2. The Concert Tickets

4.3K 151 5
                                    

Di hari Minggu pagi, terdengar bunyi bel rumah Arin. "Permisi!" Baru jam delapan, Rizky sudah berada di rumah Arin.

Terdengar suara Steffie yang sedang membukakakn pagar rumah. "Hai Rizky. Pagi banget datangnya. Arina masih tidur, tuh! Bangunin, gih."

"Iya, Tante." Kemudian Rizky masuk ke rumha dan menaiki anak tangga menuju kamar Arin di lantai dua.

Saat pintu terbuka, terlihat Arin yang masih tidur. "Arin! C'mon, wake up!" seru Rizky sambil menarik selimut. Terlihat wajah Arin dibalik selimut dengan mata yang masih terpejam.

"Nanti aja, ah! Ini masih libur, Ky!" keluh Arin sambil menarik kembali selimutnya. "Pagi-pagi banget sih datengnya."

"Gue dapet Line dari lo tadi malem tentang kita bakal tampil di konser Bunda lo. Makanya, gue datang pagi-pagi buat protes!" gerutu Rizky yang kembali menarik selimut.

"Oya, konser, ya? Nanti aja, deh," ucap Arin terkantuk-kantuk. Lalu, tiba-tiba ia tersadar dengan ucapan Rizky tentang protes. Ia langsung membuka matanya lebar-lebar, "Hah? Protes? Kenapaaa?"

"Gue nggak mau! Malu-maluin, ah!"

Dengan rambut kusutnya, Arin berdiri dan menarik tangan Rizky. "Nggak! Pokoknya lo harus tampil. Ayo!" titahnya sambil menarik tangan Rizky dan mengajaknya keluar kamar.

Namun Rizky melepas genggaman Arin. "Rin, lo nggak mandi dulu? Gross!"

Arin melihat Rizky yang sudah berpakaian rapi sedangkan dirinya masih mengenakan piama. "Umm, hehehe. Gue mau mandi dulu, deh. Lo ke bawah aja sarapan dulu sama Bunda," kata Arina sambil menyengir lebar. "Tapi, jangan kabur dari rumah," lanjut Arin sambil memicingkan matanya.

"Kalau nggak mau gue kabur, lo jangan lama-lama mandinya," kata Rizky sambil keluar dari kamar.

"Iyaa," jawab Arin sambil buru-buru berlari menuju kamar mandi.

🎹

Di ruang makan, Rizky bersama Steffie sedang sarapan. Saat sarapan itulah Rizky membujuk Steffie untuk tidak mengikutsertakan dirinya dalam konser. Dengan beberapa nasehat, akhirnya Rizky mau ikut tampil.

Beberapa lama kemudian, datang Arin sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuknya . Kemudian ia menarik kursi dan duduk. Ia mengolesi selai kacang pada rotinya, "Jadi, mau tampil lagu apa, nih?"

"A Thousand Miles, yuk? Lagunya Vanessa Carlton," usul Steffie

"Boleh, tuh!" seru Rizky. "Nanti Tante yang nyanyi sambil main piano dan Rizky yang main gitarnya."

Yang tadinya Arin ingin melahap rotinya, terhenti dan berkata, "Lha? Terus Arin ngapain?"

"Yaa..." Rizky diam dan berpikir, "megangin mic-nya aja, gimana? Hahaha," ledek Rizky bercanda.

"Ih, seriusan!" keluh Arin sambil mendorong bahu Rizky.

"Gini, deh. Bunda yang nyanyi, Arin main piano, terus Rizky main gitar. Bagaimana?" tawar Steffie.

"Emang cocok kalo lagu itu dimasukin gitar? Kan, lagu aslinya cuma pake piano aja," tanya Arin sekaligus menjelaskan.

"Cocok, kok! Pake gitar aja, jadi kita akustikan" jawab Steffie

"Ya sudah, yuk! Kita coba aja," kata Rizky sambil bangkit dari kursi.

"Yuk!" Steffie ikut berdiri dan berjalan menuju ruang musik.

"Eh, tungguin! Arin belum selesai sarapan, tauu!" seru Arin sambil mengunyah rotinya dengan terburu-buru.

"Salah sendiri mandinya lama," ledek Rizky sambil menjulurkan lidah. Arin hanya bisa menjawab dengan sebuah dengkusan kesal pada Rizky.

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang