58. My Lyrics Editor

1K 42 4
                                    

Boleh dong minta v o t e  nya sebelum baca, huehehe :3

Serius, Shab juga bakal lebih semangat kalau kalian tinggalin 
c o m m e n t  jugaa!

Anyway, lufff yaaa!

🎹 🎹 🎹

Makan malam dengan Elvan telah selesai dan mungkin ini akan menjadi yang terakhir setelah percakapan mereka tadi.

Kini sesuai dengan rencana, Arin pulang dengan Tante Lita. Saat di mobil, sesi wawancara antara Tante Lita dengan dirinya dimulai.

"Jadi dia senior kamu, nih?" tanya Tante Lita sambil menyetir.

"Iya, tapi Arin nggak suka dia, Tante," jelas Arin dengan datar.

"Kenapa? Dia ganteng lho," goda Tante Lita yang sesekali melirik Arin lalu kembali melihat jalan.

Arin menjawab dengan mengangkat kedua bahunya. Ia sendiri tidak tahu apa alasannya. Mungkin karena Elvan bukan tipenya.

"Umm... Apa karena kamu masih sayang Rizky?" tanya Tante Lita dengan ragu-ragu.

Arin langsung menolak, "Nggak, Tan!"

Mengapa jadi banyak yang menganggap alasan ia tidak suka dengan Elvan karena Rizky? Waktu tadi Elvan juga menduga seperti itu. Tentu Arin benci dengan Rizky. Kemarin Rizky bilang lo apa, Rin? Genit dan Murahan! batin Arin mengingatkan dirinya sendiri untuk terus membenci Rizky, meski dari lubuk hatinya masih ada sedikit rasa untuk Rizky.

"Arina, kamu tidak perlu dendam padanya," ujar Tante Lita mengingatkan.

Arin diam dan membuang muka ke jendela di sampingnya.

"Memang dulu Rizky pernah marah denganmu. Tapi bukan berarti kamu bisa marah juga dengannya karena kemarin Rizky mengolokmu seperti itu," jelas Tante Lita. "Bukalah hatimu untuk memaafkannya."

"Dia saja belum minta maaf, lalu buat apa Arin memaafkannya?" tanya Arin dengan nada ketus.

Tante Lita menghela napas dan kemudian berkata, "Tante yakin dia pasti akan minta maaf sama kamu."

 Tak ada jawaban dari Arin, hanya keheningan yang ada.Karena Arin diam, kemudian Tante Lita berbicara, "Maaf Tante bahas Rizky. Kita bahas yang lain aja, deh."

Lalu Tante Lita teringat dengan kabar yang diberitahu oleh Bagas tadi siang melalui SMS. "Kamu tadi dari studio rekaman? Kamu kembali bermusik, ya?" tanya Tante Lita

Dengan cepat Arin tersenyum dan memandang Tante Lita yang masih mengemudi, "Iya Tan."

"I'm so proud of you! Tante senang mendengarnya," ujar Tante Lita yang ikut tersenyum. "Gimana rasanya setelah lama nggak bermain?"

"Awalnya takut, tapi setelah main rasanya lega banget dan nggak nyangka aja," jelas Arin sambil membayangkan saat ia pertama bermain di ruang musik.

"Tante boleh dong dengerin kamu main?" tanya Tante Lita dengan nada memohon.

"Boleh!" Kemudian teringat suatu hal oleh Arin. "Umm... Tante," panggilnya.

"Iya?" tanya Tante Lita yang menatap Arin karena kini mobil sedang berhenti di lampu merah.

"Nanti Arin bakal bikin lagu untuk single pertama Arin, Tante bisa bantu cek lirik?" tanya Arin. Kebetulan sekali Tante Lita adalah seorang editor novel. Mungkin Tante Lita dapat membantunya dalam urusan lirik. Karena selama inI Arin agak sedikit kesulitan dengan membuat lirik.

"Boleh. Nanti Tante akan bantu kamu dalam lirik lagunya," jawab Tante Lita.

"Tenang saja Tan, nanti nama Tante akan Arin tulis karena keterlibatan Tante dalam lagu Arin nanti."

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang