25. Completely Forgot

1K 43 0
                                    

Hai hai!! Gimana nih sejauh ini? Semoga masih betah yaa.

Anyway, jangan lupa  c o m m e n t   nya! Wooof yaa

Anyway, jangan lupa   c o m m e n t   nya! Wooof yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎹 🎹 🎹

Saat bel berbunyi menandakan istirahat telah usai, Tasya memandang Dika untuk memberi suatu isyarat pada Dika. Tasya menunjuk Arin dengan dagunya.

Saat Dika memahami kode yang diberi oleh Tasya Dika langsung mengambil buku-buknya lalu menarik tangan Arin tiba-tiba.

Sontak Arin kaget. "Eh apa?" tanya Arin.

"Ayo buruan!" ucap Dika yang menarik tangan Arin.

Lalu Arin memandang Tasya dan membuat lirikan seolah-olah bertanya: "Gue nggak apa-apa sama Dika?" Arin takut karena bisa saja Tasya akan cemburu dengan Dika yang menggenggam tangannya.

"Udah sana," titah Tasya. Arin mulai bingung karena dilihat dari mimik wajah Tasya sepertinya Tasya yang memang meminta Dika untuk mengajaknya keluar. Akhirnya Arin membawa buku-bukunya dan ikut bersama Dika.

"Mereka mau ngapain?" tanya Rizky pada Tasya.

"Mungkin masalah anak IPS," alibi Tasya.

Kini Arin sudah berada di luar perpustakaan bersama Dika. "Apaan sih Dik?" tanya Arin yang masih mengikuti Dika.

Kemudian Dika berhenti lalu berkata, "Gue pingin nunjukin sesuatu sama lo." Kemudian Dika mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Keisha yang sedang menaruh buku di rak paling atas.

Arin mengernyit. "Buku Keisha nggak jadi diambilin sama lo?" tanya Arin.

"Bukan, Rin. Tadi pas gue sama Tasya dari ruang coach, kita ngeliat Keisha naruh buku paket kelas sepuluh paling atas biar dia bisa minta tolong sama Rizky buat ambilin," jelas Dika.

"WHAT? Seniat itu?" ucap Arin tidak menyangka.

"Gue rasa foto ini bisa jadi bukti buat Rizky kalau Keisha udah bohong demi dapet perhatiannya Rizky," ucap Dika. "Kapan mau nunjukin ini ke Rizky?"

"Kita kumpulin dulu aja. Jangan hari ini banget asih tahu ke Rizky," ucap Arin.

"Oke, gue yang keep buktinya, ya."

Arin mengangguk dengan mimik wajah sedih dan lesu.

"Udah jangan cemberut gitu. Gue sama Tasya bakal bantu lo, kok," hibur Dika.

Arin memasang senyumnya yang terpaksa. "Thanks."

Lalu mereka berdua berbarengan jalan ke kelas IPS.

"Rin, lo pulang sekolah ikut belajar bareng lagi, kan?" tanya Dika yang tiba-tiba mengganti topik obrolan. Ia mencoba mengalihkan pikiran Arin agar tidak mengingat kelakuan Keisha tadi.

"Ikut, kok," jawab Arin.

"Yes! Bantuin tugas ekonominya, yaaa?" Dika menyengir. Meski Arin memang malas soal sekolah, namun Dika tahu Arin mahir dengan pelajaran ekonomi.

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang