69. It's You!

2K 54 2
                                    

OMAGA Chapter terakhir!!

Enjoy dan jangan lupa  v o t e  kalian!

Ohiya, di akhir chapter ini ada surprise lagii!! Kuy baca ajaa

🎹 🎹 🎹

"Rizky?!"

Rizky tersenyum dan tiba-tiba sebuah pelukan datang menyambut Arin. "Selamat ya atas Mama baru kamu," ujar Rizky. "Aku ikut senang."

Dalam pelukan, Arin mematung sampai-sampai tidak bisa mendorong Rizky untuk menjauh. "I-iya, makasih, Ky," jawabnya dengan gugup.

Usai memeluk kini tatapan Rizky beralih pada tangan Arin yang sedang menggengam suratnya.

"Ini surat dari kamu?" tanya Arin yang masih terkejut.

"Ya, itu dariku," jawab Rizky sambil tersenyum.

"Selama ini surat ini dari kamu?! Kamu secret admirer??!" tanya Arin tidak menyangka.

Rizky kini terkekeh pelan. "Pasti kamu selama ini menyangka dari Dika atau Elvan, ya?"

Arin membisu malu, karena Rizky benar. Ia sudah salah sangka dengan dua orang, lebih tepatnya kegeeran. "Berarti ukulele itu hadiah ulang tahun dari kamu?" tanyanya dengan raut yang masih tidak percaya.

Rizky mengangguk tersenyum.

"Makasih, Ky. Tapi kenapa kamu nggak bilang? Kenapa kamu—"

"Shuussh," jari telunjuk Rizky kini menyentuh bibir Arin. "Wanna dance with me? Aku bakal jelasin semuanya kalau kamu mau dansa denganku."

Arin kini melirik ayah dan mamanya. Mana mungkin Arin berdansa di depan orang tuanya, mungkin ayah akan memarahinya. Namun sepertinya orang tua Arin sedang serius dengan dansa di hari bahagia mereka ini.

Tatapan Arin kembali pada Rizky. Sambil tersenyum, ia menjawab, "Baiklah."

Rizky pun menggenggam erat tangan Arin dan mengajaknya ke tengah taman, tempat semua orang berdansa.

Kemudian kedua tangan Rizky memegang pinggang Arin sedangkan kedua tangan Arin melingkari leher Rizky. Jarak wajah mereka berdua kini begitu dekat hingga Arin dapat mencium aroma parfum Rizky.

Kini Arin gugup karena merasa dirinya sedang diperhatikan oleh kedua sahabatnya dari jauh, Tasya dan Dika. Arin yakin seratus persen pasti Tasya dan Dika yang menjebaknya agar bertemu Rizky.

"Hiraukan mereka," ucap Rizky menenangkan Arin.

Arin mengangguk lemah dan kemudian badan mereka begerak pelan diiringi dengan lagu Ed Sheeran berjudul Thinking Out Loud.

"Jadi?" tanya Arin yang meminta penjelasan.

"Maaf aku nggak ngasih tahu kamu soal secret admirer. Tapi, kenapa kamu tidak balas suratku saat aku bertanya siap atau tidaknya bertemu aku?"

"Kamu tuh bagaimana, sih? Aku sebenarnya mau jawab, tapi aku kan bingung mengirimkan jawabannya kemana. Salahmu nggak ngasih aku petunjuk!" gerutu Arin.

Rizky pun terkekeh karena menyadari kebodohannya sendiri. "Tapi kamu senang kan bisa punya secret admirer sepertiku?" tanyanya dengan gaya sombongnya, seperti biasa.

"Seneng? NGGAK!" elak Arin.

"Kenapa?" tanya Rizky yang terkekeh lagi.

"Karena kamu curang!"

Rizky menaikkan alisnya sebelah. "Curang bagaimana?"

"Ingat waktu itu aku kena janji ludah karena nggak ngasih tahu kamu soal secret admirer?" Rizky mengangguk sekilas. "Dan sekarang kamu juga harus kena janji ludah karena merahasiakan dari aku bahwa kamulah secret admirer itu!" gerutu Arin dengan bibir yang dimanyunkan.

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang