65. Good News for Dad

1K 46 0
                                    

Eitss, boleh dong  v o t e  nya dulu sebelum baca huehehe.

🎹 🎹 🎹

"Karena bersahabat denganmu akan membuat perasaanku kembali muncul," jawab Arin jujur.

"Memang salah?" tanya Rizky. "Karna aku masih punya rasa denganmu, Arina."

"Salah! Semua ini salah," timpal Arin dengan wajah meringis. Kemudian saat Arin tidak bisa berkata-kata lagi, ia berbalik dan berlari menjauh dari Rizky. Rizky memanggil Arin namun Arin tetap berlari dengan cepat menghiraukan seruan Rizky.

Ketika berada di gapura taman danau, kini ia panik Rizky yang akan mengejarnya. Ini adalah taman kota yang sepi, mana mungkin ada taksi atau pun angkot yang lewat. Bahkan ojek online pun tidak ada di sekitar taman. Lalu Arin buru-buru mengambil ponselnya dan mencari nama Pak Pram di kontak. Namun seketika ia lupa kalau Pak Pram masih di luar kota bersama dengan ayahnya dan Mama Rizky.

Arin masih menangis dan bingung harus kemana dan pulang dengan apa.

Tak lama datang Rizky dengan motornya. "Arin," panggil Rizky yang mengejutkan Arin, "ayo aku antar kamu pulang."

Arin menggeleng-gelengkan kepala.

"Kalau masalah tadi, tidak apa-apa kalau kamu nggak mau bersahabat denganku lagi. Tapi biarin aku mengantarmu pulang," pinta Rizky. "Mamaku bakal marah sama aku kalau aku ninggalin kamu di sini sendiri," ucap Rizky lagi.

Arin menyeka air matanya dan kemudian mengangguk lemah. Arin pun mengenakan helm yang Rizky berikan lalu naik ke motor Rizky.

Saat tiba di rumah, ia berusaha melupakan kejadian tadi dengan menonton film. Sayangnya, film tidak membantu sama sekali. Kemudian, berendam di bathtub dengan essential oil adalah cara terakhirnya yang sudah menjadi kebiasaan untuk menenangkan diri.

🎹

Sehari setelah kejadian itu telah berlalu. Ayah sudah pulang dari rakernya di luar kota, namun sayangnya Arin belum sempat bertemu Ayahnya karena Arin sudah mulai sibuk dengan rekaman dan proses editing lagunya. Setiap pulang sekolah Arin selalu pergi ke studio untuk menyelesaikan single pertamanya.

Ia puas dengan proses rekaman. Suasana studio membuat ia bisa melupakan Rizky, meski terkadang ia teringat Rizky saat pemain gitar akustik sedang memainkan gitarnya. Namun tetap, Arin harus bersikap profesional seperti Bunda. Tidak ada kata galau saat sedang bekerja.

Kini Arin pulang ke rumah setelah proses merekam suara tiganya yang menjadi rekaman terakhirnya. Ia hanya tinggal menunggu hasil editingnya. Arin keluar dari studio dan melihat langit sudah gelap.

Ketika sampai di rumah di antar oleh Pak Pram, Arin terkejut ketika makanan telah dihidangkan dengan cantik di atas meja makan dengan lilin. Pada tembok tertulis: Congratulation for Your First Single, Arina Swetie!

Arin bisa menebak dari kata Swetie pasti ini adalah kejutan dari ayahnya. "Ayah," panggil Arin sambil melihat ke kanan dan kiri. Kemudian ia melihat Bagas keluar dari persembunyiannya di balik tembok sambil membawa buket bunga.

"Ayah dengar dari Om Radit, kamu sudah selesai dengan rekaman," jelas Bagas sambil memberikan buket bunganya pada Arin.

"Ini semua apa, Yah?" tanya Arin bingung namun wajahnya tetap terlihat takjub.

"Dulu saat pertama kali single Bunda rilis, Ayah juga memberikan kejutan candle light dinner seperti ini. Dan Ayah rasa kamu juga harus mendapatkan kejutan yang sama," jelas Bagas dengan wajah penuh bahagia.

"Oh, Ayah!" seru Arin yang kemudian memeluk ayahnya erat. "Jadi ini date antara ayah dan anak?" tanya Arin sambil menyengir

"Ya, semacam itulah," ucap Bagas. "Ayo makan!"

Ketika makan, Arin merasa ini adalah momen yang tepat untuk memberitahu Ayah soal dirinya yang merestui hubungan Ayah dengan Tante Lita.

"Ayah, sebenarnya ada yang pingin Arin bicarakan pada Ayah dari beberapa hari yang lalu," ucap Arin.

"O ya? Apa itu?"

"Arin sengaja minta Tante Lita untuk tidak memberitahu Ayah dulu. Karena Arin yang akan menjelaskan pada Ayah," jelas Arin.

Mendengar nama Lita membuat Bagas menghentikan makannya sejenak. "Ada apa dengan Tante Lita?" tanya Bagas yang entah mengapa menjadi gugup.

"Pas Ayah raker kemarin-kemarin, Arin meminta Tante Lita untuk menginap di sini," ucapan Arin membuat Bagas terkejut. Ia tidak menyangka wanita yang ia sayangi ternyata sudah sedekat itu dengan anaknya. "Dan saat menginap, Arin bilang dengan Tante Lita bahwa Arin ingin Tante menjadi Mama Arin."

Entah mengapa tiba-tiba kerongkongan Bagas menjadi kering. Bagas mengambil air yang ada di depannya lalu meminumnya. Usai itu, Bagas langsung bertanya pada Arin dengan wajah serius, "Apa kamu serius Arin?"

"Arin serius, Ayah," jelas Arin sambil tersenyum lebar, "bahkan Arin sendiri sudah memanggil Tante Lita dengan sebutan Mama."

Bagas tercengang sejenak, kemudian bangun dari tempat duduknya untuk memeluk Arin.

"Arina Ella, I love you so much!" seru Bagas dengan terharu. "Apa jawaban Tante Lita saat itu?"

"Mama juga mau untuk jadi Mama Arin," jelas Arin.

Jawaban Arin membuat Bagas sangat terharu dan mulai membayangkan proses melamar Elitta Friska. "Jadi bila Ayah melamarnya, apakah Tante Lita akan menerimanya?"

"Of course, Ayah!" jawab Arin dengan yakin.

"Apa yang membuat kamu mau menerima Tante Lita... Umm, maksudnya Mama?" tanya Bagas dengan canggung dengan panggilan baru Arin untuk Eli.

"Arin sudah nyaman dengan Mama sekarang. Selain itu, Arin juga nggak bisa egois dengan Ayah," jelas Arin, "Arin ingin Ayah bahagia."

Air mata Bagas tiba-tiba jatuh melewati pipinya. Ia tidak menyangka anaknya akan sepeduli itu dengannya. "Ayah sayang Arina," ucap Bagas sambil memeluk Arin erat lalu mencium puncak kepala Arin.

"Lalu kapan Ayah akan melamar Mama?" tanya Arin.

"Secepatnya," kata Ayah dengan yakin. Mata Bagas masih berkaca-kaca karena terharu. Baginya, ini adalah candle light dinner terbaiknya.

Arin melihat ayahnya begitu bahagia. Arin tahu Ayah sangat tulus mencintai Mama, meski awalnya cobaan datang, salah satunya adalah ketika Arin tidak merestuinya. Karena pada dasarnya, menyayangi seseorang pasti akan selalu ada resiko. Bila kita betul menyayanginya, pasti kita akan berani mengambil resiko itu. Bila tidak, berarti kita tidak serius dengannya.

Arin yakin Ayahnya benar serius dengan Elita Friska, begitu juga Elita Friska. Arin juga yakin Elita Friska bisa menjadi Mama yang baik untuknya.

Usai makan, Arin dan Ayahnya pun kemudian menyusun acara lamaran yang rencananya diadakan akhir pekan ini. Arin merasa ini akan menjadi kejutan paling spesial nantinya untuk Mama.

🎹 🎹 🎹

Unchhh!! Beberapa chapter lagi omagaaa!!!

Habis ini Rizky muncul lagi kok, dun woriiiiii

Luff yaa,
Shabrina Huzna😘

Follow Instagramku yaa gampang banget uname nya sama kayak wattpad: shabrinafhuzna

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang