60. WE NEED TO TALK

1.5K 63 0
                                    

"DEG..!!!"

Damar Muariz : aku sayang kamu pake banget, maaf ga ada kabar udah 2 hari ini :)

Jantung Drisa berpacu dengan cepat, lalu ia menyunggingkan senyum manis nya melihat balasan dari Damar, namun seperti ada yang aneh. Tidak biasa nya Damar manis seperti ini "ah bodoamat lah yang penting Damar udah kasih kabar" batin Drisa

Buru-buru Drisa membalas pesan Damar, mengabaikan tugas fisika yang seharusnya ia kerjakan

Drisa Anastasya : aku juga pake banget banget bangeeeet :D kamu kemana aja?

Damar Muariz : aku ada, ada yang mau aku omongin

Drisa Anastasya : yaudah besok ketemu ya

Damar Muariz : oke

Drisa tersenyum "setidaknya dia udah ada" batin Drisa sembari menatap ke layar Hp nya. Setelah itu Drisa lanjut mengerjakan tugas fisika yang sudah terabaikan.

⚛⚛⚛

Keesokan hari nya, Drisa berjalan menuju sekolah dengan senyum yang terpancar di wajah nya tidak seperti dua hari kemarin, ia terlihat sangat murung karna menunggu kabar dari Damar. Dan pada akhir nya malam tadi Damar membalas pesan nya dengan mengatakan ia sangat menyayangi Drisa, tentu saja Drisa sangat senang

Drisa memasuki gerbang Smk Teknologi, saat akan masuk ke dalam kelas. Drisa bertemu dengan bu Yosi yang akan menyebrangi jembatan penghubung Smk Teknologi dan Sma Pemuda

"Bu" sapa Drisa lalu mencium tangan bu Yosi

"Eh kebetulan ada Drisa" kata bu Yosi sembari membetulkan tas yang tersampir di pundak nya

Drisa merenyit bingung "Kenapa bu?"

Bu Yosi terlihat menghela nafas sebelum mengatakan sesuatu "itu si Damar kenapa malah makin-makin? Kamu udah kasih tau kan? Ampun Drisa ibu mah, dia udah dua hari ini ga masuk"

Drisa masih mencerna setiap perkataan bu Yosi "tanpa keterangan Sa, udah putusin aja. Kamu bisa cari yang lain apalagi sebentar lagi lulus" lanjut bu Yosi

Drisa terdiam, ia tidak bisa berpikir. Jadi selama dua hari kemarin Damar tidak masuk sekolah dan ia juga tidak mengabari Drisa?

"Omaygat Damar, kenapa lagi sih?" Batin Drisa sembari memejam kan kedua mata nya

"Sa.. Drisa.. kamu dengar saya kan?" Tiba-tiba suara bu Yosi menyadarkan Drisa dari lamunan nya

"Hah..? Ah iya bu maaf, Drisa denger kok"

"Seperti nya memang sulit membuat seseorang untuk berubah jika itu bukan dari keinginan diri nya sendiri Drisa, saya ke gedung Sma dulu. Pikir lagi ya Sa" ucap bu Yosi sembari menepuk pundak Drisa lalu melangkahkan kaki nya meninggalkan Drisa yang masih berdiri di depan kelas nya

Bahu Drisa merosot, kemudian menghembuskan nafas nya dengan kasar "bu Yosi bener, itu emang sulit bu" batin Drisa sembari melangkahkan kaki nya menuju kelas

Di kelas Drisa tidak fokus mengikuti pelajaran, ia lebih sering melamun di banding memperhatikan. Untung saja pelajaran mata pelajaran kali ini bukan guru killer, sesekali Drisa mengetuk-ngetukan pulpen nya ke atas buku tulis

"Drisa.." panggil bu Aisyah

Drisa mendongkakan kepala nya "iya bu?"

Bu Aisyah mendekat ke arah meja Drisa "kamu sakit?"

Drisa menggeleng "engga kok bu"

"Baik perhatikan ibu ya, jangan melamun" ucap bu Aisyah lalu berbalik menuju meja guru yang berada di depan

"Oke, semuanya juga perhatikan ya"

Tidak terasa bel istirahat pun berbunyi bersamaan dengan getar di Hp Drisa, getar yang menandakan ada pesan masuk. Drisa mengambil Hp nya yang ia simpan di saku seragam yang ia kenakan lalu membuka kunci nya

1 message receive

RosayuNingtyas : Sa, Damar ga sekolah ya? Gue liat ada di belakang swalayan tadi

Melihat isi pesan Rosa, Drisa menghembuskan nafas nya dengan kasar lalu mengetikan balasan pesan Rosa

Drisa Anastasya : yg bener? Lo kemana pea? Bolos mulu lo eek

RosayuNingtyas : hehe pisss ah, besok gue masuk nying. janji..

Drisa Anastasya : janji lo kek tai haha eh itu Damar sama siapa?

RosayuNingtyas : sendiri Sa, udah dulu yak si Bams manggil. Bye sayangku :*

Drisa memutar bola mata nya jengah "mamam tuh Bams" gumam Drisa yang merasa kesal lalu menenggelam kan wajah nya pada lipatan tangan di atas meja. Drisa memejam kan mata nya, pikiran nya tertuju pada Damar yang tidak tau sedang berada dimana

"Sampe kapan Damar, sampe gue capek nyerah trus pergi?" Batin Drisa

Drisa merasa bingung dengan situasi seperti ini, di satu sisi ia tidak mau kehilangan Damar. Namun di sisi lain Drisa merasa lelah, di saat diri nya ingin menyerah membiar kan Damar melakukan apa yang ia inginkan, namun hati selalu saja berkata "sampai sini aja perjuangan lo?"

"Gue harus ngomong sama Damar" batin Drisa lalu ia beranjak dari duduk nya

SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang