"Sa.. mau kemana?" Tanya Rosa yang melihat Drisa melangkahkan kaki nya keluar kelas
"Toilet bentar"
"Mau di temenin?"
Drisa menoleh "ga usah Ca, ga lama kok"
Drisa keluar kelas namun bukan nya menuju toilet sekolah, Drisa malah melangkahkan kaki nya menuju jembatan yang menghubungkan Smk Teknologi dan Sma Pemuda
Saat di tengah jembatan, Drisa menghentikan langkah nya. Lalu berdiri menghadap jalanan dengan tangan yang bertumpu pada besi penghalang jembatan, semilir angin membelai wajah nya dengan lembut, rambut hitam panjang nan indah nya bergerak di terpa angin. Sesekali Drisa melantunkan sebuah lagu dengan tatapan lurus ke depan
Temui aku
Di tempat biasa
Jangan kau terlambat
Waktuku tak banyak
Aku takan bis..Lirik itu terhenti, ketika Drisa melihat seorang ibu yang keluar dari gerbang Sma Pemuda. Drisa mempertajam penglihatan, seperti mengenal ibu itu dan benar saja itu adalah ibu nya Damar
Buru-buru Drisa turun dari jembatan menuju gerbang Smk Teknologi. Ia ingin menemui ibu nya Damar
"Bu" panggil Drisa ketika ibu Damar berbelok menuju komplek belakang sekolah
"Eeeh neng Drisa"
Drisa menghampiri ibu Damar lalu mencium tangan nya "ibu apa kabar?"
"Alhamdulillah baik, neng gimana? Kapan main lagi kerumah?"
Drisa tersenyum "alhamdulillah bu baik juga, iya nih Drisa lagi sibuk jadi panitia buat acara bintal nanti bu jadi belum sempet kerumah ibu"
"Neng Drisa rajin yah" ucap ibu Damar sembari tersenyum, namun Drisa tau di balik senyum nya ada rasa kecewa yang tidak bisa diungkapkan. Drisa bisa melihat nya dari sorot mata ibu Damar
Drisa menggenggam tangan ibu Damar sesekali menepuk-nepuk punggung tangan ibu nya dengan lembut seakan menyalurkan kekuatan untuk ibu Damar "ibu yang sabar, Drisa coba yah bantu Damar dan mungkin butuh waktu yang lama. Oiya ibu abis di panggil bu Yosi?"
Ibu Damar balas menggenggam tangan Drisa "makasih neng, jangan tinggalin Damar yaa. Iya ibu abis ketemu guru Bp nya Damar, disana juga ada wali kelas nya"
Ketika Drisa akan menjawab tiba-tiba bel tanda berakhir nya istirahat pun berbunyi
"Kringggg... Kringggg..."
"Udah bel bu, Drisa masuk kelas dulu yah. Ibu hati-hati pulang nya" kata Drisa kemudian mencium tangan ibu nya Damar
"Iya neng, sekali lagi makasih ya" ibu Damar mencium pipi kanan dan pipi kiri Drisa seperti malam takbiran saat Drisa mendatangi rumah nya Damar
Ibu Damar melanjutkan langkah nya menuju komplek belakang sekolah, Drisa menatap punggung ibu Damar yang semakin lama semakin menjauh "maafin Drisa bu, belum bisa wujudin keinginan ibu" batin Drisa sembari menghela nafas panjang
⚛⚛⚛
Di tempat lain
Terlihat Damar menundukan kepala nya saat bu Yosi mengomeli nya karna sering membolos dan membuat ulah "Damar.. kamu dengar saya kan?" Tanya bu Yosi sembari menghembuskan nafas nya dengan kasarDamar tidak merespon apapun perkataan bu Yosi, sampai-sampai bu Yosi di buat kesal oleh nya "saya tau masalah kamu apa, tapi kalau kamu masih mau bersekolah disini. Tolong taati peraturan, kasian ibu kamu sudah cape-cape menyekolahkan kamu"
"Harus nya kamu malu punya pacar yang sifat nya berlawanan sama kamu. Si Drisa mah cantik pintar aktif rajin, kenapa kamunya seperti ini? Harusnya itu bisa jadi motivasi buat kamu" lanjut bu Yosi
Damar mengepalkan tangan kanan nya sampai buku-buku jari nya memutih, ia tidak suka Drisa di sangkut paut kan pada masalah nya. Namun ada hal yang lebih Damar pikirkan di banding itu, Damar merasa minder ia berpikir bukan ia yang terbaik untuk Drisa, apa ia harus menjauhi Drisa lagi? Agar Drisa tidak terseret dalam masalah hidup nya
⚛⚛⚛
Bel bubar sekolah pun berbunyi nyaring, siswa/siswi Smk Teknologi berhamburan keluar kelas dengan riuh
Ketika Drisa memasukan buku-buku dan alat tulis nya ke dalam tas, tiba-tiba suara bu Yosi menghentikan aktivitas nya
"Drisa, jangan dulu pulang ya. Temuin ibu sama miss Hana di ruang Bp bisa kan?" Tanya bu Yosi
Drisa mengangguk "bisa bu"
"Saya tunggu" ucap bu Yosi lalu melangkahkan kaki nya menuju ruang Bp
Drisa memijat kening nya "pasti Damar?" Tanya Rosa yang masih setia berada di samping nya
Drisa mengendikan bahu nya "bisa jadi, lo bareng Bams kan? Duluan aja. Gue ke ruang Bp dulu" kata Drisa sembari mengambil tas nya lalu bergegas menuju ruang Bp
Drisa menghentikan langkah nya tepat di depan pintu ruang Bp, ia menghela nafas sebelum akhir nya ketukan pintu terdengar
"Tok..tokk...tokkk assalamualaikum" ucap Drisa
"Masuk Sa" Drisa membuka pintu lalu memasuki ruangan Bp yang terasa panas, padahal sudah terpasang Ac di sana
"Duduk Sa" kata miss Hana
"Iya miss" sebelum Drisa menjatuhkan bokong nya di kursi, Drisa mencium tangan bu Yosi dan miss Hana terlebih dahulu
"Tadi ibu sudah bicara sama ibu nya Damar, dan ibu nya menceritakan apa yang membuat Damar menjadi seperti ini" kata bu Yosi dengan nada bicara yang terdengar serius
Drisa menganggukan kepala nya "Drisa boleh tau bu?"
Ibu Yosi menggelengkan kepala nya "maaf Drisa, ibu tidak bisa memberitahu apa yang sudah terjadi. Tapi ibu minta tolong, semangati Damar terus"
"Miss sama bu Yosi minta tolong ya Drisa, kami tau ibu Damar juga punya keinginan yang sama kan?"
Drisa menghela nafas "Drisa coba ya bu, miss.."
"Itu aja Sa, kamu boleh pulang" kata bu Yosi sembari mengambil pulpen yang berada di atas meja yang mereka tempati
"Drisa pamit bu, miss.. assalamualaikum" pamit Drisa
Diperjalanan pulang, pikiran Drisa tertuju pada perkataan ibu Damar, bu Yosi dan miss Hana. Drisa takut, ia takut tidak bisa membuat Damar berubah. Ia takut mengecewakan orang-orang yang sudah mempercayakan diri nya
"God, help me!!! Harus gimana ini?" Gumam Drisa lalu menendang botol minuman bekas yang berada di depan kaki nya
⚛⚛⚛
Lagu yang di nyanyiin Drisa pas di jembatan
Audy - Temui Aku
👇
⚛⚛⚛
Semakin mendekati ending
Kira-kira bakalan happy atau sad ending ya?
Udah bisa pada nebak lah ya
Apalagi kalian-kalian yang kenal sama Drisa dan Damar di dunia nyata😊
Support terus yaa
With love
Dea❤
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMAR 2 (CLBK) {COMPLETED}
Fiksi RemajaSamar 2 (CLBK) CLBK nya bukan cinta lama bersemi kembali ya tapi cinta lama belum kelar. Ini kelanjutan dari story SAMAR (Drisa&Damar) sebelum baca ini ada baiknya baca yang judul atas dulu Meskipun Drisa tau ia hanya di jadikan bahan Taruhan oleh D...