Epilog

3.1K 65 9
                                    

THANK YOU SO MUCH BUAT KALIAN YANG BACA SAMPAI EPILOG INI!

Semoga cerita ini nggak ngecewain kalian, yaa😍😍

Sebelumnya maaf kalau masih ada kesalahan dan kekurangan lainnya, karena ini adalah cerita pertama Shab.

Kasih komentar kalian dongg biar Shab kedepannya bisa lebih baik lagi☺☺

Ini dia yang Shab janjiin, lagu MURNI CIPTAAN Shab spesial buat cerita pertama Shab, hihi.. Semoga kalian suka (;

Luff ya, Shab!

🎹 🎹 🎹

Beberapa hari setelahnya...

Arin kini berada di dalam mobil bersama dengan Rizky. Tidak ada Pak Pram karena Pak Pram sedang di luar membuka pintu gerbang rumah. Saat radio dinyalakan, untuk pertamakalinya ia mendengar suara Arin di radio. "Arin, ini lagumu?"

Arin mengangguk. "Aaah, aku malu.  Jangan dengarkan lagunya!" titah Arin yang mengecilkan volume radio dalam mobil.

"Eits," Rizky menarik tangan Arin, "aku harus dengar."

"Ini memalukan, Rizky!!" keluh Arin.

"Kenapa?" tanya Rizky. Arin kini menutup wajahnya dengan seluruh tangannya. "Jangan bilang ini lagu sindiran untukku waktu kita bertengkar?"

Kemudian Pak Pram masuk ke dalam mobil. Saat itu juga, Arin dari kursi penumpang di belakang meminta Pak Pram untuk mematikan radio. "Pak, matiin radionya, pleaseeee," rengek Arin.

"Oalah, ini lagu Non Arin?" tanya Pak Pram dengan logat jawanya.

"Iya, Pak," jawab Rizky, "Pak Pram penasaran juga, kan? Jadi jangan dimatiin, Pak," ujar Rizky menyarankan.

Pak Pram kini ada dipihak Rizky. Sambil menjalankan mobil, Pak Pram dan Rizky menikmati lagunya. Terdengar suara piano yang Arin mainkan juga suara Arin dalam radio dan Rizky mulai mencerna lirik yang ada
______________________________________

Kau bebas berlayar kemana pun kau tuju

Kau bebas tuk terbang kemana pun angin membawamu

Tapi ingat jangan lupa asalmu

Jangan lupa jati dirimu

Jangan buatku tak mengenali dirimu lagi

Reff:

Kemana kau menghilang?

Kemana dirimu yang dulu?

Sesak dengan hal yang berulang

Kapankah engkau berevolusi?

Penuh tanda tanya pada dirimu

Penuh tanda seru dalam dadaku

Yakin kah kau padaku?

Bila tak yakin, tinggalkanku sendiri di sini

______________________________________

"Oooh, jadi ini sindirannya?" tanya Rizky sambil memasang senyum meledek.

"Kan aku sudah bilang. Lagu ini nggak seharusnya kamu dengar," ucap Arin dengan kesal.

"Apa judulnya, Non?" tanya Pak Pram.

"Tanda Tanyamu," jawab Arin.

"Aku penuh tanda tanya, nih?" tanya Rizky.

"Semua cowok itu penuh tanda tanya!" gerutu Arin. "Udah, ah, nggak usah bahas. Aku malu, Ky!'

"Nggak apa-apa. Aku senang kamu kreatif saat galau karena aku. Kayaknya aku harus sering-sering buat kamu galau biar kamu bisa bikin lagu lagi," ucap Rizky yang terkekeh.

"Rizky jangan coba-coba kamu lakuin itu sama aku!" ancam Arin sambil menunjuk Rizky.

Kemudian ponsel Arin bergetar tanda panggilan telepon masuk. Arin mengangkat saat mengetahui nama di layar ponsel adalah Om Radit.

"Iya, Om?"

"Kamu ada jadwal manggung, ya, besok. Om cuma mau ngingetin itu aja," ujar Om Radit di seberang telepon.

"Oke! Oh iya, katanya Om Radit pingin ngobrol sama Rizky." Mendengar namanya disebut membuat Rizky menatap Arin serius.

"Rizky lagi sama kamu?" tanya Om Radit,

"Iya. Arin loudspeaker, ya!"

Setelah menekan tombol loudspeaker, Rizky kemudian bisa mendengar suara Om Radit dalam telepon. "Ada apa, Om?"

"Rizky, Arina setelah ini akan bikin single terbaru. Apa kamu mau duet dan menjadi gitaris Arin?"

"Om serius?" tanya Rizky.

"Om serius. Jadi apa kamu mau?"

"Tentu saja, Om!" jawab Rizky dengan mantap.

"Oke, setelah single Arin ini, kita akan berdiskusi, oke?"

"Oke, siap!"

Tepat saat sambungan terputus, Arin dan Rizky sudah tiba di tempat tujuan mereka. "Sudah sampai," ucap Pak Pram.

"Makasih, Pak," ujar Arin dan kemudian ia dan Rizky turun dalam mobil.

Kini mereka berdua berjalan bersama menuju gerbang makam. Tangan sebelah kiri Arin menggenggam erat tangan Rizky sedangkan tangan sebelah kanannya memegang balon helium berwarna putih.

Ya, Arin akan melakukan ritual menulis surat dengan bundanya hari ini.

Namun sebelum mengunjungi makam bunda mereka pergi menuju makam pertama, yakni makam Papa Rizky. Seperti biasa, tugas Rizky memotong rumput liar di sekitarnya, sedangkan Arin membersihkan batu nisan.

Usai bersih-bersih, mereka menundukkan kepala dan mulai berdoa. Usai dari makam Papa Rizky, mereka pun bangkit menuju makam Steffie Ella.

"Hai, Da!" sapa Arin.

"Halo, Tante!" sapa Rizky juga saat melihat batu nisan Steffie Ella.

Ritual bersih-bersih pun dimulai. Setelah bersih, Arin dan Rizky menundukkan kepala untuk berdoa. Selesai berdoa, Arin melakukan ritual menulis surat untuk bunda.

_____________________________________

Hai, Bunda. Apa kabar di sana?

Arin senang banget bisa punya single sendiri. Makasih ya Bunda! Berkat lagu lullaby ciptaan Bunda buat Arin, Arin jadi bisa main piano lagi!

Nggak hanya itu, Arin juga senang bisa baikan lagi dengan Rizky bahkan Arin tidak menyangka selama ini secret admirer Arin adalah Rizky.

Oh iya, Bunda tahu Arin punya Mama baru? Mama Elitta Friska baik sekali sama Arin. Terkadang wajah Bunda terlihat mirip dengan Mama dan buat Arin makin kangen Bunda. Tapi tenang aja, Da. Arin nggak akan lupain Bunda kok, even ada Mama baru.

Anyway, sampai di sini dulu ya, Da!

Arin sayang dan kangennnn banget sama Bunda!

Dah Bunda!

_____________________________________

🎹 🎹 🎹

THANK YOU

DAN SEE YOU ON MY NEXT STORY!

Bocoran nihh buat kalian:

My next story will be ROMANCE❤

Judulnyaaaaa:

Hehee pantau WP Shab aja dulu😁😁

LUFF YAAA SOO MUCH

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang