49. Let's Talk

989 37 0
                                    

DOUBLE UPDATE!! YAYY

Jangan lupa  v o t e
dan  c o m m e n t  nya yaa!

Biar Shab makin semangat nulis, hehe..

Sekarang Shab bisa bobo nyenyak, deh.. Enjoy!

🎹 🎹 🎹

Usai berlatih, Tasya mencari Arin. Ternyata Arin menunggunya di dekat gerbang sekolah. "Ayo," ajak Arin pada Tasya. Kemudian Tasya masuk ke mobil Arin.

Ketika sampai di Sugar Cafe, Tasya melihat Veron yang sedang berada di atas panggung kecil kafe.

Ketika sampai di Sugar Cafe, Tasya melihat Veron yang sedang berada di atas panggung kecil kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Tasya menatap Veron dengan sedikit was-was. Melihat Tasya yang sedang memperhatikan Veron dengan tajam membuat Arin tertawa kecil.

"Tenang aja, dia nggak akan ganggu kita," ucap Arin dengan santai.

"Beneran?"

"Iya. Ayo kita duduk," ajak Arin sambil menunjuk tempat yang kemarin ia duduki.

Usai memesan, perbincangan pun dimulai. "Sya. Gue tahu lo sakit hati saat dengar gue pernah jadian sama Dika. Dan lo mau tahu alasannya kenapa?"

Tasya menatap Arin serius dengan dahi yang dinaikkan seolah bertanya: "kenapa?"

Arin menghela napas dan kembali menjelaskan. "Bukan karena gue sayang sama Dika, tapi karena gue sayang sama Rizky."

Tasya menatap Arin dengan wajah kebingungan karena tidak memahami maksud Arin. Apa hubungannya Dika dengan Arin yang sayang Rizky? batin Tasya.

"Gue pikir jadian dengan Dika akan membuat gue nggak suka Rizky lagi. Ternyata tidak ada yang berubah dan gue masih sayang sama Rizky."

Tasya membelalakan matanya. "What?" Seriously?"

"I know, gue bodoh banget waktu itu nerima Dika gitu aja. Pada akhirnya kita putus pun karena gue masih sayang sama Rizky," jelas Arin dan kemudian menarik napas panjang dengan lega. Akhirnya ia bisa mengungkapkan alasan sebenarnya pada Tasya.

"Jadi lo nggak pernah suka dengan Dika?" tanya Tasya yang masih tidak percaya.

"Iya, Tasy. Lo tahu sendiri kan perasaan gue sama Rizky kayak apa."

"Oke, gue percaya lo nggak suka sama Dika," lalu Tasya melipat kedua tangannya di depan dada, "tapi gue nggak yakin dengan perasaan Dika sekarang. Kan bisa aja dia masih suka lo," gerutu Tasya dengan alis yang kini bertautan.

"Lo mau tahu sesuatu?"

"Apa?" tanya Tasya dengan nada datar, seolah-olah tidak mau tahu sebenarnya.

"Sebelum Dika nembak lo, dia udah siapin bunga buat nembak lo." Perkataan Arin membuat Tasya  bangun dari senderan kursi. "Tapi pas sebelum pertandingan, entah bagaimana bunga itu hilang dari tasnya. Di situ dia bener-bener panik lho, Tasy."

"Jadi intinya, dia pingin membuat momen itu menjadi yang momen terspesial buat lo. Karena Dika sayang banget sama lo, Tasy. Karena pas pacaran sama gue, Dika nggak pernah ngelakuin hal romantis kayak gitu."

"Oke-oke stop bahas Dika," ucap Tasya yang mulai malas.

"Gue yakin, even lo masih marah sama Dika, lo masih sayang, kan?" tanya Arin sambil tersenyum jahil.

"Udah, ah. Nanti gue marah lagi nih sama lo," ancam Tasya.

Arin tertawa kecil. "Iya-iya. Udahan bahas Dikanya."

Tiba-tiba datang seorang pelayan yang membawa minuman mereka berdua."So, kita baikan lagi, nih?" tanya Arin sambil mengangkat gelasnya, mengajak Tasya untuk bersulang.

"Ya! Cheers," seru Tasya sambil bersulang dengan Arin lalu meminum minumannya.

"Makasih ya, Tasy. Lo udah mau denger penjelasan gue," ucap Arin dengan lega.

"Gue nggak tahu kenapa nggak bisa marah sama lo. Mungkin karena kita udah temenan lama," ucap Tasya yang jujur. Ia merasa lega telah mendengar penjelasan Arin. Ternyata alasan Arin tidak seperti yang ia kira.

Tak selang beberapa menit, tiba-tiba Arin teringat suatu hal. "Tasya. Soal foto itu, sebenarnya gue udah buang. Tapi entah kenapa bisa di tangan Rizky. Lo tahu siapa yang ngasih Rizky itu?"

"Kemarin gue udah ngobrol banyak sama Rizky, dan gue juga sempet nanyain itu ke Rizky," ucap Tasya.

"Dan dia bilang apa?" tanya Arin dengan penasaran.

"Dia bilang itu dari Keisha."

"WHAT?!"

"Kok gue ada perasaan nggak enak ya, Rin? Bisa aja nggak, sih, Keisha balas dendam sama kita karena kita udah gagalin PDKT-nya dengan Rizky?"

"Gue juga mikir gitu, Tasy," ucap Arin.

Tiba-tiba Veron berjalan melewati meja mereka dan berkata, "Ciee, udah baikan, niih?"

Ucapan Veron membuat mereka berdua sama-sama kaget. "Veron!" bentak Arin sambil memelototi Veron. Kini Veron sudah jauh dari meja mereka.

"Kok dia tahu kita--"

Arin mendengkus keras. "Kemarin gue dateng ke kafe ini sendiri. Makanya dia tahu kalau kita berantem."

Tasya kini memutar bola matanya. "Kebiasaan ya itu anak. Masih nyebelin."

🎹 🎹 🎹

Akhirnya satu masalah kelar.

Untunglah Tasya nggak drama ya (kayak Keisha) wkwkw.

Kalau Tasya dibikin sama Shab punya sifat drama queen, ADUHAII.. Ribet kali masalahnya yak wkwk

See ya in da next chapter!

Luff ya,
Shabrina Huzna😘

Instagram: shabrinafhuzna

Arina EllaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang