Tahun ajaran baru, kelas baru dan suasana baru.
Drisa dan Rosa merasa sedih karna di kelas 11 ini mereka tidak satu kelas, mereka di pisahkan oleh kepala program yaitu pak Dedi guru produktif yang pernah memarahi Drisa di depan teman-teman sekelas nya sewaktu kelas 10.Drisa tetap di kelas TI 1 sedangkan Rosa di kelas TI 2, kelas mereka memang sebelahan namun tetap saja terasa ada yang kurang jika tidak bersama.
"Ca, pokok nya sering-sering ke kelas gue ya"
Rosa mengangguk "iyaa iyaaa"
"Lo enak disana ada Nuri, lah gue orang baru semua cewek nya Ca" kata Drisa mengerucutkan bibirnya
"Yaelah Sa, tenang aja kali. Nanti gue sering-sering main ke kelas lo"
"Bener ya? Awas aja kalau ke kantin ga ngajak-ngajak gue. Gue pecat jadi sahabat"
Rosa memutar bola mata nya jengah "bawel lo!"
⚛⚛⚛
Drisa memasuki kelas baru nya dengan malas, jujur saja Drisa tidak dekat dengan cewek-cewek yang satu kelas dengan nya. Bahkan Drisa memilih untuk duduk seorang diri di barisan depan.
Sahabat Drisa hanya Rosa dan teman cewek Drisa masih bisa di hitung menggunakan jari, ia lebih banyak berteman dengan cowok karna menurut nya itu sangat menyenangkan, asal jangan Friendzone ck
Dan di kelas baru nya ini seperti nya Drisa mempunyai banyak saingan, karna pada barisan depan di tempati oleh siswa-siswa yang berprestasi. Di meja pojok kiri ada Fadin dan Esa, meja sebelah nya ada Dean dan Ikmal lalu selanjutnya ada Riza dan Regi yang sudah satu kelas dengan Drisa sejak kelas 10 "huh dia lagi" gumam Drisa sembari menatap tajam ke arah Regi sedangkan orang yang menerima tatapan itu hanya tersenyum jail memperlihatkan deretan giginya.
Drisa menempati meja yang berada di pojok kanan seorang diri karna cewek-cewek di kelas nya memilih menempati meja yang berada di belakang dan Drisa tidak suka itu, sejak duduk di bangku sekolah dasar Drisa lebih memilih untuk menempati meja yang berada di depan.
Pelajaran matematika sedang berlangsung, Drisa menghembuskan nafas nya dengan kasar "demi batagor ibu kantin, gue ga suka berhitung" batin Drisa sembari mengetuk-ngetukan pulpen pada buku nya.
Sampai tiba-tiba suara pak Pudja terdengar
"Siapa yang bisa kerjakan, maju ke depan. Bapak kasih nilai tambahan"Hening..
"Drisa Anastasya"
Mendengar namanya di sebutkan, Drisa menggeleng kuat lalu tersenyum memperlihatkan deretan gigi nya "ga bisa pak"
Tidak lama kemudian seorang cowok dari deretan meja depan beranjak dari kursi nya "saya aja pak" ucap Dean
Pak Pudja memberikan spidol whiteboard nya pada Dean, Dean mengerjakan soal itu dengan cepat.
Drisa menelan ludah nya lalu menggelengkan kepala nya "Gila!!! Pinter bangeeeet" batin Drisa
Sampai soal terakhir pun yang maju kedepan mengerjakan soal dari pak Pudja hanya Dean, Ikmal dan Fadin saja.
"OH MAY TO THE GAT! kalo gini cara nya gue ga akan masuk tiga besar lagi" batin Drisa sembari menepuk pelan jidatnya
⚛⚛⚛
Di kelas lain
Terlihat Rosa menempati meja barisan ke tiga dari depan bersama Nuri yang memang sudah satu kelas sejak kelas 10. Rosa menjatuhkan pulpen nya keatas buku dengan kasar "coba ada si Drisa, ga akan gue pusing-pusing ngerjain bahasa inggris kaya gini" gumam Rosa sepelan mungkin namun tetap terdengar oleh Nuri"Iya ya Ca, si Drisa kan jago bahasa inggris nya" kata Nuri setengah berbisik
Rosa mengangguk "betul! Drisa Anastasya yang bahasa inggris nya ga pernah dapet nilai lapan puluh"
"Trus berapa Ca?"
Drisa menaikan alis nya "kan lo pernah satu kelas, masa ga tau"
Nuri terkekeh geli "ya ya ya.. kalau ga lapan lima, sembilan puluh yaaa seratus"
Kemudian keduanya tertawa kecil lalu menutup mulut nya masing-masing, karna di kelas itu ada miss Lesti yang sedang fokus menulis di papan tulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}
Teen FictionSamar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca ini ada baiknya baca yang judul atas dulu Meskipun Drisa tau ia hanya di jadikan bahan Taruhan oleh D...