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanku.

"Tapi aku nggak Qil."

"Maksud kamu...?"

"Yah, kamu tau lah kalo pegawai kantoran itu liburnya di akhir pekan saja, dan kamu tiap akhir pekan kan nggak ke Pondok An Najah. Nanti kita akan jarang ketemu dong."

Antara Hati dan Iman ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang