Sepulang sekolah Rangga meminta Drisa menemaninya lagi bermain game di warnet, bukan tournament ini hanya bermain game seperti biasa. Dengan senang hati Drisa menemani Rangga, Drisa malah senang bisa mengetahui dunia game walaupun ia tidak mengerti atau tertarik untuk mencoba nya.
"Kalau kamu bete, kamu online gih. Tuh di komputer sebeleh sana" tunjuk Rangga memakai dagu nya ke arah pc yang terlihat kosong
"Emang ga apa-apa kak?"
"Yaaa ga apa-apa, siapa yang larang?"
Drisa terkekeh kemudian beranjak dari kursi yang ia duduki.
"Aku kesana ya kak, semangat mainnya" ucap Drisa tersenyum
Rangga mengangguk lalu membalas senyuman Drisa.
Drisa menjatuhkan bokong nya pada kursi yang tidak berpenghuni itu, ia memencet tombol power pada cpu yang berada di bawah sebelah kaki kanan nya.
Setelah menyala, Drisa memutuskan untuk membuka akun facebook nya
Drisa melihat notif dan pesan masuk lalu melihat-lihat postingan teman-teman di akun facebook nya. Mata Drisa terbelak melihat postingan seseorang yang ingin Drisa lupakan, mata Drisa memanas namun ia tidak bisa menangis di sini karna Rangga bisa berpikir yang tidak-tidak."Deg..!"
jantung Drisa berdetak dengan cepatDamar Muariz berpacaran dengan Sheli Mariska
35menit yang lalu
"Maksud nya apa coba?" Batin Drisa merasakan sesak yang teramat.
Drisa menghela nafas "Keep calm Sa, lo ada kak Rangga" Drisa mencoba meyakinkan diri nya sendiri.
Jujur Drisa masih merasakan sakit melihat dengan mudah nya Damar mempublikasikan status nya bersama yang lain di saat Damar masih mempunyai status dengan dirinya "maksudnya apa Damar?"
Sebut saja Drisa egois karna saat ini ia pun memiliki Rangga, bahkan sebelum-sebelum nya mungkin lebih parah. Drisa memacari teman-teman Damar sendiri, ah tapi itu masalalu sudah tidak perlu di ingat-ingat kembali. Yang jelas bersama siapa pun Drisa saat ini separuh hati nya masih tertinggal di sana. Drisa menekan-nekan tombol mouse nya dengan kasar, sampai-sampai ia tidak menyadari jika Rangga sudah berada di belakang nya beberapa detik yang lalu."Kamu kenapa?" Suara Rangga yang tiba-tiba sukses membuat Drisa terkejut lalu menoleh ke arah Rangga yang berdiri tepat di belakang kursi yang Drisa duduki.
Drisa tersenyum "engga kak, ga apa-apa kok"
Rangga menjatuhkan bokongnya pada kursi tepat di sebelah kursi Drisa "Kamu kesel ya nemenin kakak main?"
Drisa menggeleng cepat "engga kak, bukan itu"
Rangga menaikan alis nya "lalu?"
"Kesel aja liat postingan temen" jawab Drisa tertawa kecil
"Temen siapa?" Selidik Rangga memicingkan matanya, ia merasa Drisa sedang menutupi sesuatu dari nya
"Temen smp kak, aku benci sama itu orang pengen aku bejek-bejek muka nya" jelas Drisa yang membuat Rangga tertawa kecil
"Yaudah yuk" ajak Rangga lalu menggenggam jemari Drisa
Mereka beranjak dari kursi masing-masing "Kemana? Emang main nya udah selesai?" Tanya Drisa
Rangga mengangguk "udah kok, sekarang waktu nya sama kamu"
Rangga memperlakukan Drisa dengan sangat baik Rangga selalu tersenyum tulus jika bersama Drisa, itu membuat Drisa merasa bersalah jika ia mengingat awal kedekatan nya karna sebuah kesalahan, lalu Damar ah sudahlah.
Drisa juga sudah mengetahui jika Rangga memang benar troublemaker di sekolah, namun sebisa mungkin Drisa membuat Rangga berubah ke arah yang lebih baik. Akhir-akhir ini pun Rangga menjadi rajin ke sekolah karna jika satu hari saja Rangga tidak terlihat di sekolah Drisa akan mengomeli nya.
"Kak" panggil Drisa saat mereka sedang berjalan menuju entah kemana Rangga akan mengajaknya
Rangga menoleh "iya Sa?"
"Janji ya ga akan bolos-bolos lagi"
Rangga tersenyum kemudian mengangguk "iya janji, kan udah ada penyemangat"
Drisa terkekeh "dasar, berarti kalau penyemangat nya ilang kakak mau kaya gitu lagi?" Selidik Drisa memicingkan mata nya
Rangga mengendikan bahu nya "bisa jadi"
Mendengar jawaban dari Rangga, Drisa mengerucutkan bibir nya membuat Rangga tertawa kecil "aku nyoba berubah kan buat Sasa, karna Sasa. Jadi kalau Sasa ga ada yaa kakak ga tau"
"Berubah nya demi kakak sendiri dong atau setidaknya buat papa kak Rangga"
Seketika raut wajah Rangga berubah "bodoamat, papa udah ga peduli"
"Ssssttt" Drisa meletakan jari telunjuk nya pada bibir Rangga lalu menggeleng "ga boleh ngomong kaya gitu pamali tau"
Rangga yang gemas pun menarik hidung Drisa lalu mengacak-acak rambut Drisa lembut "dasar pesek" kemudian kedua nya tertawa lepas.
"Mungkin tidak ada hujan, tapi kenapa cowok pembuat masalah itu justru selalu memperlakukan cewek dengan baik? Eh tunggu, Apa hubungannya sama hujan?" Batin Drisa lalu menepuk jidat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}
أدب المراهقينSamar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca ini ada baiknya baca yang judul atas dulu Meskipun Drisa tau ia hanya di jadikan bahan Taruhan oleh D...