"Gue benci lo Drisa, gue ga mau kenal sama lo lagi. Lo tuh sama aja kaya cewek-cewek di luar sana, selama ini gue ga pernah percaya sama apa yang temen-temen gue bilang tentang kejelekan lo, Tapi apa? Ternyata semuanya bener dan sekarang lo mutusin gue karna cowok itu kan?"
"Cowok siapa? Ini ga ada sangkut paut nya sama cowok lain Damar, gue cuma pengen lo berubah. Gue jenuh! Maafin gue, maaf.. maaf" mohon Drisa sembari menyentuh tangan Damar, namun dengan mudah nya Damar menyentak tangan Drisa dengan kasar
Drisa menangis tersedu-sedu, antara takut kaget dan merasa bersalah pada Damar.
Drisa mencoba berbicara lagi pada Damar, ia mendekat "Damar, setidaknya lo dengerin gue dulu. Ga gitu.. please.."
Mata Damar menatap Drisa tajam "Pergi! Lo tuh cuma bikin gue sakit, lo tuh beban Drisa! Apa lo tau selama ini bukan cuma lo yang nunggu gue, lo ga tau kan apa yang gue rasain?! Jangan selalu berpikir seolah-olah disini cuma lo yang tersakiti!" Bentak Damar lalu pergi meninggal kan Drisa seorang diri, bersama tangis yang teredam oleh guyuran air hujan.
Drisa terbangun dari tidur nya lalu mengusap wajah nya dengan kasar "cuma mimpi" gumam Drisa. Ia mengubah posisi nya menjadi duduk lalu melihat ke arah jam waker yang berada di atas nakas dan terlihat jarum jam menunjukan pukul 2 dini hari.
Drisa membaringkan lagi tubuh nya di atas kasur, mata Drisa menatap langit-langit kamar nya dengan pikiran yang tertuju pada mimpi yang ia alami, entah apa maksud dari mimpi nya itu Drisa sama sekali tidak mengerti.
"Damar, apa lo marah? Kenapa di mimpi gue lo keliatan marah banget? Lo tau itu bikin gue takut. Tapi Damar kan ga mungkin juga kaya gitu. Maaf gue cuma jenuh, mungkin dengan ini kita bisa saling intropeksi diri" batin Drisa dan tidak terasa air mata itu menerobos keluar membasahi pipi nya.
⚛⚛⚛
Keesokan hari nya, Drisa berangkat ke sekolah dengan mata yang terlihat sembab. Mungkin karna sebelum Drisa memejamkan matanya kembali, ia malah menangis memikirkan kata-kata Damar yang begitu menusuk walaupun itu hanya sekedar mimpi namun terasa begitu nyata.
Saat sampai di kelas, Drisa memutuskan untuk ke kelas Rosa namun Rosa tidak terlihat di kelas nya. Lalu ia melihat Fadli yang akan memasuki kelas TI 2
"Beng.." panggil Drisa
"Eh dut, kenapa?"
Drisa memutar bola mata nya jengah mendengar nama panggilan dari Fadli untuk nya
"Si Rosa kemana?"
"Oh si jelek, dia di Sma Pemuda Sa"
Drisa merenyit "ngapain?"
"Ketemu cowoknya lah dut, lo sahabat nya masa ga tau"
Drisa hanya berohria saja
"Yaudah beng, gue ke Sebrang dulu"
"Ngapain?"
"Kepo lo!"
"Yeeee, yaudah gue ke kelas"
Drisa memutuskan untuk menyusul Rosa ke Sma Pemuda, itu artinya ia harus melewati jembatan cinta untuk sampai disana.
"Yaelah, kalau gue lagi ga butuh lo mah Ca males banget gue kesini" gumam Drisa sembari berjalan menyebrangi jembatan itu
Dari kejauhan Drisa sudah melihat Rosa sedang mengobrol bersama Bams di kursi bawah pohon yang berada di kantin. Baru saja Drisa akan menghampiri Rosa, tiba-tiba..
"Kak Mezty"
Drisa menoleh, ia melihat Morgan ah maksud nya Andra sedang berlari kecil ke arah nya, saat Andra berada di hadapan Drisa, ia membetulkan letak rambut nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}
Teen FictionSamar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca ini ada baiknya baca yang judul atas dulu Meskipun Drisa tau ia hanya di jadikan bahan Taruhan oleh D...