54. Lullaby Song

1K 42 2
                                    

Siap-siap seneng di bab ini ya, Readers!!

Tapi sebelum baca, boleh dunggg
v o t e  nyaaa

Luff yaaa😘😘

🎹 🎹 🎹

Hari sudah hampir malam. Usai dari restoran, Tante Lita mengantar Arin pulang ke rumah. Selama perjalanan, Arin diam memikirkan suatu hal. Ia masih belum bisa memberi jawaban soal restu hubungan ayah dengan Tante Lita. Apakah ia yakin Tante Lita bisa menggantikan posisi bundanya kelak?

Lalu pikiran Arin buyar ketika Tante Lita memanggilnya. "Arin, udah sampai rumah kamu, nih."

Arin mengerjap, "Eh iya." Lalu Arin menghadap Tante Lita, "Tante, makasih udah jemput Arin di sekolah dan traktir Arin juga."

Kemudian Tante melepas sabuk pengamannya dan memeluk Arin yang duduk di samping kursi pengemudi. "Tante juga mau makasih sama kamu buat obrolan hari ini," ucapnya dengan lega.

"Sama-sama Tante," ucap Arin yang kini tersenyum tipis.

Tadinya Arin ingin meminta maaf karena belum memberikan jawaban restu soal hubungan ayahnya dengan Tante Lita. Namun niatnya untuk meminta maaf ia urungkan. Arin tidak ingin membuat keadaan menjadi kikuk nantinya.

Kemudian Arin membuka pintu mobil dan keluar. "Hati-hati ya, Tan!"

"I will!"  seru Tante Lita yang kemudian pergi.

🎹

Kini Arin membuka pintu rumah lalu masuk ke rumah. Rumah begitu sunyi. Sepertinya ayah belum pulang. Ketika berada di ruang tamu, Arin melihat bingkai foto bunda. Usai menutup pintu rumah, ia berjalan mendekati foto bunda.

Kini Arin mengelus foto bunda seolah-olah ia sedang mengelus bunda. Arin kembali dibingungkan saat tadi di restoran. Mengapa saat tadi menatap Tante Lita wajahnya menjadi mirip dengan bunda?

Apakah ia terlalu rindu bunda?

Lalu hati Arin tergerak untuk pergi ke ruang musik. Biasanya hal ia lakukan saat merindukan bunda adalah dengan pergi ke makam. Karena sudah malam, hal yang bisa Arin lakukan sekarang adalah dengan pergi ke ruang musik.

Ketika Arin menyalakan lampu ruang musik, ia tertarik untuk mendekati lemari yang penuh dengan buku. Kemudian Arin iseng melihat folder hitam yang berisi lagu-lagu karya bunda.

Arin mengambil secarik kertas not balok yang penuh dengan bercak kuning. Mungkin karena kertas ini sudah terlalu usang. Judul dari lagu not balok kertas itu adalah Ask Me to Dance. Arin ingat bunda pernah bercerita bahwa ini adalah lagu pertama yang bunda tulis untuk ayah. Arin juga pernah diberitahu oleh ayah bahwa lagu ini diputar saat pernikahan mereka.

"Ah, my parent are so sweet," ucap Arin dengan tersenyum senang melihat liriknya yang begitu dalam.

Kemudian Arin mengambil lembar selanjutnya dengan judul lagu yang tercantum Move Away! Arin tahu lagu ini tentang sindiran untuk mantan. Sepertinya lagu ini pas dengan suasana hatinya yang kini membenci Rizky. Meski Rizky bukan mantan pacarnya, setidaknya ia adalah mantan temannya. Iya, kan?

Lalu tiba-tiba secarik kertas dengan bercak kuning jatuh dari folder hitam. Arin menaruh foldernya di meja di dekatnya kemudian membungkuk untuk memungut kertas itu. Kini ia terkejut karena membaca namanya pada kertas itu. Sweet Dream, Arina.

Arin kini berusaha mengingat, apakah bundanya pernah memainkan lagu ini atau tidak. Sepertinya lagu pada album-albumnya tidak ada yang berjudul ini.

Kemudian ia menganalisa not balok pada kertas itu. Di lihat dari alunannya, sepertinya ini adalah lagu lambat. Apakah ini adalah lagu nina bobo yang diciptakan bunda untuknya? Mengapa ia tidak ingat?

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang