Hari ini Arin sama sekali tidak berkomunikasi dengan Rizky di sekolah. Ia pun tidak bisa berkonsentrasi dengan setiap pelajaran yang ada. Mood-nya benar-benar tidak sedang baik hari ini. Namun ada satu hal yang mungkin akan mengembalikan mood-nya: Mencurahkan isi hatinya pada bunda.
Sudah lama sekali Arin tidak curhat dengan Bunda. Terakhir ia curhat adalah tentang berharap masa kelas sebelasnya akan menyenangkan. Namun ternyata, doa yang waktu ia tulis tidak terkabulkan. Masa-masa kelas sebelas begitu banyak permasalahan. Dimulai dengan tugas yang banyak juga pertengkaran dengan Rizky.
Sepulang sekolah Arin meminta Pak Pram untuk mengantarnya ke makam bunda. Ia juga tak lupa untuk membeli balon yang sudah menjadi rutinitasnya saat ia ingin curhat dengan Bunda.
Kini Arin telah berada di depan pintu masuk pemakaman. Sebelum ke makam bunda, Arin memutuskan untuk ke makam Papa Rizky.
Arin berjongkok saat sudah berada di depan makam Papa Rizky. Ia pun mulai berdoa dengan mata terpejam.
Arin tiba-tiba teringat memori dimana Papa Rizky yang meminta Rizky untuk selalu menjaga Arin. Apa yang akan Papa Rizky katakan bila melihat dirinya dan Rizky bertengkar hebat seperti ini? Terbayang oleh Arin wajah kekecewaan Papa Rizky dalam benaknya.
Lalu kini Arin berjalan menuju makam Bunda. Arin mencoba untuk menghembuskan napas dengan perlahan sebelum menulis suratnya pada bunda. Saat sudah siap, Arin mengeluarkan kertas dan penanya dan mulai menulis.
_______________________________
Dear Bunda,
Arin kira masa kelas sebelas akan menjadi menyenangkan. Ternyata tidak, Bunda.
Keadaan semakin memburuk. Arin telah merusak persahabatan Arin dengan Rizky. Disaat Rizky nyaris mengungkapkan perasaannya, kita malah bertengkar setelah Rizky menemukan foto Arin bersama Dika.
Arin bingung harus bagaimana??? :( Help Arina, Bunda.
Benar ya kata pepatah, senang dan sedih datangnya satu paket.
_______________________________
Usai Arin menulis surat ia menggulung kertasnya. Kali ini kertas yang ia tulis sedikit sulit untuk digulung, karena keadaan kertas itu basah akan air mata Arin selama menulis. Akhirnya kertas dapat digulung meski tidak sempurna.
Kini Arin menatap balon berwarna abu yang tadi ia beli. Arin memilih warna tersebut karena warnanya yang sesuai dengan hatinya yang kini sedang kelabu. Lalu ia pun mengikat tali balon pada gulungan kertas dan diterbangkanlah surat itu.
Usai menerbangkan Arin buru-buru keluar dari pemakaman karena hari sudah semakin sore. Lalu di gerbang ia terkejut saat melihat Rizky yang sedang memarkirkan motornya. Dengan segera Arin bersembunyi di balik tembok gerbang pemakaman. Syukurlah aku sudah selesai. Kalau Rizky datang saat tadi aku masih menangis, pasti akan sangat memalukan, batin Arin sambil bernapas lega.
Dari balik tembok Arin mengintip Rizky yang masih berada di parkiran motor. Ia sedang mengeluarkan sebuah golok yang biasa ia gunakan untuk memotong liar di makam Papanya dan Bunda Arin. Arin jadi menyesal karena tadi lupa untuk membersihkan makam Bunda. Mungkin karena sudah terbiasa Rizky yang selalu membersihkan rumput liar, sedangkan tugas Arin yang selalu mengelap batu nisan.
Saat Rizky masuk ke pemakaman, Arin tidak bergerak sedikit pun dibalik tembok gerbang agar tidak ketahuan oleh Rizky. Kemudian Arin berjalan jinjit untuk keluar dari pemakaman.
Sebelum ia benar-benar keluar dari pemakaman, ia sempat menoleh untuk melihat Rizky lagi. Terlihat olehnya Rizky yang sedang berjalan menuju makam bundanya. Untuk apa ia ke makam Bundaku? batin Arin bertanya-tanya.
Tidak disangka, meski Rizky sedang bertengkar hebat dengan Arin, Rizky masih mau membersihkan makam bundanya. Seketika air mata Arin mengalir karena terharu. "Thank you, Ky," ucap Arin seolah sedang berbicara dengan Rizky.
Kemudian ponsel yang Arin genggam bergetar. Ayah baru saja mengirimkan pesan dan memintanya untuk segera pulang.
🎹
Saat ini Arin dan Pak Pram sudah berada di rumah. Saat di gerbang rumah, Arin melihat mobil silver yang terparkir di dalam garasi mobil di garasi. Arin ingat dengan pemilik mobil silver itu. Apakah Tante Lita sedang di sini? batin Arin.
Saat masuk, di ambang pintu rumah terlihat Bagas yang sedang menunggu Arin. Ini kedua kalinya Bagas melihat anaknya pulang dari sekolah dengan wajah lesu.
"Kamu masih bertengkar dengan Rizky?" tanya Bagas.
Arin menghela napas lalu menjawab, "Arin lagi nggak mau bahas dulu, Yah."
"Baiklah," ucap Bagas.
"Ayah, Tante Lita lagi di rumah?" tanya Arin sambil menunjuk mobil silver.
"Iya. Tante Lita habis pulang dari Bandung. Maka itu dia mampir untuk memberi oleh-oleh," jawab Bagas. "Ayo masuk."
🎹 🎹 🎹
Jangan lupa tinggalin v o t e kalian.
Luff yaa pokoknyaaaaaa,
Shabrina Huzna😘Keep up-to-date with me on my Instagram!
Instagram: shabrinafhuzna
KAMU SEDANG MEMBACA
Arina Ella
Teen FictionCOMPLETED✅ 🎥Yuk, tonton Trailernya di Chapter pertama sebelum baca ((: --- Arina Ella gadis SMA yang merupakan anak dari seorang pianis dan penyanyi terkenal, Steffie Ella. Bakat musik bundanya menurun pada Arina dan membuatnya juga ingin menjadi p...