66

5K 477 62
                                    

'Terkadang cinta itu harus berkorban.. maka hari itu juga aku akan berkorban untuk kesembuhannya.. terimakasih karena sudah mengisi kekosongan hati ini.. Guanlin.. aku mencintaimu' - Vely  Park.
-

-

-

Hari ini hari dimana Vely akan dimakamkan dan hari dimana operasi Guanlin dilaksanakan.

Keluarga Guanlin tidak ada yang datang ke tempat terakhir Vely karena mereka juga harus menemani Guanlin yang sedang berjuang disana. Keluarga Vely memakluminya, mereka bilang 'tak apa jika tak datang hari ini, besok kan masih bisa.'

Juga Quanyi yang tiba2 saja kesehatanya drop karena kabar itu, dia senang juga sedih. Bagaimana ia akan menjelaskannya pada sang anak nanti ketika ia bangun?

-

"Huhuhu...Vely..." Mamanya Vely, sebut saja namanya (y/n)

 "Ma, kakak mana?" Tanya Papa Vely bernama Chanyeol pada (y/n).

"G-ga tau..hiks..pa, mama..mama masih ga rela kalau Vely benar meninggalkan kita..hiks.." Mama kembali menangis, lalu Chanyeol memeluknya.

"Jangan nangis ma, ikhlasin Vely.. papa ga mau kalau Vely liat mamanya sedih, dia juga pasti sedih disana.." Chanyeol mengelus punggung (y/n).

Teman2 Vely semuanya pada dateng, termasuk Cecan Squad. Mereka yang paling sedih disini, bagaimana tidak? Karena sahabat terbaiknya telah meninggalkan mereka untuk selamanya.

"Hiks..Vely, semoga lo baik2 aja disana..hiks.." - Sohye

"Huhuhuu...Vely, kenapa lo tinggalin kami semua dan juga, kenapa lo tinggalin Guanlin disaat kondisinya lagi memburuk, Ly? Huhuhu..hiks..hiks.." – Somi

"Lo tau, waktu kami mendapat kabar itu Somi langsung pingsan tau,dan kami juga sangat terpukul atas apa yang terjadi..Ly..hiks..lo sahabat terbaik yang pernah gue punya..semoga lo bahagia disana..maafin semua kesalahan kita ya, Ly. Kita semua juga udah memaafkan kalo misalnya lo punya salah sama kami" Kata Ucup

-

-

-

"Sayang, kamu gapapa kan?"

Tok tok tok..

Sudah sekian kalinya Sejeong mengetuk pintu kamar suaminya-Jihoon. Tapi, tak ada balasan sama sekali. Ya, Jihoon mengunci dirinya dikamar.

Itu terjadi, setelah Jihoon menemukan buku diary milik adiknya dan mulai membacanya, ia juga memberitahukan semuanya pada kedua orangtuanya sambil menangis. Iya, Jihoon menangis, baru kali ini dia menangis hingga tersedu2. Sejak hari itu Jihoon mulai mengurung dirinya dikamar.

Shit! Kenapa gue ga bisa jadi kakak yang baik sih!? Dan kenapa harus Vely!? Kenapa ga gue aja!?

"Sayang, jangan buat aku khawatir.. kamu keluar ya.. sekarang.."

"..."

"Jihoon, Jihoon sayang.."

"..."

"Hoon?"

"..."

Sejeong mulai khawatir, lalu menelfon sepupu Jihoon -Seonho.

"Halo.." Kata Sejeong begitu sambungannya terhubung.

"Halo kak, kenapa ya?"

"Lo sekarang dimana, Ho?"

"Lagi dirumah orang tuanya Vely, habis pulang dari pemakaman tadi..Emangnya kenapa kak?"

"Hiks..hiks..bisa bantu kakak sekarang ga, Ho? Jihoon.." Sejeong mulai menceritakan apa yang terjadi...

"Oke, gue kesana sekarang." Setelahnya Seonho memutuskan sambungan telefon secara sepihak.

-

-

"Terimakasih untuk semua para tim medis, operasi ini berjalan dengan lancar."Kata seorang dokter yang ikut dalam Operasi tersebut.

Ceklek.

"Dok, bagaimana?" Seorang wanita paruh baya.

"Semuanya berjalan dengan lancar, anak ibu sekarang sudah sembuh total, tapi..dia belum sadar dari tidurnya, mungkin 1 jam lagi atau mungkin beberapa menit lagi. Dan satu hal lagi.. transplantasi jantung ini juga ada efek sampingnya.. saya kurang tahu efek samping seperti apa yang akan dirasakan oleh saudara Guanlin nantinya.." Lalu dokter pergi dari hadapan mereka.

"Ma-pa, aku mau ke rumahnya Alm. Vely..mau ke makamnya juga...?" tanya Soyeon.

"Titip salam sama mereka dari mama dan papa, papa mau jagain mama kamu yang masih kurang enak badan."- Yixing.

"Iya, pa."

Kemudian Soyeon pergi ke kediaman keluarga Park dan menyampaikan salam dari papanya. Ia disana menangis tanpa henti karena ia juga sudah menganggap Vely seperti adik kandungnya sendiri.

-

Tanpa mereka ketahui, Guanlin baru saja sadar dari masa komanya.

Dan ia mulai membuka netranya dengan perlahan. 

Kemudian mengatakan sesuatu dengan perlahan."Vely..aku..merin..dukan..mu.."


-

-

Di lain tempat..


Seseorang mengerakkan tangannya perlahan dan mengucapkan sesuatu tetapi netranya masih tertutup.

"Aku..juga..merin..dukan..mu.." 


"Kamu sudah bangun?!"

Netra itu mulai terbuka dengan perlahan..


"Dokter! Dokter cepatlah kemari!!" Teriak seseorang.


-

-

-

-

-


----------END-----------


-

-


-

-


Dorr!!


Ketipuu~ 


Hehehehehe..


belum end kok.. 

bercanda.. 

tapi, kurang 1 atau 2 chap lagi selesai^^


sampai jumpa dichap selanjutnya^^

Cool || Lai Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang