Malam pun tiba, suara takbir di setiap penjuru kota Bogor mulai berkumandang. Bahkan di rumah Drisa, sang ayah menyetel kaset cd takbir dengan volume yang tinggi. Yaa pada malam takbiran, rumah Drisa sudah di penuhi oleh anak serta cucu kedua orang tua Drisa yang sudah tidak tinggal satu rumah
Terlihat Drisa sedang sibuk membungkus parsel yang akan ia berikan pada ibu Damar, Dentri yang sudah berangkat menuju rumah teman nya dan kak Delia yang tengah bersiap bertemu dengan pacar nya.
"Ateh ni wat sapa?" Tanya keponakan Drisa bernama Sahla yang masih berumur 3 tahun
"Buat om, jangan di rusakin yah" kata Drisa sembari tersenyum
Sahla mengangguk lalu menghampiri kak Diandra yang adalah ibu nya, terlihat sedang mengobrol dengan kak Dewinta. Kakak tertua di keluarga ini
"Selesai" kata Drisa setelah merekat kan double tip terakhir pada plastik parsel buatan nya
Drisa menyimpan parsel nya yang lumayan berat di atas meja makan, lalu bergegas merapikan penampilan nya. Sesampainya di kamar, Drisa membuka lemari pakaian nya lalu pilihan nya jatuh pada blouse tangan pendek berwarna putih dipadukan dengan cardigan jaring berwarna hitam, seperti biasa setelah mengenakan bedak bayi Drisa memakai lip ice yang tidak pernah ia lupakan.
Setelah di rasa cukup, Drisa menuruni anak tangga rumah nya lalu berpamitan pada keluarga nya yang sedang berkumpul di ruang tengah
⚛⚛⚛
Saat Drisa menuju halte tempat ia berjanjian dengan Damar, dari kejauhan Drisa sudah melihat seorang lelaki yang sedang duduk disana.
"Damaaaar" panggil Drisa, Damar menoleh "bantuiiiiin ini berat tau" kata Drisa
Damar terkekeh kemudian beranjak dari duduk nya "kamu nih repot-repot sih segala bawa ginian" kata Damar sembari membawakan parsel yang Drisa buat
"Kan mau ketemu camer" balas Drisa dengan cengiran khas nya
"Dasar, Yaudah yuk"
Drisa mengikuti langkah Damar menuju rumah nya, tidak lama kemudian sampai lah mereka di mushola yang berada di depan rumah Damar, Drisa merasa de javu dan tentu saja merasa gugup, sesekali ia menarik dan membuang nafas nya pelan "bismillah" ucap nya dalam hati
Saat Damar dan Drisa menaiki tangga menuju rumah Damar, baru saja satu anak tangga yang Drisa naiki. Ia berhenti sejenak untuk menghilang kan rasa gugup nya, rasa nya ingin sekali kembali ke masa Smp yang belum memikirkan apapun saat menginjakan kaki nya di tempat yang sama kurang lebih 3 atau 4 tahun yang lalu. Namun hari ini di umur nya yang sudah menginjak 17 ia malah mempunyai rasa takut, takut keluarga Damar tidak menyukai nya
"Saaa, ayoo" suara Damar menyadarkan Drisa dari lamunan nya
"Ah iyaaa" kata Drisa sembari melanjutkan langkah nya
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}
Novela JuvenilSamar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca ini ada baiknya baca yang judul atas dulu Meskipun Drisa tau ia hanya di jadikan bahan Taruhan oleh D...