Setelah beberapa hari, akhirnya tanggal yang ditunggu-tunggu oleh Arin dan Ayahnya telah tiba. Hari ini mungkin akan menjadi kejutan terbesar yang didapatkan oleh Lita.
Acara diadakan di taman belakang rumah Arin. Luas tamannya sangat cukup untuk mengadakan pesta yang tidak terlalu besar ini. Kini taman belakang Arin telah disulap oleh event organizer menjadi sangat cantik. Tenda yang dihiasi dengan bunga-bunga, meja-meja yang disusun rapi, dan di bagian tengah taman sengaja dikosongkan untuk tempat berdansa dengan panggung kecil dipinggir tempat dansa.
Hari Sabtu sore pukul empat, tamu undangan yang merupakan kerabat terdekat Ayah juga Lita sudah hadir. Arin melihat Tasya dan Dika yang tiba mengenakan pakaian formil berwarna putih. Meski dress code berwarna putih, Tasya masih saja tidak lepas dari sesuatu yang berwarna pink. Terlihat Tasya yang mengenakan high heels dan pouch berwarna pink.
Lalu tak lama, datang Tante Anita—Mama Rizky—bersama anak kembarnya Nisya dan Tisya. Kini Arin bertanya-tanya, mengapa Rizky tidak ada?
Ah, sudahlah! Untuk apa kamu nyari dia, Arina? Kamu kan sudah move on! tegur Arin dalam hatinya.
"Hai, Tante!" sapa Arin.
"Hai, Arin Sayang! Apa kabar?" tanya Tante Anita dengan ramah.
"Baik, Tan!" Kemudian Arin menatap dua perempuan kembar di depannya, "Hai twinnie!" sapa Arin pada Nisya dan Tisya.
"Hai, Kak!" ucap mereka berbarengan yang kemudian memeluk Arin bersamaan.
"Kak Arin kok udah jarang main ke rumah?" tanya Nisya.
"Umm..." Bagaimana Arin menjelaskannya? Ia sudah jelas tidak mungkin menginap di rumahnya jika ia tidak bersahabat lagi dengan Rizky.
"Kakak sama Kak Rizky lagi berantem, ya?" tanya Tisya yang bisa membaca pikiran Arin.
"Rizky kenapa, sayang?" tanya Tante Anita. Arin benar-benar lupa bila Tante Anita masih berada di situ. Tante Anita tidak boleh tahu soal pertengkarannya dengan Rizky.
"Eh, enggak, kok!" elak Arin. "Nanti Kak Arin bakal main ke rumah, deh," ucap Arin sambil tersenyum pada kedua anak kembar di depannya.
"Oke, kita tunggu, Kak!" seru Tisya bersemangat.
Setelah mengobrol, Arin meminta mereka untuk duduk di tempat yang sudah di sediakan.
Kini sudah pukul lima, dan inilah bagian yang menegangkan bagi ayah. Arin menatap ayah yang kini sedang tegang dipenuhi keringat dingin. "Ayah, tenang aja! Mama pasti nerima lamaran ini," ujar Arin meyakinkan.
Lalu tak lama, salah satu orang dari event organizer yang sedang memegang walkie-talkie menghampiri Arin.
"Arina, mobil Tante Lita sudah tiba di depan rumah, kamu bisa ke depan dan mengajaknya masuk?" tanya laki-laki itu.
"Oke," jawab Arin yang kemudian berjalan cepat ke depan rumah.
"Oke, Arina lagi ke depan sekarang. Sesuai rencana, ya!" seru laki-laki pada lawan bicaranya di walkie-talkie.
Saat tiba di depan rumah, Arin melihat Lita yang keluar dari mobil mengenakan dress emas yang dibeli waktu itu.
"Hai, Ma! Ayo masuk, udah pada nunggu," ajak Arin.
Lita mengangguk tersenyum dan mengikuti Arin untuk menuju taman di belakang rumah. Sampai saat ini Lita masih mengira ini adalah acara ulang tahun Arin.
Kemudian saat tiba di taman belakang, Lita tercengang karena semua orang tamu undangan sedang duduk dan diam. Tak ada satu pun tamu undangan yang berbicara, kini sunyi kecuali iringan lagu lembut dari pemain musik di panggung kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arina Ella
Fiksi RemajaCOMPLETED✅ 🎥Yuk, tonton Trailernya di Chapter pertama sebelum baca ((: --- Arina Ella gadis SMA yang merupakan anak dari seorang pianis dan penyanyi terkenal, Steffie Ella. Bakat musik bundanya menurun pada Arina dan membuatnya juga ingin menjadi p...