35. Suspicious

967 39 0
                                    

Sesuai janji Dika dan Tasya, kini Arin dan Rizky sedang berada di kantin sekolah menerima pajak jadian dari Dika dan Tasya.

"Rizky, nggak sia-sia ya kita jadi mak comblang mereka," ucap Rizky pada Arin sambil menyumpit mie ayam yang menjadi traktiran dari Dika dan Tasya.

"Iya, siapa dulu dong, ide gue jebak mereka berdua di bioskop," ucap Arin sambil tersenyum puas pada dirinya.

Dika pun mencoba mengingat kejadian waktu itu di bioskop. "Gue inget banget tuh, kamu susah banget buat aku pegang tangannya," keluh Dika pada Tasya.

"Kan waktu itu aku masih jual mahal," ucap Tasya sambil tersenyum miring.

"Ya, cewek kan harus jual mahal!" sahut Arin. Ia dan Tasya sama-sama tertawa menunjukkan girl power nya. Dan perbincangan mereka terus berlanjut sambil memakan mie ayam. Namun tiba-tiba saja percakapan terhenti saat Keisha datang menghampiri meja mereka. "Kak Rizky," panggil Keisha.

Rizky menoleh. "Kenapa, Sha?" tanyanya dengan nada bosan. Sebenarnya ia sangat malas berkomunikasi dengan Keisha, namun ia mencoba untuk sopan sebaik mungkin.

"Keisha mau ngomong sama Kak Rizky," ucap Keisha sambil menarik tangan Rizky.

"Kalau mau ngomong di sini aja," ucap Rizky yang melepas tangan Keisha darinya.

Namun Tasya memicingkan matanya pada Keisha dan membuat Keisha menjadi takut untuk mengatakannya di sini, di depan Arin, Tasya, dan Dika.

"Umm, ya sudah nanti aja kalau Kak Rizky udah sendiri. Habis pulang sekolah ya, Kak." Rizky belum mengatakan apa-apa namun Keisha sudah pergi seolah Rizky harus setuju dengannya.

"Gue belum bilang iya lho," ucap Rizky dengan nada kesal.

"Maksa banget sih," ucap Tasya dengan sinis.

"Mungkin itu penting, Ky. Ngobrol aja," kata Dika menyarankan.

Kini Arin terjebak dengan pikirannya. Entah mengapa, tapi ia punya firasat buruk tentang apa yang akan Keisha bicarakan nanti pada Rizky. Dari kemarin, ia selalu mencurigai Keisha yang selalu menatap mereka berempat dengan sinis.

Apa mungkin ia akan balas dendam karena telah memisahkan Rizky dengannya? Buktinya saja bunga Dika untuk Tasya hilang diambil olehnya. Lalu selanjutnya apa?

"Gue nggak mau. Kalau yang dia obrolin bohong lagi gimana?" tanya Rizky menolak saran Dika.

"Nah, bener!" seru Tasya yang setuju.

"Gue juga takut Keisha sedang merencanakan sesuatu," ucap Arin yang telah sadar dari pikiran kalutnya.

"Ya sudah, semua terserah elo sih, Ky," ucap Dika.

Kini Arin melihat Keisha dari kejauhan sambil tersenyum miring padanya. Ada apa ini?! batin Arin yang mulai panik karena kontak mata langsung dengan Keisha.

🎹

Saat pulang sekolah, Rizky takut dengan Keisha yang akan menemuinya. Jadi ia memutuskan berjalan dengan Arin saat keluar gedung sekolah agar tidak dihampiri Keisha, karena Rizky tahu Keisha merasa tidak enak apabila ada Arin. Di kelas, Rizky memasukkan bukunya lalu buru-buru keluar dari kelas. Terlihat Dika yang sudah berada di depan kelas IPA, "Mau jalan bareng sama Tasya, nih?" tanya Rizky sambil tersenyum lebar.

"Iya dong," ucap Dika dengan nada sombong.

"Eh, Arin masih di kelas?" tanya Rizky.

"Cie, mau jalan sama Arin, nih?" tanya Dika yang mengulang perkataan Rizky tadi.

"Doain gue ya, hari ini rencananya bakal gue laksanain," ucap Rizky sambil tersenyum riang.

"Wait, seriusan jadi dengan rencana lo nanti sore?"

Rizky menjawab dengan anggukan. "Gue ke kelas lo, ya," ujar Rizky yang kemudian pergi.

Ketika tiba di kelas IPS, Rizky tidak melihat siapa-siapa. Kemana Arin?

🎹

Setelah mengambil bukunya di loker, Arin pergi keluar dari lorong sekolah. Saat berjalan, datang Elvan yang menghampiri dan berjalan di samping dirinya. "Rin, habis ini ada acara nggak? Mau nggak jalan bareng?" ajaknya to-the-point.

"Umm-"

Belum selesai berbicara tiba-tiba datang Rizky yang merangkul, lagi. Hari ini Rizky sudah merangkulnya dua kali. Pertama saat tadi pagi ditantang oleh Dika dan yang kedua adalah sekarang ini.

"Arin mau pergi sama gue, Van," ujar Rizky dengan alis sebelah yang dinaikkan.

"Oh, ok," ucap Elvan dengan senyum tipis yang terpasang. Lalu Elvan pergi meninggalkan Arin begitu saja karena merasa tidak punya kuasa bila Rizky berada di dekatnya.

"Apaan sih, Ky," ucap Arin yang melepas rangkulannya.

"Emang kenapa kalau gue ngomong gitu? Kan, katanya lo nggak suka," tanya Rizky dengan nada kesal.

"Ya bukan gitu, dia kan senior kita. Nggak sopan lah," tegur Arin yang masih berjalan bersama dengan Rizky di lorong.

"Tugas gue buat jagain lo dari cowok-cowok playboy."

"Ya, ya, ya," Arin memutar bola matanya malas. Padahal sebenarnya kini di hati Arin ada sedikit perasaan gembira karena Rizky yang menjadi protektif seperti ini.

Apa Rizky mulai menyukainya makanya ia menjadi protektif? NGGAK ARIN, LO NGGAK BOLEH KEGEERAN! seru Arin dalam hatinya.

"Tapi beneran, yuk jalan keluar temenin gue," ajak Rizky dengan wajah sedikit gelisah.

"Lo kenapa?" tanya Arin yang sudah tahu betul sifat Rizky.

"Nggak apa-apa," jawab Rizky yang mencoba untuk santai.

"Ky, gue udah temenan dari jaman kita ngiler. Gue tahu lo lagi panik," ujar Arin dengan wajah bosan.

Rizky mendengus keras lalu menjawab, "Temenin gue keluar yuk, buat menghindar dari Keisha. Dia kan ngajak ketemuan habis pulang sekolah dan gue nggak mau, Rin," bujuk Rizky.

Arin langsung mengangguk setuju, karena ia takut dengan rencana Keisha yang mencurigakan. "Gue bilang Pak Pram ya untuk pulang, ya. Gue bareng lo aja." Kemudian Arin menelepon Pak Pram, juga minta izin pada ayahnya untuk pergi bersama dengan Rizky.

"Jadi kita kemana?" tanya Arin.

"Ke danau waktu itu, yuk!"

"Yuk!" seru Arin yang sangat setuju. "Udah lama kita nggak ke situ."

🎹 🎹 🎹

To be continued...

Jangan lupa tinggalin v o t e kalian

F o l l o w juga yaa Wattpad

Luff yaa,
Shabrina Huzna😘

Instagram: shabrinafhuzna

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang