Keesokan harinya, ketika pelajaran Bahasa Indonesia sedang berlangsung. Kelas Drisa di datangi oleh anggota osis senior yang akan meminta izin sekaligus memberikan surat dispensasi, membawa Drisa untuk berkampanye pemilihan ketua osis.
Drisa menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu beranjak dari kursi nya kemudian mengikuti langkah senior-senior nya itu
"Kamu sudah siapin visi misi nya Drisa?" Tanya Nadia selaku ketua osis yang akan segera habis masa jabatan nya.
Drisa mengangguk "udah kak" kata Drisa lalu tersenyum
"Apa gue harus jelek-jelekin visi misi nya biar ga ada milih? Ah ga mungkin, gue ga mau terlihat bodoh" batin Drisa
Ketika Drisa sedang asyik dengan lamunan nya, suara Nadia terdengar kembali
"Fan, kumpulin semua kandidat ketos di ruang osis. Kita rapat dulu sebentar sebelum kampanye di mulai"Senior yang bernama Fania itu mengangguk-anggukan kepala nya "oke nad, ada lagi?"
"Engga, itu aja Fan. Thanks" ucap Nadia
Drisa memasuki ruang osis, ia menjatuhkan bokong nya pada kursi yang sudah tertata rapi dengan meja yang memanjang. Diruangan itu terdapat white board berukuran lebih kecil dibanding white board yang berada di dalam kelas, kemudian terlihat lemari susun untuk menyimpan berkas-berkas lalu terlihat piala-piala terpajang di sana.
Setelah berkumpul semua, Nadia ketua osis membuka rapat. Ia membicarakan seputar kampanye yang akan dilaksanakan sesudah rapat ini.
"Oke, ada yang ditanyakan lagi? Kalau tidak, saya tutup rapat ini. Asslamualaikum wr.wb"
Setelah rapat selesai, para kandidat beserta panitia berjalan menuju deretan kelas 10 terlebih dahulu.
Sembari mendengarkan visi misi dari kandidat nomor urut satu, panitia membagikan selembar kertas pencoblosan yang berisikan foto-foto kandidat ketua osis.
Kini giliran Drisa menyampaikan visi dan misi nya jika ia terpilih menjadi ketua osis. Ia menyampaikan dengan suara yang lantang, kemudian riuh tepuk tangan pun terdengar. Walaupun Drisa tidak menginginkan nya bukan berarti ia harus terlihat bodoh bukan?
⚛⚛⚛
Tidak terasa Drisa dan yang lain nya memasuki kelas terakhir, yang berarti ia memasuki kelasnya Rangga. Drisa merasa lelah, ia sungguh tidak ingin memikirkan apapun selain ingin kampanye ini segera berakhir
Ketika Drisa memasuki kelas itu, mata Drisa tertuju pada meja di deretan belakang. Terlihat Rangga sedang fokus dengan game di Hp nya. Ketika Nadia membuka suara. Rangga menaikan kepala nya, mata Drisa dan Rangga bertemu, tiga detik kemudian Drisa memalingkan wajah nya "kak Rangga, Sasa cuma bisa manggil dalem hati aja" batin Drisa
Masing-masing kandidat menyampaikan visi misi nya sesuai dengan urutan nya. Dengan sisa-sisa tenaga nya Drisa menyampaikan visi-misi nya dengan suara yang tidak selantang sebelum-sebelum nya, di tambah tatapan Rangga yang membuat Drisa menjadi salah tingkah.
Setelah urutan terakhir, panitia mengumpulkan hasil suara yang nanti akan di hitung oleh panita-panitia yang sudah terpilih.
Drisa menghembuskan nafas nya dengan kasar "akhirnya beres juga" gumam nya
"Gila, cape bangeeeet" ucap salah satu kandidat ketua osis yang memakai jilbab yang Drisa tau dia dari jurusan akuntansi
Drisa mengganguk "luar biasa suara hampir abis" kata Drisa dengan nafas yang terengah
⚛⚛⚛
Drisa memasuki kelas nya dengan lesu, ia merasa seluruh tubuh nya terasa pegal dan kepala nya terasa pusing.
"Jangan sakit please.. sore nanti gue harus ke tempat itu" batin Drisa sembari menenggelamkan kepala nya di atas tangan yang tertumpu pada meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}
Teen FictionSamar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca ini ada baiknya baca yang judul atas dulu Meskipun Drisa tau ia hanya di jadikan bahan Taruhan oleh D...