4. Rehearsal

2.1K 73 5
                                    

Sudah dua minggu Arin dan Rizky mempersiapkan lagu yang akan mereka mainkan nanti di konser. Steffie juga sangat sibuk di studio musik untuk latihan agar semua berjalan lancar. Baginya, ini adalah konser terpentingnya karena ini adalah konser terakhirnya. Setelah konsernya, ia memutuskan untuk tidak aktif dalam dunia entertainment.

Sehari sebelum konser, hari Jumat, Arin dan Rizky izin sekolah untuk melakukan gladi bersih. Saat sampai di tempat, semua kru sedang sibuk mempersiapkan semuanya.

"Bunda, jam berapa gladi bersihnya dimulai? Masih lama, ya?" tanya Arin pada Steffie.

"Sekitar jam sembilan. Tunggu aja, Arina," jawab Steffie.

Tiba-tiba terdengar suara menyelengking karena kesalahan operator sound system, "Itu kenapa soundsystem?" seru Steffie sambil berjalan ke arah belakang panggung meninggalkan Arin sendiri.

Lalu Arin melihat jam tangannya, "Masih jam segini." Jam menunjukkan pukul delapan lebih lima menit. Arin mencari tempat duduk. Saat ia duduk, ia memakai airpods dan mendengarkan lagu.

Tak lama, tiba-tiba seseorang menyapa dirinya, "Arin!"

Arin tidak menyapa balik orang itu karena volume lagu yang ia dengarkan cukup keras.

Sambil melepaskan airpods Arin, orang itu berteriak, "Ariiin!"

"Hei!!"gerutu Arin yang kesal juga terkejut. Saat menoleh ternyata orang itu Rizky.

"Memang belum mulai?" tanya Rizky seraya duduk di samping Arin.

"Nope. Jam sembilan katanya."

"Hmm, masih lama dong," ucap Rizky samil menyenderkan badannya.

Setelah lama menunggu, tidak terasa waktu menunjukkan pukul sembilan. "Om Radit, aku kapan tampil?" tanya Arin pada Om Radit, pemilik studio rekaman sekaligus music manager Steffie Ella.

"Lagu ke enam, Rin. Tunggu aja," jawab Om Radit.

"Hmm, oke." Arin mulai telihat bete, karena ia harus kembali duduk di kursi tadi.

Saat lagu ke lima baru dimulai, Arin dan Rizky sudah berada di pinggir panggung. Tak lama kemudian terdengar suara Steffie Ella. "Baiklah, kali ini saya akan menampilkan seusatu yang spesial untuk semuanya. Tadi, saya sudah duet dengan orang-orang yang seumuran dengan saya. Kali ini, saya akan duet dengan seseorang yang lebih muda. Kita sambut, Arina Ella dan Rizky Pratama!" Sambil tersenyum, Arin naik ke atas panggung diikuti Rizky di belakangnya.

Tenang Rizky, ini baru gladi bersih, ujar Rizky dalam hati dengan tangan yang sedikit gemetar. Ini adalah pengalaman pertama baginya. Sebelumnya ia belum pernah tampil di depan banyak ratusan penonton.

Arin melihat Rizky dengan wajah yang pucat. "Rizky," bisik Arin, "calm down. Let your fingers flow." Mantra yang biasa bundanya lontarkan, kini ia ucapkan pada Rizky.

Rizky pun tersenyum dan ia merasa tenang sedikit setelah Arin mengeluarkan mantranya. Dengan segera, Arin duduk di atas kursi piano dan mencari posisi yang nyaman. Lalu ia mengangguk pada bundanya sebagai aba-aba bahwa ia dan Rizky telah siap.

Steffie merespon aba-aba yang telah Arin berikan. "Kali ini saya akan membawakan lagu A Thousand Miles dari Vanessa Carlton." Terdengar suara piano yang dimainkan Arin. Lalu disusul dengan suara gitar akustik yang Rizky mainkan.

Steffie mulai menyanyikan lagunya. "Make my away downtown, walking fast, faces pass"

Tak lama lagu berakhir, lalu Arin dan Rizky turun dari atas panggung. Tepuk tangan keras terdengar dari tangan Om Radit. "Kalian hebat sekali! Perfect!"

"Makasih, Om Radit," jawab Arin dan Rizky berbarengan.

"Arin, mungkin kamu harus menggantikan Bundamu setelah ia berhenti di dunia entertainment," tawar Om Radit.

"Boleh, Om. Asal Bunda izinin, Arin mau," jawab Arin sambil tersenyum girang.

"Dan Rizky, kamu punya bakat," Om Radit menepuk pundak Rizky lalu melanjutkan kalimatnya, "mungkin kamu bisa membantu saya di studio dengan gitarmu."

"Terima kasih, Om. Soal itu, nanti Rizky pikirkan kembali," jawab Rizky dengan ragu.

"Oke, saya tunggu," jawab Om Radit lalu meninggalkan Arin dan Rizky.

Saat Rizky ingin berjalan ke tempat duduk, Arin menghadangnya dan berkata, "What was that?" Arin melipat tangannya di depan dada dengan tatapan tajam.

"Apa?" tanya Rizky balik, tidak paham maksud Arin.

"Lo baru aja menolak tawaran music manager, Ky! Why?"

"Hei, gue nggak nolak, cuma mempertimbangkan kembali," jawab Rizky dengan tatapan yang meragukan.

"Gue tahu elo banget, Ky," Arin memutar bola matanya, "masa lo nolak music manager karena nggak pede?"

"Lo liat kan tadi gue demam panggung?" Rizky membela dirinya.

"Tapi buktinya lo tadi bisa kok, dan Om Radit percaya itu," jelas Arin.

"Ini kan gladi bersih dan nggak ada banyak orang," jawab Rizky yang masih membela dirinya.

Arin menarik napas panjang, lalu mulai berkata, "Gue kasih tau lo, ya. Orang akan disebut gagal apabila dia nggak pernah mau mencoba."

Rizky sejenak diam merenungkan nasehat Arin.

"Lagian Om Radit nawarin lo buat bantu di studio, dan kalo rekaman di studio itu nggak dilihat banyak orang."

Rizky mulai terpengaruh dan akhirnya berkata, "Oke, oke. Gue akan ngomong ke Om Radit."

"Nah gitu dong!" Arin tersenyum puas.

Akhirnya semua berjalan sempurna hingga akhirgladi resik. Bunda dan Om Radit sudah yakin semua musisi, penyanyi yangdiundang dan juga para kru sudah siap untuk besok malam.

🎹 🎹 🎹

Hai, penasaran kan, konsernya bakal seperti apa. Yuk, read the next chapter ((:

Aku tunggu  v o m e n t  kalian dan jangan jadi silent readers, ya..

Luff yaa,
Shabrina Huzna😘

Instagram: shabrinafhuzna

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang