55. Good News

1K 39 7
                                    

Express Yourself - Black Eyed Peas [Bratz Soundtrack]


Beat lagu ini pas banget buat momen  Dika lagi jalan di lorong sekolah bareng Tasya berdua! Enjoy~~

🎹 🎹 🎹

Sinar matahari pagi menyilaukan mata Arin. Kemudian ia membuka matanya dan kini mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Ia masih tidak menyangka bahwa ia bisa kembali lagi bermusik.

Namun tiba-tiba hatinya sedikit panik. Apakah semalam hanya kebetulan saja? Atau kah memang benar ia bisa kembali bermusik? Kemudian Arin bangun dan menyingkirkan selimut dari badannya. Usai mencuci muka, Arin buru-buru pergi ke ruang musik untuk memastikan apa yang terjadi semalam bukanlah mimpi.

Ketika Arin berada di ruang musik, ia langsung membuka penutup tuts piano dan duduk. Setelah menarik napas panjang, ia mulai bermain piano dengan lagu apa pun yang ia bisa dan masih ingat. Lagu terdengar mengalun mengikuti jemarinya membuatnya kini tersenyum lega. Ternyata yang semalam terjadi adalah nyata.

"Arina," panggil ayah dari ambang pintu. Seketika Arin menghentikan permainannya. "Kok kamu di sini belum mandi?"

"Arin cuma mastiin aja." Ayah mengerutkan dahinya tidak paham. Kemudian Arin menjelaskan rasa takutnya. "Arin kira Arin cuma bisa main pas semalam. Ternyata Arin masih bisa kok, Yah."

Ayah tersenyum pada Arin, "Arina, kamu sangat bertalenta. Tentu kamu bisa."

"Thanks, Dad," ucap Arin yang membalas senyum ayah.

"Ya sudah. Kan kamu sudah tahu semua baik-baik saja. Sekarang, gih mandi!" ujar ayah mengingatkan.

Arin menutup penutup piano dan berdiri, "Oke."

🎹

Kini Arin berada di depan loker sekolah miliknya. Ia sedang menaruh buku beratnya ke dalam loker. Lalu tiba-tiba semua orang berkumpul karena sedang melihat sesuatu di ujung lorong sekolah. Beberapa orang yang jauh dari ujung kini berjalan cepat ke arahnya.

Karena penasaran, Arin pun bertanya pada teman sekelasnya, Niki. "Nik, ada apaan?"

"Katanya sih si Dika," jelasnya.

Oh no! Jangan bilang ia bertengkar lagi dengan Rizky? batin Arin dengan jantung yang kini berdegup kencang. Tanpa banyak pikir lagi Arin menutup lokernya dan berjalan cepat ke ujung lorong.

Belum tiba di ujung lorong, Arin sudah melihat apa yang orang-orang hebohkan. Seketika Arin menutup mulutnya karena melihat Dika dan Tasya yang sedang berjalan sambil berpegangan tangan. Kini Arin tersenyum senang pada mereka berdua.

Ketika Tasya melihat Arin, ia langsung berjalan bersama Dika menghampiri Arin.

"Tuh kan, gue bilang apa. Pasti kalian bakal balikan lagi," ucap Arin sambil menyengir.

"Apaan sih, Rin," ucap Tasya sambil malu-malu.

"Jadi kalian kemarin sore jadi ngobrol?" tanya Arin.

"Yep," ucap Dika, "makasih ya, Rin. Kita nggak bisa kayak gini kalau nggak ada lo."

"Apa sih yang enggak buat sahabat-sahabat gue," ucap Arin dengan keras. Ia bermaksud menyindir Rizky yang berdiri tidak jauh dari mereka bertiga.

Rizky yang sedang berada di depan lokernya langsung membanting loker setelah mendengar sindiran Arin. Kemudian Rizky pergi dari lokernya.

"Maaf gue nggak ngasih tahu lo kabar baik ini pas tadi malam," ujar Tasya pada Arin.

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang