18. Gossip, Gossip, Gossip

1.1K 52 0
                                    

"Kalian chat satu sama lain, ya?"

Mati deh gue, batin Arin yang mulai panik. "Ki-kita-"

Dengan segera Dika memotong perkataan Arin yang terdengar ragu-ragu. "Kita berdua dapat pesan dari grup chat kelas IPS," jawab Dika beralasan.

YAS, good answer Dik! Thank you, batin Arin dalam hatinya sambil memasang senyum pada Dika.

"Oh," ucap Rizky singkat.

"Lagi pada diskusi tugas," ucap Arin yang membumbui kebohongan Dika. Kemudian Arin mendapat pesan lagi dari Dika.

Andika Fernando: Udah, Rin. Nggak usah nambah-nambahin bohong, deh. Entar malah curiga.

Arina Ella: Nggak apa-apa lah. Biar ngeyakinin aja wkwk.

Andika Fernando: Balik lagi bahas tadi. Pokoknya lo harus kasih tahu Tasya soal ini. Biar kita berdua bisa bantu lo.

Arina Ella: Emang kenapa buru-buru, sih?

Andika Fernando: Gue agak curiga Keisha mulai makin cari perhatian sama Rizky.

Arina Ella: Jangan nakut-nakutin gue dong Dik.

Andika Fernando: Gue nggak nakut-nakutin. Gue curiga aja.

Arina Ella: Iya, iya. Nanti gue cerita.

Lalu martabak jumbo diantar oleh seorang pelayan ke meja mereka. "Wiih!" seru Dika sambil menaruh ponselnya.

"Ayo makan!" seru Tasya sambil mengambil potongan martabak manis itu. "Lo nggak makan, Rin?"

"Kalian aja, gue kenyang," ucap Arin berbohong karena sejujurnya ia masih kesal dengan Veron. Ia merasa martabak jumbo sekali pun tidak akan bisa membuatnya memaafkan perlakuan Veron terhadapnya tadi.

Tiba-tiba terdengar pecahan kaca dalam pikiran Arin, dan membuatnya meringis, "Aahh!!" Ia kembali teringat tragedi itu lagi.

"Rin, Are you okay?" tanya Rizky saat mendengar Arin meringis.

Arin mengedip-ngedipkan matanya. "Hah? Gue nggak apa-apa," ucap Arin berbohong.

"Seriusan?" tanya Rizky menatap Arin curiga. Arin menjawab dengan anggukan. Setelah itu, Rizky melanjutkan makan martabak di hadapannya itu.

Dalam lima belas menit, martabak jumbo telah habis dimakan oleh Tasya, Rizky, dan Dika. "Buset! Kalian cepet banget habisnya!" seru Arin yang membulatkan matanya pada piring kosong.

"Audisi cheers bikin gue laper, Rin," jawab Tasya dengan mulut yang masih penuh martabak terakhir.

Tiba-tiba Arin dan Rizky tertawa berbarengan saat melihat pipi dan mulut Tasya terdapat cokelat yang menempel.

"Kalian ngetawain apa, sih?" tanya Tasya setelah menelan kunyahan martabaknya.

"Itu, di pipi lo ada tompel," ucap Rizky terkekeh sambil menunjuk pipi Tasya.

Lalu Tasya mengambil poselnya dan membuka kamera depan. "Ahh, nyebelin!" gerutu Tasya saat melihat wajahnya.

Kemudian Dika mengambil tisu dan tak disangka-sangka ia membersihkan mulut dan pipi Tasya dengan tisu itu. Tasya seketika diam membeku.

What is he doing with me? batin Tasya dengan panik.

Arin langsung menganga saat melihat apa yang dilakukan Dika pada Tasya.

Jarak wajah Tasya dan Dika yang sangat dekat membuat jantung Tasya semakin berdebar. Saat mulut dan pipi Tasya telah bersih, Dika menatap Tasya sambil tersenyum.

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang