27. Embarrassing Morning

1K 55 6
                                    

Heyoo, please tinggalin comment kalian yaa..

Let me know what you thoughts about this story so far 😍😍

🎹 🎹 🎹

Arin membuka matanya lalu bangun dari tidurnya yang nyenyak. Di samping kanan dan kirinya ada Nisya dan Tisya yang masih tertidur. Ia lupa bahwa dirinya sedang menginap di rumah Rizky.

Kini Arin merasa bersalah semalam telah meninggalkan ayahnya sendiri di rumah. Arin malah pergi menginap di rumah Rizky hanya karena masalah Tante Lita yang belum tentu benar.

Benar kata Rizky, nggak seharusnya aku berprasangka buruk sama Tante Lita dan Ayah, batin Arin yang kini sedang merundukkan kepala.

Lalu ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi. Dua jam lagi kelas akan di mulai! Arin yang panik buru-buru membangunkan Nisya dan Tisya. "Girls, ayo bangun," ucap Arin sambil menepuk kedua bahu dua anak kembar itu. Untung saja Nisya dan Tisya tidak sulit untuk dibangunkan. Lalu Arin bangkit dari kasur dan pergi menuju kamar Rizky.

Kamar Rizky tidak dikunci. Ia melihat Rizky yang masih dibalut dengan selimut yang penuh dengan gambar gitar. Arin menghampiri kasur Rizky dan duduk di samping Rizky yang masih tertidur. "Ky," panggil Arin sambil menepuk bahu Rizky, mencoba membangunkannya. Namun tidak ada respon dari Rizky.

"Rizky," panggilnya lagi sambil menepuk bahu Rizky lebih keras dari sebelumnya. Namun Rizky tetap diam tak bergerak. Apakah mungkin efek begadang nonton film bersama membuat Rizky tidur dengan pulas seperti ini?

Arin menatap wajah sahabat kecilnya itu dengan serius. "Kenapa kamu harus setampan ini, sih?" puji Arin yang berbisik.

"Memang aku tampan, Rin."

Sontak Arin berdiri karena kaget mendengar suara Rizky, "IIIH! LO UDAH BANGUN?!"

Rizky membuka matanya lalu tertawa dengan kerasnya sehingga membuat pipi Arin kini menjadi merah bagai tomat.

"Jangan ngetawain gue!!" geram Arin. Siapa coba yang tidak malu bila berada di situasi yang sama dengan Arin seperti ini.

"Hahaha. Akhirnya Arina Ella ngaku juga kalau Rizky Pratama itu tampan," ujar Rizky dengan senyum puas akan kejujuran Arin.

"RESE!" seru Arin memukul Rizky dengan bantal di samping Rizky. Kemudian ia langsung pergi meninggalkan Rizky. Saat hendak keluar dari kamar Rizky, Arin ditahan oleh Rizky.

"Arin, tunggu!"

Langkah Arin terhenti di ambang pintu kamar karena Rizky menarik tangannya. Jantung Arin berdegup dengan kencang saat tangan hangat Rizky menyentuhnya. "Apaan, Ky? Gue mau mandi, nih" gerutu Arin dengan pipi yang masih merah.

"Tadi lo nanya, kenapa gue harus setampan ini, kan? Memangnya kenapa kalau gue tampan?" tanya Rizky dengan alis yang bertautan.

Kini Arin membisu. Namun tidak dengan hatinya yang kini berteriak, Karena lo tampan bikin gue makin jatuh hati sama lo!

"Arin?" panggil Rizky karena Arin masih bungkam.

Tiba-tiba datang Tante Anita dan ia melihat Arin dengan wajah sedih. "Aduh, kalian apaan sih? Kalian berantem?" tanya Tante Anita menduga. Tante Anita sama seperti bunda Arin yang sudah biasa melihat ribut kecil Arin dan Rizky.

"Udah ah nggak usah berantem. Sana kalian mandi terus sarapan. Mama udah siapin sarapannya, tuh," ucapnya pada Rizky dan Arin.

"Iya, Mah," jawab Rizky.

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang